Selesai briefing dengan seluruh crew, Cinta bersiap-siap untuk pulang. Di saat bersamaan Dhani menghampiri Cinta.
"Cinta."
"Iya, Kang?!"
"Hmmm..." Dhani tampak ragu.
"Ada apa, Kang?"
"Kamu ada acara nggak malam ini? Atau langsung pulang? Kuliah kamu udah kan tadi?"
"Nggak ada acara, Kang. Mau pulang. Ada apa, Kang?"
"Bisa temani saya sebentar?"
"Ohh iya, Kang. Siap."
"Bagus." Dhani tersenyum. "Ayo."
Mobil yang dikendarai Dhani pun menembus jalanan pusat kota. Dan tempat yang mereka tuju adalah sebuah restoran Jepang. Cinta mengernyitkan kening. Ada temu klien kah?!
Dhani keluar dari mobil, diikuti Cinta. Lalu mereka jalan beriringan masuk ke dalam restoran tersebut.
"Sudah pesan?'
"Saya ada janji dengan tamu lainnya di sini." Ujar Dhani. "Itu mereka." Tunjuknya kemudian.
"Ohh baik. silakan."
"Terimakasih."
"Sama-sama, Pak."
"Bu." Sapa Dhani. Pasangan suami istri paruh baya itu pun melirik.
"Ehh Dhani. Ayo duduk." Sahut Bram. Dhani mengangguk. Senyum Resti mengembang. Sedang Riri, diam-diam mengamati Cinta.
"Siapa ini?" Tanya Resti takjub anaknya yang dingin tiba-tiba membawa perempuan ke acara keluarga.
"Cinta." Cinta segera menyalami Bram, Resti dan Riri. Tatapan Riri mengekor.
"Ayo, silakan duduk. Mau pesan apa Dhan? Cinta ayo dipilih-pilih menu nya." Ujar Bram hangat. Cinta hanya mampu mengangguk segan. Bingung. Itulah yang ia alami sekarang.
"Mau makan apa, Ta?" Cinta tersenyum simpul. Ta, tumben manggilnya kerasa akrab. Biasanya lengkap. Cinta. Batin Cinta.
"Samain aja, Kang."
Mendengar Cinta memanggil Dhani diembel-embeli, Kang, Resti tersenyum penuh arti.
Cinta melihat keluarga ini nyaris sempurna. Ya nyaris karena di balik keharmonisan ada sesuatu yang mengganggu instingnya. Dhani dan Riri tampak saling menghindar.
"Pak, Bu. Dhani duluan ya. Mau antar Cinta pulang dulu."
"Oiya hati-hati, Dhan."
"Iya, Pak."
"Ibu, bapak, terima kasih banyak untuk makan malamnya."
"Sama-sama. Kapan-kapan mainlah ke rumah." Sahut Resti
"Iya, Bu. Insyaallah." Sahut Cinta sembari menyalami kedua orang tua Dhani. "Duluan ya." Pamitnya pada Riri. Riri mengangguk.
"Yuk." Ajak Dhani sembari mempersilakan Cinta untuk jalan lebih dulu.
Sepanjang perjalanan Cinta dan Dhani diam tanpa suara. Mobil hanya diramaikan oleh lagu yang diputar oleh Dhani. Dhani tampak fokus menatap jalanan, sedang Cinta ia salah tingkah sendiri.
"Makasih ya udah mau nemenin saya malam ini." Akhirnya Dhani buka suara saat mobilnya berhenti tepat di depan rumah Cinta.
"Sama-sama, Kang. Makasih juga udah diajakin terus sekarang udah dianterin pulang." Dhani tersenyum tipis. "Mampir dulu, Kang?" Tawar Cinta berbasa-basi. Dhani menggeleng lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Dhani
RomanceDhani hanya seorang pemuda biasa yang terluka karena cinta, ia harus merelakan cintanya menyerah demi kebahagian yang lain. Sampai akhirnya hadir seorang perempuan bernama Cinta. Mampukah Cinta mengobati luka Dhani. Mengubah cara mencintai Dhani. Se...