I STILL LOVE YOU

1K 79 13
                                    

"Lo yakin cara itu bakal berhasil?"

"Engga sepenuhnya yakin sih. Tapi, coba aja dulu kali berhasil 'kan?"

Jimin menghela nafasnya berat memikirkan rencana Namjoon yang cukup gila.

"Kalo ini gak berhasil, Jia bakal semakin benci sama gue, Joon."

"Gue cuma ngasih ide yang terlintas aja sih, masalah iya atau tidaknya ada di tangan lo."

***

"Joon, kok kamu malah ngebiarin Jimin gitu aja sih? Segala ngasih ide ke dia. Kan kamu tau sendiri Jimin kayak apa ke Jiani," marah Hara tak henti-henti memarahi Namjoon yang dari tadi hanya terdiam tanpa membalas dirinya.

"Ra, udahlah... Jimin berhak balikan sama Jiani, aku yakin dia udah berubah juga kok," ucap Namjoon lembut.

Hara mendengus kesal. "Mau sampe kapanpun dia gak pernah berubah, Joon."

"Ra, semua orang berhak berubah. Contohnya aku, kamu liat sendiri kan aku kayak gimana pas masih sekolah? Aku sama kayak Jimin, sama bejatnya. Kamu kok bisa nerima aku? Kenapa?"

"Karena kamu bukan kayak yang dulu lagi, Joon.

"Nah, itu. Jiani bisa nerima Jimin kembali kalo dia udah berubah dan sekarang Jimin udah berubah. Aku yakin Jiani pasti nerima dia kembali seperti kamu nerima aku," ujar Namjoon membuat Hara terdiam tak bisa berkata apa-apa lagi.

Dari pada makin besar masalahnya, Hara memilih untuk masuk ke kamarnya dan beristirahat karena sudah tengah malam waktunya mereka tidur.

***

Tersadar berada di tempat yang asing, Jiani menoleh kesana-kemari memperhatikan ruangan asing yang ia tempati sekarang.

Ceklek!

Suara pintu terbuka mengalihkan pandangannya.

"Kau sudah bangun?" suara berat menginstrupsinya.

"Lo? Jangan bilang kalo ki—"

Jimin tertawa kecil. "Lo pingsan. Tenang aja gue gak perkosa lo dalam keadaan pingsan, gak berasa."

Entah apa yang Jiani dengar dari jawaban Jimin, ia merasa malu dan salah tingkah.

"Lo sakit?" tanya Jimin basa-basi meski ia tahu penyebab Jiani pingsan karena obat tidur yang ia campurkan ke minuman Jiani.

"Engga tau nih tiba-tiba aja kepala gue pusing. Sorry, ya... udah ngerepotin," kata Jiani. Ia beranjak dari duduk ya dan membenarkan pakaiannya yang berantakan akibat kebanyakan tidur hingga bagian belakang kemejanya lecek.

"Mau kemana?" Jimin mencegah Jiani untuk keluar dari kamarnya.

"Pulang. Udah malam juga gak enak gue di sini ntar dikira ngapa-ngapain," ucap Jiani tersenyum tipis.

Jimin terdiam tak harus bagaimana lagi untuk mencegah Jiani agar gadis itu tidak pulang dan meninggalkan dirinya yang kesekian kalinya.

"Jia..." panggil Jimin. Suaranya serak menahan tangis.

Tiba-tiba saja Jimin berlutut membuat Jiani terkejut bukan main.

Still a Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang