Part 7 - [Misguided]

62 45 5
                                    

Happy Reading!

.

Anindya menunggangi kuda nya dengan santai, sambil sesekali memetik tanaman obat yang ada dihutan yang sekiranya akan berguna untuk dirinya kedepan.

Sudah hampir setengah jam Anindya berjalan bersama kudanya, sambil menikmati suasana hutan yang sunyi. Sebenarnya ada perasaan takut dan juga khawatir dalam dirinya, namun segera dia tepis perasaan itu. Itu hanya akan memperburuk suasana untuk nya, bukan menolongnya.

'sial! matahari sudah semakin panas dan aku belum sampai di kerajaan!' umpatnya dalam hati.

"hahhh" Anindya menghela napas pasrah. Sedikit menyesal dia tidak meng-iya kan tawaran guna tadi, sekarang dia yang repot.

'srakkk' suara dari semak-semak membuat Anindya mengaktifkan sinyal tanda bahaya dalam dirinya.

"siapa disana??" tanya Anindya berusaha tenang.

Tidak ada satupun yang menjawab pertanyaannya.

"mungkin tupai" monolognya.

Sebenarnya Anindya tidak bodoh, dia hanya ingin mengelabuhi musuhnya. Dari tadi Anindya sadar ada yang mengikutinya, entah sejak kapan. Tapi yang pasti orang tersebut hanya memata matainya saja bukan untuk menyakitinya.

Jika kalian tanya alasannya kenapa? dia juga tidak tau jawabannya, hanya mencoba berpikir positif untuk men-sugesti dirinya sendiri. Yaaa walau jika orang tersebut ingin mencoba membunuh dirinya, akan dia pastikan orang tersebut yang akan mati sebelum menyentuh diri nya.

Setelah cukup lama berjalan dihutan tanpa tujuan yang jelas, dan tentu saja tubuh nya mulai lelah, tapi tidak mungkin Anindya beristirahat di hutan ini. Bahaya yang selalu mengincarnya kapan saja, tentu bukan hal yang bagus untuk dijadikan tempat istirahat barang sejenak.

"keluarlah" ujar Anindya entah kepada siapa. Hanya angin yang membalas perkataannya dengan menggoyangkan dahan-dahan pohon.

"ohh come on, it's not time for playing hide and seek! i'm tired!" ujar Anindya tanpa sadar menggunakan bahasa asing. Tentu saja dirinya sadar apa yang telah dilakukannya. 'sial! pintar sekali mulut ku ini!' kesalnya

"baik lah kalian yang meminta ini! akan ku tebas kepala kalian satu-satu jika kalian masih tidak ingin menunjukan diri kalian!" geram Anindya.

"1.."

"2"

"Ti-"

Beberapa orang keluar dari tempat persembunyiannya, dengan seluruh pakaian yang menutupin tubuh mereka dari atas kepala hingga ujung kaki, yang hanya menyisakan bagian matanya saja.

Anindya tau masih ada beberapa orang lagi yang enggan untuk keluar dari tempat persebunyiannya, jangan kira Anindya tidak tau! dia sangat tau betul dimana orang tersebut.

Anindya mulai mengeluarka busur panah dan anak panah untuk membidik orang tersebut, beberapa mata-mata disana sudah siaga akan tindakan yang akan dilakukan Anindya. Tak lama Anindya melepaskan anak panahnya dan..

Brakk

Terdengar suara benda jatuh dengan sangat keras.

"sudah kukatakan tadi! jika kalian masih ingin sembunyi, silahkan...." kata Anindya yang menjeda ucapannya.

"tapi jangan salahkan aku jika ingin bernasib sama dengan nya" lanjut Anindya tak lupa dengan seringai dibalik cadarnya.

Tak lama beberapa orang keluar lagi dari tempat persembunyiannya, walaupun masih ada yang tetap bersembunyi.

DECISION [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang