BAG | 01

179 72 161
                                    

Kanaya berlarian di sepanjang koridor menghindari seseorang, banyak siswa-siswi yang menatapnya bingung, tapi Kanaya malah cengengesan sambil mengintip di samping lemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanaya berlarian di sepanjang koridor menghindari seseorang, banyak siswa-siswi yang menatapnya bingung, tapi Kanaya malah cengengesan sambil mengintip di samping lemari.

"Ssstt!!, jangan ada yang kasih tau ya kalo aku ngumpet disini," ucap kanaya sambil meletakan jari telunjuk nya di depan bibir.

"Iya nay iya, emang nya lo ngumpet dari siapa?" tanya siswi yang ber-nametag Keysha.

"Liat aja nanti."

"KANAYA KELUAR GAK?! ngumpet di mana si tuh bocil, awas aja sampe ketangkep, gue peluk terus gak akan gue lepasin sampe keabisan nafas," teriak seorang pria yang tengah ngos-ngosan berlari dari ujur koridor, Kenzy.

Kanaya makin merapatkan diri nya di samping lemari, dia sampai menahan nafas agar nafas nya tidak kedengaran oleh Kenzy.

Sebenarnya Kenzy tau dimana Kanaya bersembunyi sejak mengatur nafas tadi, karena ujung sepatu nya yang muncul dari samping lemari, tapi Kenzy pura-pura tidak tau.

"Nay, lo ga takut sama hukuman gue, hm?." Kenzy berjalan mengendap-endap mendekati lemari.

Kanaya semakin menggigit bibir bawahnya, gugup campur takut mendengar ancaman bahaya dari kenzy. saat sedang merapalkan doa menghilang dari bumi, Kanaya di kagetkan oleh seseorang yang menangkup pipi nya.

"DAPET! mau lari kemana lagi cantik?" Kenzy menatap Kanaya dengan alis yang diangkat satu, dia agak menunduk karena tinggi Kanaya hanya sebatas ketiaknya. Kalo kata Kanaya, Kanaya itu tidak pendek hanya saja Kenzy yang terlalu tinggi.

Kanaya mengulum bibirnya, bukannya takut dengan ancaman Kenzy tadi, dia malah menahan tawa melihat muka Kenzy sedekat ini, entah ini satu keburuntungan yang ia dapat, memiliki pacar yang memiliki paras bak dewa yunani, baik, sangat pengertian dan perhatian.

Kanaya rasa dia tidak butuh orang lain selain Kenzy, termasuk orang tuanya.

"Kenapa bibirnya digituin? ngode apa gimana?" tanya Kenzy.

Kanaya menangkap sinyal merah tanda bahaya di kepalanya, buru-buru dia menormalkan ekspresinya karena dia takut bibir merah yang telah di olesi liptint tadi luntur.

"Bodo wle." Kanaya menjulurkan lidahnya dan berjalan meninggalkan Kenzy.

Tak tinggal diam Kenzy menyusul Kanaya dan menggandeng tangannya. satu sekolah pun tau hubungan Kanaya dan Kenzy seperti apa, jadi mereka tidak heran lagi.

"Laper engga?" tanya Kenzy sambil menepuk puncak kepala Kanaya.

"Pake nanya lagi, ya laper lah, emang nya aku dibolehin makan dirumah? engga kan, jadi pacar tuh harus ngertiin cewe nya, udah tau jawabannya tapi tetep aja nanya, caper kan kamu?."

Kanaya bercerocos tanpa henti, Kenzy yang setia mendengarkan sampai selesai siraman kalbu dari pacar nya itu. kalo tidak sayang, sudah dipastikan sejak lama Kanaya menghilang dari bumi, di kubur hidup-hidup oleh Kenzy.

"Iya sayang iya maaf, mau makan apa, hm?"

"Iyi siying iyi miif," balas Kanaya menye-menye. "yang kaya biaaasaa, ayo ih ke kantin, kamu gak kasian sama anak kamu di perut aku?," tanya Kanaya dengan muka yang memelas.

"Nay, jangan ngomong gitu lagi, kalo ada yang salah paham gimana?" Kenzy melirik sekitarnya berharap tidak ada yang mendengar.

Kanaya cengengesan. "iyaa beybih hayuk jalan, aku laper dari tadi malem engga makan."

Setibanya dikantin, mereka langsung menuju meja yang biasa ditempati oleh Kenay alias Kenzy Naya , gelar yang diberi oleh siswa-siwi WILFRED HIGH SCHOOL atau singkatnya WHS.

Kanaya duduk di meja, sedangkan Kenzy memesan makanan untuk mereka berdua, bel masih akan berbunyi sekitar setengah jam lagi, cukup untuk mereka menghabiskan makanan.

Setelah memesan makanan, Kenzy melihat Kanaya yang sudah standbye di meja dengan tangan kanan yang memegang sendok, dan tangan kiri yang memegang garpu, Kenzy geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd pacarnya itu.

"Mana ken makanan aku? aku bisa mati kelaperan kalo kaya gini."

"Sabar Nay, bentar lagi, aku pesenin kamu double."

Tak lama, ibu kantin langganan mereka pun datang yang kerap dipanggil bude Er, karena namanya Ersyah. "terimakasih ya de." ucap Kenzy sambil mengambil makanan mereka

"Nggeh." balas bude Er lalu pergi meninggalkan mereka.

"Makan!." titah Kenzy.

"Asiyap." Kanaya langsung melahap makanannya dengan lahap, dia tidak seperti wanita lain, yang kalo makan di depan pria harus menjaga image. kenyang engga miskin iya.

Kenzy diam-diam memperhatikan Kanaya sambil tersenyum. "bahagia terus nay, kamu gak pantes dapet rasa sakit." batin Kenzy.

•••🦋•••
—To Be Continued—
Cukup untuk part ini, Mau lanjut ga? kalo gamau juga sih aku tetep lanjut hhe ✌🏿

Kanaya [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang