Remember You

5.4K 422 47
                                    

Dewa telah berbaik hati, di kehidupan kedua kali ini Wei Wuxian bereinkarnasi kembali menjadi dirinya yang lama, hanya bedanya kali ini kedua orang tuanya Wei Changze dan Changse Sanren masih hidup.

Wei Wuxian tidak lagi menjadi yatim piatu yang di asuh oleh keluarga Jiang seperti di kehidupan sebelumnya, bahkan Wei Changze juga mendirikan sekte yang terletak di bukit luanzhang tempat Wei Wuxian dulu berada di kehidupan pertamanya.

Dengan berbekal kesaktian yang di miliki oleh ibunya Changse Sanren, maka arwah2 mayat ganas yang berada di bukit luanzhang bisa di taklukan oleh kedua orang tuanya.

Sekte yang di dirikan oleh Wei Changze bernama sekte Yiling, dan Wei Wuxian kecil yang memberikan nama itu, kenapa Wei Wuxian memberikan nama itu? di dalam tubuh bocah kecil sesungguhnya terdapat ingatan orang dewasa, ya itu adalah ingatan Wei Wuxian di masa lalu.

Sebelum bereinkarnasi menjadi jiwa yang baru, Dewa lupa memberikan air suci air minum nenek meng untuk para roh yang di cuci ingatan kehidupan sebelumnya pada Wei Wuxian sehingga ketika roh Wei Wuxian masuk ke dalam tubuh seorang bayi di kehidupan selanjutnya, maka Wei Wuxian dapat mengingat semua kejadian dengan jelas.

Sejak kembali dan terlahir, Wei Wuxian bertekad akan mencari kembali belahan jiwanya, Lan Wangji dan kali ini Wei Wuxian tidak mau menjadi pihak bawah, kali ini Wei Wuxian kembali dengan tubuh aslinya yang tampan dan gagah, tentu saja di kehidupan sebelumnya saat Wei Wuxian menjadi Mo Xuan Yu, Wei Wuxian jauh lebih kecil dan pendek di banding Lan Wangji.

Namun jangan lupakan sebetulnya saat remaja dulu, Wei Wuxian ingat betul di kehidupan pertamanya, dirinya lebih tinggi dan gagah tubuhnya di banding Lan Wangji, oleh karena itu kali ini Wei Wuxian bertekad akan kembali mengejar Lan Wangji namun posisi mereka akan berganti, Lan Wangji yang harus menjadi pihak bawah kali ini dan bukanlah dirinya lagi.

Lan Wangji remaja dulu sangat cantik di balik wajah dingin dan angkuhnya, itulah yang membuat Wei Wuxian selalu menggodanya, apalagi sikapnya sangat dingin dan seakan sok jual mahal seperti anak perawan yang selalu digoda laki2 hidung belang.

Wei Wuxian selalu teringat bagaimana dirinya dulu menggoda Lan Wangji, kali ini adalah kesempatan Wei Wuxian untuk bisa bertemu dengan Lan Wangji lagi, tak sedetik pun Wei Wuxian bisa melupakan wajah dingin dan datar itu.

***

Wei Changze menghampiri Wei Wuxian, "besok kau akan berangkat ke sekte Gusulan menjadi murid tamu disana"

"aku tau ayah"

"jangan nakal dan berbuat ulah disana"

"kau sudah memperingatkanku berkali2 akan hal ini ayah"

"ayah tak mau kau membuat ulah disana, A Xian".

Wei Wuxian menghela nafas panjang, "ayah pikir aku seperti itu?"

"jangan kau pikir ayah tidak tau? kau itu kan nakal dan pembuat onar, A Xian"

"ayah kau selalu saja begitu padaku, aku ini anakmu atau bukan sih?" Wei Wuxian merajuk pada Wei Changze.

Cangse Sanren menghampiri anak dan suaminya dengan membawa nampan berisi teh, "apa yang kau lakukan pada A Xian kita, suamiku?.

"Kau terlalu memanjakannya sehingga A Xian tumbuh menjadi pemuda nakal" Wei Changze menggeleng2kan kepala

"wajar saja dia satu2nya anak kita kan?" Cangse Sanren hanya tertawa.

"Ya sudahlah, tapi ingat A Xian disana nanti kau jangan membuat ulah, sekte Gusulan terkenal ketat dan memiliki 3000 aturan" Wei Changze memperingatkan.

Wei Wuxian menyeringai, "aku tau itu"

"bagaimana kau tau?" Cangse Sanren bertanya heran

"ya aku mencari informasi tentunya kan bu?" jawab Wei Wuxian.

"Sudah......sudah! sekarang kau istirahatlah A Xian, besok kau akan berangkat bersama Jiang Wanyin dari sekte Yunmengjiang ke sana" kata Wei Changze buru2 mengakhiri percakapan mereka.

Wei Wuxian mengerjap2kan matanya, "maksud ayah Jiang Cheng anaknya paman Jiang Fengmian itu kan?"

"ya tentu saja dia, siapa lagi?" Wei Changze mengangguk.

Cangse Sanren menggandeng tangan Wei Wuxian membawanya ke kamar tidur, "tidurlah nak, jangan terlalu larut kau tidur karena besok adalah perjalanan panjang menuju sekte Gusulan.

Wei Wuxian tersenyum menatap ibunya, dirinya senang di kehidupan kali ini kedua orang tuanya masih hidup, "baiklah bu".

"Tapi nak, sekali2 kau nakal juga tak apa2 namanya juga anak muda kan? ah! ibu sangat rindu menjahili Lan Qiren! dulu ibu pernah mencukur habis jenggot dan kumisnya" Cangse Sanren berbisik sambil tertawa terkikik.

"Ibu ini" Wei Wuxian tertawa

"ya sudah tidurlah nak" Cangse Sanren mengelus rambut Wei Wuxian

"baik bu" Wei Wuxian pun langsung tidur di kamarnya, dalam mimpinya dirinya kembali memimpikan kenangan2 bersama Lan Wangji, Wei Wuxian selalu mengingat Lan Wangji, tidak sedikit pun Wei Wuxian melupakan pemuda berwajah datar dan dingin itu.

***

Keesokan harinya Jiang Fengmian datang ke sekte Yiling bersama putranya Jiang Wanyin karena hari ini Wei Wuxian akan bersama2 berangkat naik perahu ke Sekte Gusulan bersama Jiang Wanyin.

Dari sekte Yunmengjiang ke sekte Yiling jaraknya dekat hanya sekitar 700 atau 800 meter sehingga bisa ditempuh dengan naik pedang terbang sedangkan jika ke sekte Gusulan sangat jauh sudah seperti beda kota sehingga harus naik perahu dan sekitar dua hari satu malam perjalanan.

"A Xian kau ingat kan pada Jiang Wanyin atau A Cheng?" ujar Jiang Fengmian

"ingat paman" sahut Wei Wuxian tersenyum memandang wajah Jiang Wanyin yang tampak selalu cemberut sama persis dengan kehidupan sebelumnya.

"A Cheng beri salam pada A Xian, kalian akan berangkat sama2 dan mulai sekarang kalian akan menjadi teman" kata Jiang Fengmian sambil menatap putranya

"hhhmph" Jiang Wanyin hanya membuang muka dan mendengus, benar2 tidak berubah sifatnya.

Jiang Fengmian tampak kesal melihat putranya, "A Cheng jangan seperti itu!"

"tidak apa2 paman" Wei Wuxian tersenyum

"ah, paman jadi tak enak" Jiang Fengmian menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"A Xian dan A Cheng kalian sudah siap berangkat sekarang? ayo kita pergi ke sungai naik perahu sekarang" ujar Wei Changze.

Wei Wuxian mengangguk, "ya ayah".

Wei Changze, Wei Wuxian, Cangse Sanren, Jiang Fengmian dan Jiang Wanyin pun ke sungai dan mengantarkan Wei Wuxian dan Jiang Wanyin hanya sampai ke perahu, tak lupa para orang tua memberikan bekal pada putra mereka berupa uang dan makanan untuk bekal mereka selama tinggal di sekte Gusulan nanti.

Mereka juga menitipkan putra mereka pada tukang perahu yang membawa perahu menuju hilir sungai sekte Gusulan, dan Wei Wuxian sangat senang hari ini karena dirinya sungguh tidak sabar bisa bertemu Lan Wangji.

Red Roses (XIANWANG) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang