Di bawah sinar matahari pagi, Jimin berbaring di kursi panjang yang terletak dipinggiran kolam renang pribadinya. Cowok itu sudah bangun dua jam yang lalu karena terganggu sama deringan telepon. Siapa lagi kalau bukan Rose yang berani menelepon nya pagi-pagi hanya untuk mengucapkan 'good morning' pada Jimin.
"Jim..." suara serak menginstrupsi cowok itu menoleh ke arah gadisnya yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Morning, Jia."
Tanpa basa-basi menunggu Jimin menyuruhnya duduk, Jiani memilih untuk berbaring tengkurap di atas tubuhnya Jimin.
"Ji, jangan aneh-aneh, masih pagi." Jimin terkejut dibuat olehnya.
"Aku cuma mau tiduran aja kok, biasanya juga kamu tiduran di atas aku," ujar Jiani santai.
"Ya, tapi kan ini beda, Jia..."
"Bedanya?"
"Sekarang aku lagi bener-bener pengen gara-gara Namjoon," jawab Jimin membuat Jiani mendongakkan kepalanya.
Sial! Jujur saja, Jimin tengah menahan hasratnya agar tidak bersetubuh dengan Jiani, karena ia tau gadisnya itu tengah kelelahan setelah menghadiri acara semalam. Namjoon yang tidak ada akhlaknya mengirimkan link bokep, meskipun cowok berlesung pipi itu mengatakan bahwa dirinya tidak sengaja.
"Touch me,"
Hah? Jimin terdiam sambil menautkan alisnya.
"I said, touch me, Jim." Jiani mengulang kembali ucapannya.
"Ji, kamu tau kan akibatnya kalo udah kayak gini?"
Jiani mengangguk. "Tau, aku juga lagi pengen, Jim. Terserah kamu mau ngapain," lanjutnya.
Jimin menarik tengkuk Jiani lalu memberikan ciuman sekaligus lumatan lembut, ia juga meremas bokong Jiani yang sintal.
"Shhhh ngghhhh"
Gesekan dibawah sana membuat Jiani mendesah kencang, Jimin tertawa kecil lalu melepaskan celana dalam Jiani.
"Langsung aja, Jim. Aku ada matkul nanti," ucap Jiani dengan suara seraknya.
Jimin tersenyum, mengecup kening Jiani. Ia memasukkan dua jarinya ke lubang Jiani dan mengocoknya membuat gadis itu mendesah nikmat.
"Aahhh shithhhh ahhh terushhh dadhhh" Desah Jiani membuat Jimin makin bersemangat.
"Aahhhh ahhhh ahhhh moveeehhh"
"fuckhhh ahhh ngghhh Parkkhhh Jihhh aaahhh minhhh"
Detik-detik akan keluar, Jimin malah menarik keluar jarinya membuat Jiani sangat kecewa atas kelakuan Jimin.
"Ah, shit! udah mau keluar, Jimin!" kesal Jiani.
"Jangan keluar dulu, punyaku belum masuk," ucap Jimin.
Cowok itu membuka celana boxernya. Wow! Benda kebanggaan Jimin mengacung sempurna.
"Awhh.. Pelan-pelan Jimhh..." ringis Jiani ketika milik Jimin menerobos masuk.
"Punya kamu masih sempit aja, Ji.." ujar Jimin sembari menahan desahnya.
"ahhh!" desah keduanya.
Jimin menghentakkan pinggul Jiani yang masih berada di atasnya perlahan, dada mereka saling bergesekan tanpa adanya jarak.
"Fuckhhh ahhh masih nikmathhh nghhhh ahhhh ahhh..." Desah Jimin.
Pundak cowok itu dicengkram kuat oleh Jiani hingga kuku gadis itu tercetak jelas disana. Jiani menahan diri untuk keluar duluan karena Jimin pasti akan lebih gila lagi setelah merasakan cairannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still a Bad Boy
Fiksi Penggemar"Mau sampe kapan lo kayak gini terus ke gue, Jimin? Gue capek." Sequel of I Love a Bad Boy [BOOK 2] Copyright ©Rustybreezes, 2021