"Hari ini, dia datang lagi"
Mengerjap pelan, ia pun mengalihkan atensi pada pria yang duduk disampingnya. Sedari tadi, ia membiarkan lengan kokoh itu melingkar di pinggangnya, sembari ia bekerja. Sketsa yang ia kerjakan memang harus selesai besok, tapi sang kekasih lebih penting untuknya.
"Pemuda bernama Cho Kyuhyun itu?"
"Ya. Dia selalu memesan menu yang sama"
"Kau sudah pernah mengatakan itu sebelumnya"
Netra kelam itu memandang jauh, seakan mengingat masa lalu. Netra tersebut tidak berfokus padanya, namun ia tak sedikit pun mempermasalahkan hal tersebut. Karena Choi Siwon sedang belajar mencintainya. Mereka akan baik - baik saja.
***
"Cho Kyuhyun... Dia tidak datang lagi hari ini"
Jemarinya sesaat melonggar, nyaris menjatuhkan pena ditangannya. Pengumpulan desain yang ia kerjakan masih cukup lama, ia bisa rehat sejenak kali ini. Sesaat menatap pada cincin di jari manisnya, ia pun memeluk sang terkasih yang saat ini masih berdiri didepan salah satu meja. Meja tempat Cho Kyuhyun duduk selama berjam - jam di kafe mereka.
"Mungkin besok dia akan datang?"
"Entahlah... Tapi aku akan selalu menunggu kedatangannya"
"Itu ide yang bagus. Kau harus mentraktirnya ketika saat itu datang"
Sebuah anggukan ia terima sebagai jawaban. Tak apa, pikirnya, Siwon memang begitu. Cintanya selalu bersikap seperti itu.
***
"Aku menemukannya!"
Senyum indah yang sudah lama tak dirinya lihat, kali ini mampir di bibir joker tersebut. Sang terkasih tampak sangat bersemangat, membuat ia sungguh terharu dan bersyukur. Surat yang dirinya genggam, ia remas kasar dibalik punggung, tak lupa ikut menarik senyum ceria sebagai balas.
"Benarkah?! Kau harus bicara padanya!"
"Ya! Kami akan bertemu besok pagi!"
"Ah, baguslah... Besok ya..."
Senyumnya bergetar, netranya memanas. Bersusah payah ia menahan bulir air mata menuruni kelopaknya. Tidak apa, mereka akan baik - baik saja.
"Sayang? Apa aku melewatkan sesuatu?"
"Hm? Tidak Siwon, kau tidak melewatkan apapun. Tolong sampaikan salam ku untuk Kyuhyun-ssi"
***
Bohong.
Selama ini semua hanyalah kebohongan.
Mereka tidak baik - baik saja.Ia berdiri diseberang kafe, menatap punggung sang terkasih yang selama tiga tahun ini telah menjadi suaminya. Selama tiga tahun juga, pria itu hanya memikirkan satu orang, yang tentu saja bukan dirinya. Siwon tidak pernah menanyakan tentang keadaannya, karena pria itu terlalu sibuk memikirkan keadaan Cho Kyuhyun. Siwon tidak pernah mengingat kegiatan yang seharusnya mereka lakukan bersama, karena pria itu sibuk menunggu kedatangan Cho Kyuhyun. Bahkan hari ini, yang merupakan harapan terakhirnya, kandas begitu saja. Siwon melupakan ulangtahun pernikahan mereka, karena pria itu memiliki janji dengan Cho Kyuhyun. Sepucuk kertas ditangan, ia robek menjadi serpihan dengan tatapan kosong.
Dan kali ini pun, Siwon tidak akan tahu, bagaimana ia hamil dan baru saja kehilangan anak mereka. Keguguran akibat stress berat dan kelelahan. Namun, ini bukanlah salah pria itu. Ini semua salahnya sendiri, karena sedari awal, dirinya lah yang percaya bahwa mereka akan selalu baik - baik saja. Air matanya mengalir deras saat kedua insan yang terpisah itu berpelukan. Ia tahu, sebelum kecelakaan pesawat lima tahun lalu, Siwon memiliki seorang kekasih. Ia tahu, sekalipun Siwon kehilangan ingatan, hati pria itu tak bisa menerima orang lain selain kekasihnya dulu. Karena itulah, ia memilih mundur. Karena itulah, ia membiarkan semua ini terjadi.
Mereka tidak bersalah. Ini semua adalah salahnya, seorang wanita yang terlalu gegabah melabuhkan hati pada pangkalan yang fana.
.
- END -
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Him
FanfictionKau dan dia. Dimana pun aku berpijak, apapun lakon yang ku emban, kalian selalu bersama. Dalam harapan kecil ku, mimpi yang hanya diri ku seorang alami, kita bertemu dimana aku adalah saksi. Peran ini ku nikmati, walau dibeberapa episode, hati mungk...