08 SATU MALAM BERSAMA JUNA

3 6 0
                                    


Dibelakang sekolah yang tidak ramai hanya diisi oleh kumpulan laki-laki sebut saja para geng Arkala yang diketui oleh Jeno

"gimana balapan lo berhasil" ucap jefry

"sial kalah gue, buntung nihh. Uang yang dikasih Dinda gak buahin hasil" jawab Jeno

"itu tuh uangnya dari pacar makanya kagak berkah" ucap David

"uang hasil ciuman dari cowok lain lagi dijadiin uang taruhan balapan" ucap Bayu

"tapi hebat juga yah lo Jen kok bisa pacar lo mau aja" tanya David

" Yaa gitu tolol sih, gue bilang ibu gue sakit dan perlu uang. eh dianya langsung panik, percaya lagi" ucap Jeno dengan bangga

Aku yang sejak tadi tidak sengaja mendengarkan percakapan meraka merasa sangat terkejut bagaimana bisa dia membohongi pacarnya dengan bilang ibunya sakit. Dasar cowok stress mana bisa berubah tuh orang.

"ohhhh jadi gini kelakuan Lo dibelangkan Dinda , DASAR BRENGSEK LO" ujarku yang keluar dari persembunyian yang sejak tadi telah mendengar obrolan mereka

"Ehh, ada Rara" ucap Jefry

"LO MAU APA? MAU NGADU KE DINDA? bukannya udah dihianatin yah" ucap Jeno yang benar-benar membuatku kesal

"Cowok kaya Lo emang gak bisa berubah yah, Lo tau kan DINDA TUH SAYANG BANGET SAMA LO JEN" ucapku dengan suara meninggi

"inget yah gue gak perduli lo mau ngapain GAK PEDULI, mau ngadu?silahkan. Kita lihat siapa yang lebih ia percaya Lo yang mantan sahabatnya atau gue"

"ANJ*NG"

Satu tamparan hampir melesat dipipi Jeno tapi sayang dia lebih cepat memegang tanganku dengan sangat kuat.

"Gak usah sok suci deh Lo, LO SAMA DINDA SAMA MURAHANNYA"

Tiba-tiba "blushhhh" suara tamparan yang mendarat tepat diwajah Jeno. Hingga ia termundur ke belakang.

"ehh ngajakin berantem loh HAH" ucap Jeno kesal sambil memegangi bibirnya yang berdarah

"Ohh ternyata ini cowok yang Lo belain mati-matian itu" ucap Jeno padaku

"jangan sakiti Rara-ku, aku gak ada tinggal diam" ucap Juna

Ahhh aku benar-benar terharu atau terlampau senang mendengar Rara-ku. Tapi ini bukan saat yang tepat udah merasa seperti itu.

Jeno maupun Juna terlibat bangku hantam. Aku sangat bingung apa yang harus aku perbuat. Juna terus saja menampar Jeno tanpa ampun dengan beberapa kali tamparan.

Tapi.. Tapi... Teman-temannya Jeno terlalu banyak hingga meraka berhasil memegangi Juna sedangkan Jeno menghajar balik tanpa henti.

Pukulan demi pukulan dari wajah hingga perut yang Juna terima membuat ia tampak sangat babak belur. Aku juga berusaha memberontak tapi teman-teman nya yang lain juga menahan ku.

"Jen cukup Jen, jangan sakit Juna " ujarku meringis

"LO MAU APA ?BILANG KE GUE JEN"

"gue gak mau apa-apa dari Lo, Lo cukup gak ikut campur sama urusan gue udah cukup. Karna Lo udah melewati batas jadi ini balasan buat Lo Ra" ucapnya sambil menendang tubuh Juna yang sudah tak berdaya dengan sangat kuat

"DAN INI YANG TERAKHIR BUAT LO YANG BERANI PERNAH NOLAK GUE" ucapnya dengan tendangan terakhir tepat diperut Juna

Setelah puas menyakiti Juna merakapun melepas kami dan pergi. Betapa khawatirnya aku melihat Juna yang penuh akan darah di wajah dan bajunya. Sungguh Juna tampak sangat babak belur.

TEMAN SAMPAI AKHIR || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang