"Ra kamu suka sama cowo aneh itu" ujar Dinda ditengah-tengah obrolkan kami tentang Juna"Juna, namanya Juna"
"kamu yakin suka sama cowok modelan gitu, cowok sedingin dia, dia batu bukan sekedar es. udahlah kamu nyerah aja"
"sekeras apapun es yang membatu ia tetap saja terbuat dari air tentu dapat mencair"
"dasar bucin" ledek Dinda
Aku memang sering curhat sama Dinda terutama tentang Juna tapi kali ini aku liat respon Dinda kurang setuju karna ia tau aku terus saja dicuekin oleh lelaki itu.
"heyy Rara aku Haris anak kelas 11 ipa 3, mungkin kamu gak kenal aku tapi aku sangat mengenalmu" ujar lelaki yang tiba-tiba muncul ditengah-tengah perbincangan ku dengan Dinda
"jadi kamu satu kelas dong sama Juna" ujarku
"Juna? " tanya Haris
"teman sekelasmu " ucapku
"aku gak tahu ada seseorang bernama Juna di kelasku, sudah dulu yah Raa aku akan menemuimu lagi sekarang ada urusan" ujarnya sambil mengulung permen karet dimulutnya dan menatapku lalu melempar kedipan.
Uhh rasanya ingin muntah melihat kelakuan anak cowok tersebut mengingatkan ku lagi pada sosok Juna yang jauh perbeda dengannya.
Tapi pikiran lain ku juga ikut muncul mungkin saja Juna merasakan hal yang sama seperti yang ku alami sekarang.
~~00~~
Juna tentu saja tetaplah Juna tempat favoritnya di sekolah tetaplahh sama.Juna merasa aneh kenapa gadis bernama Rara tersebut hari ini tak sama sekali mendatanginya di tempat biasanya ia berada.
"apa kemaren aku terlalu kasar hingga menyakitinyaa" gumam Juna
Juna benar-benar merasa bersalah ia pun merasa bingung kemana dia harus mencari Rara.
"aku bahkan tak tau kelasnya, sekolah ini terlalu besar. Bahkan ruang kelas anak 10 pun juga cukup banyak" gumam-gumam Juna
Beberapa harinya berlalu Juna masih berharap gadis itu menghampirinya. Juna sangat ingin mencarinya tapi kemana bahkan ia tak tau Rara jurusan apa dan berada diruangan mana.
"aku yakin aku telah menyakitinyaa" gumam-gumam Juna yang terus saja menggangunya
~~00~~
Seperti biasanya Juna berada di pohon besar itu. Menunggu seorang gadis yang mungkin akan menghampirinya. Benar saja menunggunya tak akan menjadi sia-sia.
"haii, aku Rara" ujarku sambil melambaikan tangan dan tersenyum di depannya
Entah kenapa hari ini Juna begitu cepat mengangkat kepalanya yang sejak tadi menunduk dan menatapku dengan entahlahh tak mampu kujelaskan.
Bahkan tak hanya sampai disitu ia juga melemparkan senyuman yang terindah ahh mungkin ini terlalu lebay tapi mau gimana lagi ini membuat jantungku lemah.
Aku pun memegangi tubuhku dengan kedua tanganku tepat dimana jantungku berada sambil agak sedikit menunduk. Ia membuat jantungku lemah.
"kamu kenapa?" ucapnya sambil memegangi bahu ku
"maaf aku salah" ujarnya lagi lalu menunduk
Sumpah melihatnya seperti itu membuatku gemes.
Lalu ia membantuku duduk dan berusaha membuatku menjadi normal kembali.Kami pun saling bertukar tatapan. Jantung ohh jantung please jangan melemah aku ingin kuat.
"haii, aku Rara" entah apa yang kukatakan aku mengatakannya agar suasana menjadi cair
![](https://img.wattpad.com/cover/280861708-288-k866587.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN SAMPAI AKHIR || ON GOING
Teen FictionKetika aku mulai menyukai seorang lelaki dan semua orang menganggapnya tidak normal Dia cowok tanpa nafsu? Dia gay? Aku tidak peduli yang aku percaya dia hanyalah Juna namanya Juna. -Rara- Part tidak akan banyak...