018

313 25 1
                                    

Malam harinya semuanya tertidur akibat banyak menangis , Zoro keluar ke halaman belakang untuk menenangkan dirinya sendiri

Dia duduk dibawah pohon sambil menatap laut , matanya tak pernah membengkak sampai seperti ini , dirinya terlalu Lelah , tenaganya habis terkuras ini jelas bukan Zoro yang kita kenal dia sangat amat rapuh kehilangan orang yang dicintainya

Kepalanya mulai menayangkan dimana Nami pernah bertanya siapa yang dia cintai antara Nami dan Robin , jelas jelas waktu dia pun masih belum mengerti siapa yang dicintainya.

Didalam rumah
Nari melihat Zoro pergi keluar dia pun ingin menyusul papanya tapi ada yang memanggilnya nya
"Eh ya nobin , ada apa??"tanya nari setelah nobin memanggilnya
"Nari kau tolong kasih selimut dan temani ayah , dia sedang sedih"ucap nobin sambil menyodorkan selimut

"Baiklah , tapi aku ini kaka mu!! Panggil aku Kaka!!"protes nari sambil menerima selimut
"Kita ini hanya beda dua tahun!!"protes nobin balik
"Tetap saja aku ingin dipanggil Kaka!!"paksa nari sambil menarik telinga nobin yang diatasnya
"Awwh , baiklah baiklah, oh yaampun kau galak sekali!!" Nari kemudian meninggalkan nobin dan menyusul papahnya

"Yaampun , nari seperti seorang penyihir saja"nobin bergidik membayangkannya lalu kembali ke alam tidurnya.

Diluar

Zoro masih memikirkan Semua kebingungan ini membuat Zoro seperti menjadi gila saja. Zoro menutup matanya tapi kembali membukanya kembali lalu melihat seseorang didepannya

Seorang wanita berambut oranye panjang dengan wajah mirip dengan wanita itu.

"Nami"gumam Zoro meracau saat melihat wanita di hadapannya yang jelas jelas adalah anaknya.

"Papah?? Apa papah baik baik saja??"tanya nari sambil duduk disebelah Zoro dan memakai kan selimut kepada Zoro
"Ahh nari , ternyata kau, anak perempuan papa satu satunya"ucap Zoro sambil mengelus kepala nari

Nari tercengang oleh tindakan yang Zoro lakukan yang tak pernah bisa ia rasakan sebelumnya tanpa menyadari air matanya turun saking bahagianya

"Ehh ada apa nari ?? Apa aku membuat kesalahan??"tanya Zoro panik

"Ti-tidak papah , hanya saja ini pertama kalinya untuk ku merasakan sosok papah berada di sampingku yang mengelus kepala nari lembut , aku bahagia hiks"Isak nari
"Seandainya papa datang lebih cepat pasti mamah tak akan meninggalkan kami hiks"

"Maaf"lirih Zoro membawa nari ke pelukannya , sambil mencium pucuk kepalanya
"Hangat"lirih nari.

"Papa apa aku mirip mama ?"tanya nari polos sambil menatap Zoro
"Mirip persis!"

"Oh ya maru dimana ?"tanya Zoro
"Kaka mungkin dikamar mama , biasanya kalau kaka sedang marah atau sedih dan tak ingin diganggu Kaka selalu berdiam diri di kamar mama. Waktu mama masih ada juga Kaka yang paling dekat dengan mama" jelas nari

Zoro mengangguk mengerti
"Papa , mama bilang semua yang didalam diri Kaka semuanya menurun dari papa. Jadi apa papa sering tersesat juga??"tanya nari

"Benarkah?? Ahh yaa aku sering tersesat dan sekarang pun masih haha" jawab Zoro tergelak mengakui dirinya sendiri sering tersesat

"Papa ceritakan mama dulu waktu dikapal!! , Walau paman luffy dan yang lainnya pernah menceritakan nya tapi aku ingin mendengar nya dari papa"ucap nari antusias

Zoro mengangguk
"Hmm kita mulai dari mana ya?? , Ahh yang pertama Nami itu paling menyukai uang dan emas , lalu dia wanita yang tahan minum , dia galak sekali! , Jika aku tersesat aku sering diomeli nya , dia selalu menyuruh ku ini itu dan aku selalu menggerutu jika berada di dekatnya , dia senang mencuri dan menggoda siapapun. Tapi dia adalah wanita tercantik yang aku temui dia sangat pintar dan licik , wanita penyuka jeruk dan uang itu selalu membuat aku uring-uringan , tanpa aku sadari Nami telah menjadi wanita yang paling candu bagiku" Zoro menceritakan Nami versi dirinya

"Nah sekarang ceritakan tentang dirimu dan maru"ucap Zoro

"Aku senang mencuri!! , Aku pandai bernavigasi seperti mama , aku paling senang memalak Genio dan pemuda di desa ini dan desa sebelah , hingga kakek dan pemimpin desa sebelah menjadikan aku wanita paling berbahaya!! Itu sangat keterlaluan!! Tiap hari kakek genzo , Genio , dan ka maru selalu menolak surat lamaran dari penjuru desa."

Zoro mendengar kan dengan seksama sambil memperhatikan ekspresi wajah nari yang sangat mirip dengan Nami hingga dia bahkan tak bisa membedakan keduanya. Entah ia harus senang atau sedih.

"Nah kalau kaka , kaka sering tersesat hingga membuat semua orang sampai hewan disini gempar mencari Kaka kesana kesini , Kaka sering tertidur dimana saja , kakak sangat kuat!! , Kaka sangat membantu kami , bahkan dari umur ke tiga belas Kaka sering menggendong mama jika mama beres minum banyak. Kaka juga terkadang senang membantu membawa beban berat orang orang , aku dan semua orang didesa ini sangat mengandalkan Kaka dan juga sangat menyayangi nya"jelas nari antusias penuh semangat dalam dirinya

Zoro tertawa kecil dan mengangguk mengerti
"Kau senang mencuri juga hmm?? Siapa yang mengajari mu ?? Nami kah?"gelak Zoro
"Tidakk!! Mama tak pernah mengajari ku mencuri tapi kata bibi ini bakat yang turun dari mama!!"elak nari mendengus

"Baiklah baiklah , kemari"Zoro menarik nari lalu menidurkannya di pahanya , Zoro mengelus ngelus kepala anaknya lembut mereka terus bercerita sampai nari ketiduran di paha Zoro , Zoro sepertinya tak ada niatan tertidur selain terus memandangi anak perempuan nya yang baru saja ia ketahui keberadaannya

Sebelum nari benar benar terlelap dia menanyakan sesuatu sambil menahan kantuk berat
"Papa , mama bilang kalau aku bertemu denganmu aku harus mengatakan ini kepada papa karena Kaka pasti tak bisa. Aku sangat mencintai mu , itu kata mama. Papah apa papa mencintai mama juga??"lalu setelah menanyakan itu nari benar benar ditarik kedalam mimpi nya

"Aku juga mencintai nya nari , sangat mencintai nya. sebelumnya Nami juga menanyakan itu sebelum dia pergi , aku tak tahu harus jawab apa , apakah aku mencintai nya atau Robin. Tapi selama Nami tidak ada dikapal bersamaku , aku merasakan hal yang sangat amat hampa dan kosong sampai pada akhirnya saat aku menemui Nami tadi sore aku mengerti perasaan apa yang aku rasakan kepadanya , aku sangat mencintai nya" Zoro kemudian mencium kepala anak perempuan nya dan mulai ikut tertidur

Sementara tanpa diketahui oleh kedua orang ini , maru sebenarnya duduk di salah satu dahan sebelum Zoro datang saat ia akan pergi tapi nari datang lalu bercerita dengan Zoro membuat maru tak jadi pergi dan mendengarkan semua pembicaraan Zoro dan nari.

Maru menghela nafas berat di menatap langit malam dengan bulan yang sangat indah
"Baiklah , tuhan apakah ini keinginan mu?? , Andai mama disini bersama kami pasti kami tak akan kebingungan seperti ini , sepertinya Tuhan sengaja mempermainkan kami ma , agar aku bisa memaafkannya bukan??" Setelahnya maru juga ikut tertidur di dahan itu , menunggu esok hari.

Love Circle [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang