"Ini tidak akan berhasil, Siwon oppa akan sangat marah. Ayo kembali saja"
"Tenang, dia tidak mungkin marah pada dua dongsaeng tersayangnya"
"Tidak padamu, karena kau kekasihnya, Cho"
"Tapi kau adik sepupu tersayangnya! Begini saja, bagaimana kalau kita taruhan? Jika aku berhasil menghentikan Siwon hyung bekerja, kau harus mentraktir ku eskrim selama satu bulan"
Selama beberapa saat, mereka saling bertatapan. Netra miliknya memandang intens sepasang iris coklat karamel didepannya. Determinasi tampak jelas disana, menandakan bahwa lawan bicaranya itu sudah bertekad. Menghela nafas pelan, ia pun akhirnya hanya memberikan sebuah anggukan ragu, tanda persetujuan.
"Baiklah. Traktir aku pizza untuk satu bulan kalau kau gagal"
"Deal!"
"Tapi, aku hanya akan menemani mu. Aku tidak akan buka mulut"
"Oke! Itu sudah lebih dari cukup! Sekarang, pegang ini dan jangan sampai jatuh"
Mengerjap pelan, segera saja ia menerima barang yang pemuda itu sodorkan. Salah satu tangannya digenggam, dan si lawan bicara pun mulai melangkah cepat, membuat dirinya harus berlari kecil agar tidak tertinggal. Cho Kyuhyun, nama pemuda itu yang merupakan temannya serta kekasih dari kakak sepupunya, terkadang sungguh tidak bisa ditebak. Namun kali ini, ia benar - benar tidak mengerti, ide jahil apa yang melintas di kepala pemuda itu. Tatapannya melirik sekilas kearah barang ditangannya. Sebuah kotak berukuran sedang, sebesar buku catatan namun cukup tebal. Benda itu juga tidak seberat kelihatannya, ia jadi sedikit penasaran dengan isi kotak bersampul kertas kado tersebut.
Seakan tak peduli untuk mengetuk pintu terlebih dahulu, Kyuhyun dengan santainya mendorong sepasang jati berat tersebut agar terbuka lebar. Ia sedikit sungkan setelah melihat kerutan lelah di dahi pria yang berada diruangan tersebut, kakak sepupunya itu pasti merasa terusik dengan suara yang mereka timbulkan. Sekilas, ia berhasil menangkap helaan nafas berat si pemilik ruangan. Meletakkan kotak kado yang ia genggam tadi diatas meja pria tersebut, perlahan ia pun mundur dan bersandar pada dinding di dekat pintu. Selanjutnya adalah bagian Kyuhyun, sesuai perjanjian mereka, dirinya akan tutup mulut.
"Jadi..... Apa ini?"
"Aish! Tentu saja itu kado untuk mu, hyung!"
"Ini bukan hari ulangtahun ku, Kyu"
"Aku tidak perlu menunggu hari ulangtahun mu untuk memberikan hadiah, Siwon hyung"
Netra kelam milik Siwon bertubrukan selama beberapa saat dengan miliknya, ia mengedikkan bahu pelan sembari menggeleng, seakan angkat tangan dengan tingkah sang teman. Pria itu akhirnya membuka perlahan kado tersebut, sebelum kembali mengarahkan atensi pada pemuda didepannya. Itu sebuah kaset video game keluaran terbaru, yang entah kapan dibeli Kyuhyun, karena seharian ini mereka selalu bersama.
"Terimakasih sayang, tapi aku sedang sibuk. Bagaimana kalau kalian berdua saja yang main?"
"Kami bosan hanya main berdua. Hyung selalu sibuk! Bahkan dia, sepupu mu, lebih sering bermain dengan ku! Yang kekasih ku itu dia atau kau?!"
"Tapi Kyu, kita bertiga baru saja pulang dari Lotte World sore ini. Dan itu tiga jam yang lalu. Lagi pula, hyung harus menyelesaikan beberapa berkas kantor yang belum diperiksa untuk besok"
Selama beberapa detik yang panjang, keheningan mengisi ruangan tersebut. Ia melihat bagaimana pemuda itu tertunduk lesu, helai eboni menyembunyikan wajah manis si pemilik. Ah, tentu saja, satu - satunya kelemahan Choi Siwon, adalah air mata milik sang kekasih.
"Hyung tidak sayang pada ku lagi.... Hikss..."
"Baby Kyu, sayang, maafkan aku. Jangan menangis, ku mohon"
"Hikss... Hikss... Kau membenci ku..."
"Tidak sayang, tidak mungkin aku membenci mu. Bahkan, kalau kau mengganggu tidur ku pada jam 2 pagi untuk mengajak ku melihat bintang, aku tidak akan membenci mu!"
Sebisa mungkin, ia menahan tawa yang nyaris keluar dengan cara menggigit bagian dalam pipinya. Kalau Kyuhyun sudah menitikkan air mata dan berlagak sedih seperti saat ini, pastilah pemuda itu sedang melakukan akting ala opera sabun yang sering mereka tonton bersama. Ya, tontonan yang menggelikan, tapi mereka tetap menikmati acara tersebut, dan tertawa keras setelahnya. Mendengus geli, ia hanya menggeleng prihatin saat melihat wajah panik Siwon.
Ah, dasar budak cinta.
"Benarkah?!"
"Ya, sayang. Aku sangat mencintai mu"
"Aku juga sangat mencintai mu!"
Ia memutar bola matanya, jengah menunggu sepasang kekasih itu saling tatap dengan penuh cinta. Mengetuk kakinya yang beralas flat shoes, ia pun menggerutu pelan saat melihat Kyuhyun mengerling jahil kearahnya. Ayolah, ia bosan menunggu.
"Jadi... Kau mau bermain game ini dengan kami?"
"Kyuhyunnie..."
"Ayolah, hanya sebentar!"
"Tidak"
"Ini menyenangkan!"
"Tidak"
"Ayolah Siwonnie! Ya? Ya? Ya?"
"Tidak. Maafkan aku, tapi tidak, sayang"
Akhirnya, ia melepaskan tawa yang sedari tadi dirinya tahan. Kakinya melangkah keluar dari ruangan tersebut, sembari menarik lengan Kyuhyun agar ikut bersamanya. Terimakasih atas sifat gila kerja milik Siwon, karena ia berhasil memenangkan taruhan kali ini.
"Tunggu! Siwonnie! Bagaimana kalau bercinta di balkon?!"
Dan pada detik berikutnya, ia sudah berdiri didepan pintu yang tertutup. Kelopaknya mengerjap pelan, dirinya masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Karena saat ini, ia sudah berada diluar ruangan.
Sendirian.
Hanya dengan satu kalimat ajakan yang sang teman lontarkan, sepupunya itu lantas langsung mengubah keputusan. Meninggalkan ia yang mengerang kesal dan menendang pintu dengan marah, karena kali ini, ia kalah taruhan dari Kyuhyun lagi.
Ya.
Ini sudah yang kelima kalinya.
'Dasar calon ipar sialan!'
.
- END -
.
A/N:
Request from twitter
Request drabble boleh drop di kolom komentar. Cukup satu kata aja, sebagai judul. Untuk isinya, author yang kembangkan! Nanti bakal di pilih satu untuk update selanjutnya ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Him
FanfictionKau dan dia. Dimana pun aku berpijak, apapun lakon yang ku emban, kalian selalu bersama. Dalam harapan kecil ku, mimpi yang hanya diri ku seorang alami, kita bertemu dimana aku adalah saksi. Peran ini ku nikmati, walau dibeberapa episode, hati mungk...