Hari ini anak-anak kelas 11 Mipa 1 sedang heboh-hebohnya dengan pengumuman yang mengatakan bahwa setiap siswa setidaknya wajib mengikuti satu ekstrakulikuler katanya yang tidak mematuhi peraturan maka akan dikenakan sangsi cukup berat. Echan dan kawan-kawan pun masih sangat bingung untuk memilih ekskul, dari kelas sepuluh kerjaan mereka tidak pernah ikut ekskul apa-apa.
"Haduh aing bingung daks," Keluh Echan sambil melempar kertas formulir pendaftaran ekskul.
"Gaesss... Gue punya ide!" Sahut Arjuna.
"Jun, please dont say you will join to Chinesse languge club."
"Kagak Mark, jadi gue mau ngajak kalian gabung ke ekskul komunika dan entertainment? Kalian mau?"
"Jun, ekskul itu ekskul yang sekarang kelelep lho,"
"Jen, gini deh, gue tanya lo-lo pada mau gak sih masa SMA ini selalu terkenang?" Arjuna menyoroti satu-persatu teman-temannya yang dominan mengangguk.
"Nah, gimana kalau kita bikin ekskul ini maju? Dari yang gue liat kerjaan anak-anak ekskul itu cuma bikin pamflet doang gak maju banget tuh ekskul, anak SMP juga bisa kali kalau cuma bikin pamflet dan gue pengen ekskul ini gak kalah sama ekskul-ekskul yang terkenal lainnya." Jelas Arjuna.
Echan berfikir, "Boleh juga, Jun, bagus gagasan maneh."
"Yeah, that's good!"
Jeno terseyum lalu mengangguk, "Boleh, Jun gue ngikut."
Semuanya nampak setuju tapi seseorang disana nampak hanya diam hingga Arjuna menegurnya langsung. "Gimana, Na?"
Naka mengerucutkan bibirnya lalu memasang ekspresi sedih dibuat-buat, "Setuju sih tapi aing mager." Semuanya berdecak kesal mendengar ucapan Naka itu.
"Yaelah, Na, lo gak mau apa nama lo dikenang di SMA ini sebagai perintis anjay perintis man!"Ucap Alle.
"Nanti Nadia nungguin gue gimana?" Ucapan Naka menimbulkan keheningan disana. Jeno memejamkan matanya sebentar seraya tersenyum getir lalu Jeno merangkul bahu Naka.
"Na, gue cowoknya Nadia gue bisa nganterin cewek gue pulang lo tenang aja gue bakal jagain dia." Ucap Jeno dengan menekan kata 'Cowoknya Nadia.' dan sialnya Naka itu minim dengan perasaan peka jadi Naka hanya mengangguk dan mengatakan setuju ikut ekskul Komunika dan entertainment sementara teman-temannya yang lain hanya menggelengkan kepalanya merasa sangat gemas dengan percintaan Nadia, Naka, dan Jeno.
***
Naka dan kawan-kawan istirahat kali ini mendatangi kelas Lucas yang katanya ketua ekskul komunika dan entertainment, "Persimi bang," Sahut Alle yang langsung disoraki oleh kawan-kawannya.
Lucas yang sedang bercanda gurau dengan kawan-kawannya pun mengalihkan atensinya pada junio-juniornya itu. "Yo? Mau ke siapa?"
AAlle menggaruk belakang kepalanya, "Ini bang kita mau kasih formulir ekskul." Lucas mengangguk-anggu. "Oh, bentar--Din! Dino!"
Alle menatap Arjuna dan lalu mereka malah tatapan dengan Naka, Jeno, Echan, dan Mark, kenapa Lucas malah manggil orang lain?
Dino yang sedang duduk sedikit jauh pun menghampiri mereka. "Paan, Cas?" Lucas merangkul teman sekelasnya itu sambil menunjuk Alle dan kawan-kawan. "Mau daftar ekskul lo tuh."
Naka dan kawan-kawan tatap-tatapan part2
Lucas menyernyit melihat juniornya saling tatap-tatapan, "Apaan dah? Mau daftar ekskul futsal, kan?" Mendengar ucapan Lucas ingin sekali Arjuna mengumpat. Ketuanya sendiri sangat pesimis dengan ekskulnya bagaimana mau berkembang tuh ekskul? Sekarang Arjuna percaya kalau ekskul komunika dan entertainmet akan runtuh sebentar lagi.
"Oh, kalian mau daftar? Mana formulirnya?" Tanya Dino namun Alle dan kawan-kawan masih diam tak menjawab mereka jadi yakin-tidak yakin masuk ekskul yang dipinpin Lucas. Karena mereka diam saja Lucas merebut formulir yang dipegang Alle dan menyerahkannya pada Dino. Dino membaca formulir itu setelah membacanya Dino memutar bola matanya malas dan menyerahkan formulir itu dengan cara memukul dada Lucas pelan seakan menempelkan kertas formulir itu di dada Lucas .
"Itu form buat daftar ekskul lo bangsul." Ujarnya lalu pergi.
Lucas buru-buru membaca form itu lalu berteriak menyebalkan, "WAW JINJJA DAEBAK!"
"Kalian mau daftar ekskul ini beneran?" Mark mengangguk sambil menyahuti, "Iya, Cas."
"Ekskul ini hampir mati loh, bentar lagi juga ada surat penggusuran buat ekskul ini tunggu aja terus anggotannya cuma gue, Hendri, sama Ayang, terus kita satu-satunya ekskul yang gak punya ruangan lho, gue saranin jangan masuk ekskul gue deh, " Lucas ini aneh, umumnya ketua ekskul lain akan senang jika banyak yang bergabung dengan ekskulnya dan bahkan kadang ada yang menganggung-angungkan sampai berlebihan demi menarik perhatian siswa supaya mengikuti ekskul yang mereka pinpin tapi Lucas malah menjelek-jelekkan ekskulnya.
"Mark, gak waras nih orang." Bisik Naka pada Mark. Mark ini teman sepermainan Lucas mereka lahir di tahun yang sama namun karena Mark telat masuk SD satu tahun jadi Mark tidak seangkatan dengan Lucas dan malah seangkatan dengan Naka ddk, sama halnya dengan Alle. Alle seharusnya berada di satu tingkat dibawah mereka namun sewaktu kecil Alle kecepetan masuk SDnya jadi mereka seangkatan.
"Bang, kita serius, kita pengen majuin ekskul komunika and entertainment." Ucap Arjuna serius. Lucas memajukan tubuhnya selangkah hingga ia dan Arjuna berjarak sangat dekat, reflek Arjuna mendorong Lucas. "Lo apaan sih bang?"
"Lah, katanya pengen majuin ekskul? tadi gue udah maju berarti ekskulnya udah maju dong? Apa yang salah man?" Arjuna memutar bola matanya malas sedangkan teman-temannya melongo tak percaya.
Echan mendekatkan bibirnya pada telinga Arjuna lalu berbisik disana, "Jun, maneh yakin mau masuk ekskul ini? Ketuanya aja sengklek aing takut kababawa ih,"
"Kita kan obat penawarnya, Chan, tenang ada kita dia waras."
"Aing gak yakin, Jun." Arjuna sedikit melirik kearah Lucas yang sedang ngupil, IYA NGUPIL! Terciduk mengupil Lucas malah tersenyum bodoh lalu mengacungkan jari telunjuknya pada Arjuna dan Echan yang menatapnya ngeri.
"Mau?" Dengan cepat Echan dan Arjuna menggelengkan kepalanya.
Arjuna mendekatkan bibirnya pada telinga Echan, "Gue juga gak yakin, Chan."
To Be Continue
Dino si Kapten tim Futsal
Lucas si ketua ekskul komunika and entertainment
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Future! (Alternative Universe)/ NCT DREAM
FanficIni kisah Echan dan kawan-kawan pada saat mereka masih dalam masa putih abu-abu.