Gedung yang berdiri kokoh didepannya, tampak gelap tak bercahaya, menandakan para pekerja lembur bahkan sudah pulang. Satpam yang baru saja memberikan kunci pintu padanya, bahkan memperingatkan agar ia tak berlama - lama disana. Dirinya bukan seorang penakut, namun keadaan gelap gedung tersebut jujur cukup untuk membuat bulu kuduk nya meremang.
"Jangan nyalakan saklar lampunya, lebih baik nona menggunakan senter saja. Oh, tidak perlu khawatir, lift beroperasi 24 jam. Saya akan menunggu di pintu keluar"
Ia menatap punggung pria berseragam itu dengan lesu, gagal meyakinkan untuk minta ditemani masuk. Ini semua berawal dari ia yang teledor, meninggalkan kunci rumahnya di laci meja kubikel kantor. Jika ia memilih untuk langsung pulang, tidak ikut berkumpul bersama rekan kerjanya untuk minum, mungkin saat ini ia sudah tidur di apartemennya. Ribuan kali sudah mengingatkan diri sendiri bahwa kumpul akhir pekan pegawai adalah hal bodoh, tetap saja dirinya memaksakan diri untuk datang.
Jika saja manager divisinya, dengan kata lain juga adalah bos nya, tidak ikut minum disana. Jika saja Cho Kyuhyun tidak tersenyum ramah pada dirinya, pastilah ia akan memilih untuk pulang. Terkadang, ia merasa seperti orang tolol karena tidak dapat menolak ajakan sang atasan.
Tidak, tidak, ia tidak jatuh cinta pada pemuda itu. Mungkin lebih pada... Kagum? Ya, seperti mengidolakan seseorang.
Terlebih, sangat sulit untuk menolak permintaan atasannya tersebut. Siapa yang bisa menolak pancaran manis nan menggemaskan dari sepasang karamel bulat milik Cho Kyuhyun? Bahkan Manager Park, manager keuangan mereka yang sadis dan pelit sekalipun, tidak sanggup memarahi pemuda bermarga Cho itu jika terlambat mengumpulkan laporan keuangan divisi.
Menggerutu kesal pada diri sendiri, ia segera melangkah keluar dari lift. Sengaja senter dalam genggaman ia matikan, karena sinar purnama cukup untuk menerangi ruangan.
".... Libur kali ini...."
Huh?
"Apapun untuk mu"
Kelopaknya mengerjap beberapa kali. Tatapannya mengedar cepat pada ruangan, sebelum menangkap bias lampu dari arah pantry yang terletak di ujung lorong sebelah kiri.
Takut? Sedikit. Penasaran? Tentu saja.
Ia pun memberanikan diri untuk melangkah mendekati ruangan tersebut. Sayup - sayup percakapan dapat ia dengar semakin jelas.
"Aku hanya sebentar disana. Sekarang aku disini, jadi ayo pulang dan berhenti lembur"
"Jangan bohong, alkohol itu pekat terasa di mulut mu"
"Mmh~, kau mengecapnya dengan baik, Siwonniee~... Hei! Kau mengalihkan pembicaraan!"
"Lihat, kau mulai mabuk, Kyu"
Selama beberapa saat, ia mencoba meyakinkan diri, bahwa salah satu dari suara tadi terdengar familiar untuknya. Netranya melihat waswas kedalam. Hampir saja ia menjatuhkan senter dalam genggamannya saat menangkap pemandangan dimana sang atasan sedang berbaring diatas meja pantry kantor mereka. Saling melumat bibir dengan seorang pria yang tak asing.
Uh oh, netra karamel itu melihat kearahnya!
Senyuman manis dari bibir plum yang sedikit membengkak itu diarahkan padanya.
'Sshh...'
Jari telunjuk pemuda tersebut ditempelkan pada bibir, mengisyaratkan agar ia tetap diam.
"Siwon... My Siwonnie~"
Oh, ya Tuhan.
Siwon? Pria yang saat ini sedang fokus mencumbu perpotongan leher bos nya itu adalah Choi Siwon? Presiden Direktur mereka? Uhh... Jika orang - orang mengetahui ini, mungkin akan terjadi patah hati massal di jajaran pegawai kantor.
Untung saja ia tidak menaruh hati pada salah satunya.
.
- END -
.
A/N:
Request from Niawati2305
Yang kemarin request di chap 1, bakal di bikinin kalau di chapter ini atau berikutnya, author belum nemu plot yang bagus untuk ide judul (◍•ᴗ•◍)♡
Request drabble boleh drop di kolom komentar. Cukup satu kata aja, sebagai judul. Untuk isinya, author yang kembangkan! Nanti bakal di pilih satu untuk update selanjutnya ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Him
FanfictionKau dan dia. Dimana pun aku berpijak, apapun lakon yang ku emban, kalian selalu bersama. Dalam harapan kecil ku, mimpi yang hanya diri ku seorang alami, kita bertemu dimana aku adalah saksi. Peran ini ku nikmati, walau dibeberapa episode, hati mungk...