09 TEMAN TIDAK BOLEH CEMBURU

2 0 0
                                    

Malam yang begitu panjang hingga aku melihat Juna yang benar-benar telah terlelap. Ia sungguh sangat tampan. Ini bukan lebay ia memang tampan.

"ibu jangan bu jangan, auuu sakit. Jangan lakukan ituu buu" keluh Juna ditengah tidurnya, ini bukan yang pertama kalinya aku melihat Juna begini.

"Jun Juna tenang, ada aku" ujarku sambil berusaha menenangkannya

"Tetap disini ya Ra" ucapnya yang sudah mulai tenang

Juna bermimpi buruk lagi.

                               ~~00~~

Keesokkan paginya...

"Ting nung Ting nung Ting nung" suara bel rumahku

"ahhh siapa yang datang sepagi ini,mungkin saja papah" ujarku dengan mata yang masih terlelep

Sedikit demi aku mulai membuka mataku sungguh rasanya aku masih sangat mengantuk. Tapi yang pertama ku lihat bukanlah atap kamar seperti biasanya tapi ruang tamu. Aku melirik ke bawah dan ternyata benar aku tertidur dengan posisi duduk semalaman dengan kepala Juna yang masih diatas pahaku sebagai bantalnya.

"Raraaaa, ini papah"

"Aahhh benar papah, Jun bangun Jun ada papah" ucapku sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya agar cepat terbangun

"ada apa Rara?" tanya Juna yang masih setengah sadar

Aku menarik Juna menuju ke kamarku untuk sekedar menyembunyikannya.

"kamu diam disini yah ada papah" ucapku

"kamu baik-baik saja kan raa" tanya raka

"aku baik-baik saja kalau kamu tidak ketauhuan" jawabku dan langsung pergi untuk membuka pintu

"papah" ujarku lalu memeluknya

"kok lama sekalinya sih sayang membuka pintunya" tanya papah

"ahh aku kan tidur pah" ucapku

Saat aku dan papah berjalan memasuki ruang tamu. Aku melihat jaket kulit berwarna biru itu bukan milikku tapi punya Juna dan masih ada di sofa. Aduhh bagaimana ini??

"Papa pasti capek, langsung ke kamar aja pa istirahat. Rara anterin yaa"

"Iya ya papa emang mau istirahat"

Aku sudah berubah mengalihkan pandang papa tapi ia melihatnya

"jaket siapa ini sayang? Sejak kapan kamu pakai jaket modelan gini?" tanya papah

"aku gak bawa cowok ke rumah kok pah" jawabku

"papah gak bilang kamu bawa cowok ke rumah" ucap papah lagi

"Kali aja papa mikirnya gitu. Itu jaketnya Rara, iya jaket Rara. Rara lagi suka pakaian oversize gitu fashion tau pah"

"Iya ya, maaf yaa papa gangguin tidurnya Rara, kamu lanjutin aja lagi tidurnya mumpung hari Minggu. Nanti sore kita jalan-jalan okey?

"Okey benaran yaa pah"

Setelah itu papah pergi ke kamarnya untuk istirahat. Akupun lekas-lekas ke kamarku untuk melihat Juna. Tapi ia sudah tidak ada, aku rasa ia sudah pergi.

                              ~~00~~
                             
Jam pelajaran sebentar lagi akan dimulai oleh karena itu aku sudah berada dikelas sekedar menunggu guru memasuki ruang kelas.

"Makasih sayang, hati-hati yaa"

"Iya sayang, lagian kelas aku cuman beberapa langkah kok dari sini" jawab Jeno

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEMAN SAMPAI AKHIR || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang