5 : Dia dan lukanya

26 6 2
                                    

"Arjuna. Nama gue Arjuna Sean Baskara." Ucap Arjuna pada seorang gadis didepannya.

Setelah kejadian hampir menabrak-tertabrak itu Arjuna memutuskan untuk duduk di bangku taman sembari mengobati luka pada siku dan lutut si gadis.

"Gue Miracle Keyrina. Masnya bisa manggil gue Key." Katanya disertai senyum yang nampak menawan apa lagi dengan adanya sebuah cawak dipipi putih gadis itu. Sejenak biarkan Arjuna termanggu menatap pahatan indah sang kuasa yang kini berada di hadapannya. 

Karena tak kunjung mendapat jawaban gadis itu kembali bersuara dan berhasil menginterupsi Arjuna dari angan-angannya sendiri. "Mas?" 

"Sori gue tadi abis liat hp." Bohongnya. Sejujurnya Arjuna merasa konyol telah berbohong pada seorang gadis asing. 

"Miracle kayaknya lebih cocok sama lo ketimbang Key. Gue panggil Miracle ya?" Mendengar pertanyaan Arjuna, Key malah tertegun. Miracle. Dulu pernah ada sesosok istimewa dalam hidupnya yang memanggil Key dengan sebutan Miracle dan apakah Key masih mampu bernafas ketika orang lain memanggilnya dengan sebutan Miracle?

Menyadari lawan bicaranya hanya diam Arjuna mengerti, maka cowok itu lekas berucap, "Kayaknya Key lebih cocok deh."

Arjuna kembali mengalihkan pandangannya pada Key yang masih diam namun sejurus kemudian sebuah cairan bening dengan bebas meluncur dari mata Key. Panik. Itulah yang Arjuna rasakan apa lagi tangis Key yang semula hanya rintik-rintik perlahan-lahan menjadi deras. Arjuna tidak pernah berpengalaman dengan seorang gadis yang menangis kecuali gadis-gadis yang sakit hati karena ucapannya dan itu pun Arjuna sama sekali tidak perduli.

"Jangan nangis gue gak tau cara hibur orang." Hanya itu. Sumpah hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Arjuna yang sehari-harinya sering mengeluarkan kata-kata kasar dan pedas dan ya, tangis Key pun tak kunjung reda.

"Bisa gak sih cewek gak usah cengeng!" Sial, Arjuna kelepasan dan berkat ucapannya Key menegakkan tubuhnya. Demi neptunus Key kini memasang wajah garang. Benar-benar garang.

Alis gadis itu menukik tajam meski arah pandangnya kosong. Key sangat amat tidak terima ketika ada yang membicarakan perihal sisi sensitivitas manusia apa lagi wanita, dan yang Arjuna katakan dapat menimbulkan perspektif mendaifkan wanita bagi sebagian orang meski niat Arjuna tidak sampai situ ; melainkan agar tangis Key berhenti.

Menghapus kasar air matanya Key lalu berucap sengit, "Apakah menangis adalah kelemahan dari wanita saja? Bagian mana yang gue gak tau, coba jelasin." Menyadari kebodohan dari ucapannya Arjuna hanya diam tak menyanggah meski dalam situasi tertentu Arjuna adalah orang yang pantang menyerah dalam mematahkan argumen orang lain.

"Bahkan panglima tertinggi militer pun bisa nangis kalau di rasa keadaan menyesakkan hati dan ini bukan soal intergritas tapi soal hal kecil yang sangat manusiawi. Ah, apa mas-nya gak pernah nangis ya sewaktu bayi?" Kembali Arjuna dibuat skakmat oleh gadis asing itu.

"Minta maaf!" Tegas Key meski suaranya parau tapi penekanan-penekanan Key tanamkan di setiap katanya.

"G-gue?" Tanya Arjuna seraya menunjuk dirinya sendiri.

Ah, satu fakta lainnya dari Arjuna adalah he's never apologized to anyone except his mother and of course sincerely apologize. Ketika Arjuna minta maaf akan sangat jelas terdengar nada terpaksanya atau separuh hati. 

Mendengar ucapan Arjuna, Key tertawa sumbang lalu ia berucap.

"Sesulit itu minta maaf? Ah, bahkan ketika Mas-nya hampir nabrak gue tadi jelas gue yang lebih dulu disalahin padahal kalau Mas-nya fokus nyetir mungkin kemungkinan hampir nabrak gue itu minim karena Mas pasti bisa liat kalau cewek buta ini jalan pake bantuan tongkat." Lagi berhasil Key membungkam Arjuna dengan perkataannya. 

Hello Future! (Alternative Universe)/ NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang