PoV Azam

1.7K 32 0
                                    


“Bro, siapa dia?” Aku menunjuk ke arah gadis cantik memakai gaun  berwarna merah muda yang berdiri di antara tamu-tamu lainnya.

“Dia teman istriku, namanya Adiba,” kata Fahrul.

Aku begitu terpesona dengan gadis itu. Dia tampak sangat anggun dan cantik. Aku bisa melihat dari penampilannya, sepertinya dia gadis baik-baik.

“Kamu suka sama dia?” tanya Fahrul.
Aku pun menganggukkan kepala untuk mengiyakan. 

“Nanti aku minta istriku untuk mengenalkanmu padanya.”

Pucuk di cinta wulan pun tiba. Tanpa diminta Fahrul menawarkan diri untuk memperkenalkanku padanya.

“Eh, dia menuju kemari.” Fahrul menunjuk ke arah Adiba yang sedang berjalan menuju ke pelaminan.

Gadis itu lantas mengucapkan selamat pada sahabatnya. Mereka melakukan cium pipi kanan, cium pipi kiri.

Gadis itu juga sempat menoleh padaku.
Melihat senyumnya, seketika hatiku rasanya berbunga. Seperti mendengar ada alunan musik romantis yang diputar. Badanku pun rasanya melayang.

“Ayo, aku kenalkan padanya,” ajak Fahrul.
Kami pun berjalan mendekati Adiba dan Icha yang sedang asyik berbincang.

“Hai, Zam,” sapa Icha. “Oh Iya, perkenalkan ini teman kerjaku, Adiba. Adiba dia Azam.”

Tanpa kami minta, Icha sudah terlebih dahulu memperkenalkanku dengan Adiba.
Adiba menangkupkan kedua tangan di dada.

“Salam kenal.”

Suaranya begitu merdu. Membuatku semakin jatuh hati padanya. Aku lantas melakukan hal yang sama, menangkupkan kedua tangan di dada.

“Oh iya, Cha. Aku mau gabung sama teman-teman yang lain dulu, ya,” pamitnya meninggalkan kami.

Gadis itu turun dari pelaminan dan  berjalan menuju ke arah teman-temannya.

Saat berjalan, gadis itu sempat menoleh ke belakang. Sepertinya dia juga menyukaiku. Dia pun tersenyum padaku. Aku lantas membalas senyum gadis itu.

“Cha, Azam menyukai Adiba. Kamu bisa tidak menjadi Mak Comblang mereka?” pinta Fahrul.

“Benarkah?” tanya Icha tak percaya.

“Tanya Azam sendiri kalau tidak percaya.” Fahrul menunjukku.

Icha pun bertanya padaku. Aku pun mengiyakan pertanyaannya.

Akhirnya Icha setuju untuk mencomblangkanku dengan Adiba.

***
Sejak hari itu, aku sering datang berkunjung ke rumah Fahrul.

Saat di sana, Icha sering menceritakan bagaimana kepribadian gadis itu.

Menurut Icha, Adiba merupakan gadis yang baik. Dia bahkan belum pernah yang namanya pacaran atau mengenal seorang pria.
Mendengarnya, aku semakin menyukai gadis itu.

“Bagaimana kalau besok kita undang Adiba ke rumah?” ucap Fahrul.

Icha pun menyetujui ide Fahrul untuk mengundang gadis itu. Kebetulan besok merupakan hari ulang tahun Icha. Jadi, mereka akan mengadakan acara kecil-kecilan di rumah.

***

Keesokan harinya. Saat aku tiba di rumah Fahrul. Icha dan Adiba tampak sedang menata makanan di atas meja.

Gadis itu tampak anggun menggunakan rok hitam, panjang, dan lebar dengan atasan batik. Dia tampak sangat cantik mengenakan jilbab berwarna hitam.

Aku mendekati mereka. “Assalamualaikum.”
Kompak mereka menjawab salamku.

Malam Pertama Tanpa Selaput DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang