Semenjak pertemuan yang tak terduga antara Jimin dan Jiani. Gadis itu menghilang entah kemana. Jimin sudah mencari keberadaannya di seluruh seisi komplek perumahan disekitarnya.
"Masih belum ketemu juga?" Jimin memijat pangkal hidungnya sambil menggeleng menjawab pertanyaan Namjoon. Ah, dia baru saja kembali dari Amerika.
"Nomor Jia gak aktif," ujar seorang perempuan sambil menggendong bayi laki-laki berusia 10 bulan yang sangat lucu.
"Dia ganti nomor, Ra," balas Jimin lesu.
"Tapi, lo sempat ketemu dia beberapa hari yang lalu?"
"Iya, Joon... abis itu dia pergi, kayaknya dia gak mau ketemu sama gue lagi."
Hara mendengus kesal mendengar perkataan Jimin. "Makanya jadi cowok jangan brengsek!" sinisnya.
"Gue sadar gue salah."
Namjoon hanya bisa mengusap wajahnya kasar melihat Hara dan Jimin yang terlihat tidak akur. Bukan Jimin yang tidak ingin berteman tetapi Hara yang tidak ingin berteman dengan Jimin. Hara juga sudah beberapa kali melarang Namjoon untuk tidak berhubungan lagi dengan Jimin.
Dengan segala usaha Jimin mencari gadisnya, ia sudah sangat lelah dan ingin berhenti sampai disini. Namun, disisi lain Jimin sangat menginginkan Jiani kembali padanya sekaligus ingin bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat.
Jimin menghubungi anak buahnya untuk mencari Jiani dimanapun dan ia akan memberikan imbalan sebesar 1juta won ke siapapun yang berhasil menemukan gadis itu.
"Jim," panggil Namjoon yang terpaku menatap ponselnya.
"Apa?"
"Temen gue ketemu Jiani di Seoul Mall Center."
Bagaikan mendapat pencerahan, Jimin mengembangkan senyumnya dan bergegas pergi ke tempat yang dikatakan Namjoon.
Satu jam lebih berada di perjalanan membuat Jimin makin tak sabar untuk menemui gadisnya. Sesampai ia di Seoul Mall Center, Jimin memarkirkan mobilnya di baseman dan masuk mencari keberadaan Jiani di mall besar itu.
Jimin melangkahkan kakinya ke meja pusat dan meminta salah satu pegawai di sana menyalakan speaker dan —
"Perhatian-perhatian atas nama Lee Jiani, mohon segera datang ke meja pusat pembelanjaan. Terima kasih." Jimin membungkuk sopan ke arah pegawai itu menandakan bahwa ia sangat berterima kasih.
Tak selang berapa lama beberapa orang menghampiri meja pusat pembelanjaan dan mereka mengaku bahkan mengeluarkan KTP nya. Mereka semua adalah Lee Jiani dengan berbagai wajah dan kehidupan yang sangat berbeda. Ada yang masih sekolah bahkan ada yang sudah nenek-nenek. Jimin menghela nafasnya jengah.
Hampir sepuluh menit Jimin menunggu di sana, sosok gadis tak asing baginya mendekat dan bertanya pada pegawai itu.
"Ada apa mencari nama Lee Jiani? Saya Lee Jiani." Jimin mengenal suara itu.
"Mohon konfirmasi identitas anda, noona," ucap pegawai itu ramah.
Jiani mengeluarkan kartu identitasnya, sebelum gadis itu benar-benar memberikan kartu identitasnya. Jimin memanggil nama gadis itu.
"Lee Jia!"
Jiani menoleh dengan ekspresi yang sangat terkejut.
"P-park Ji—" Belum sepenuhnya ia menyebut nama cowok itu. Jimin menarik Jiani ke dalam pelukannya.
Jimin benar-benar sangat merindukannya.
"Aku merindukanmu."
Sekarang Jiani baru menyadari bahwa pegawai pusat mencari dirinya atas permintaan Jimin. Tapi, bagaimana bisa Jimin mengetahui dirinya berada di sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Still a Bad Boy
Fanfiction"Mau sampe kapan lo kayak gini terus ke gue, Jimin? Gue capek." Sequel of I Love a Bad Boy [BOOK 2] Copyright ©Rustybreezes, 2021