Ada sedikit adegan 🔞 Kalau ga nyaman bisa langsung diskipa aja ya.
Jaemin kembali menghembuskan asap rokok dari mulutnya, ia menyenderkan tubuh setengah telanjang nya di dinding kamar yang dingin seraya melihat keluar kaca jendela. Kamar itu hanya di isi oleh suara dari gemericik air yang terdengar dari kamar mandi, Jaemin mematikan rokoknya kemudian menatap pintu kamar mandi yang terbuka.
Menampilkan seorang wanita cantik yang hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya, "bayaranmu ada di atas meja." Tidak ada sedikitpun kehangatan dalam perkataan itu, malah terasa seperti sebuah hinaan yang jelas. "Sebelum aku selesai mandi, kau sudah harus pergi dari sini." Sambungnya, kemudian melewati wanita itu begitu saja dan menutup pintu kamar mandi.
Wanita itu terlihat merengut tidak suka, ia masih ingin bersama jaeminnya. Ia masih begitu merindukan sentuhan sentuhan jaemin di tubuhnya, tapi untuk saat ini ia masih akan menurut, dengan cepat ia memakai baju dan pergi keluar setelah mengambil uang bayarannya.
Begini saja sudah cukup untuk sekarang, mengetahui bahwa dialah yang selalu di panggil Jaemin, membuat hati wanita itu menghangat.
Ia menatap sekilas pintu kamar mandi yang tertutup itu, lupa menanyakan kenapa ia tidak diterima ketika melamar kerja waktu itu. Desas desusnya ada seorang pria yang diterima tanpa adanya test, wanita itu—Zua, ingin menanyakan kenapa dan bagaimana bisa. Namun sepertinya suasana hati Jaemin sedang tidak cocok untuk ditanya tanyai.
Jam baru menunjukkan pukul 9 malam, Renjun mengatakan untuk langsung pulang dan istirahat saja, jangan khawatirkan apapun. Jeno bisa mengandalkan Renjun jika itu hanya menjaga Yebin, terkadang Jeno merasa tidak enak, ia merasa terlalu merepotkan sahabatnya. Namun, dia tidak pernah menang beradu mulut dengan Renjun, jadi akhirnya ia hanya bisa menurut.
Di kamar, Jeno menelpon Renjun. Menanyakan apakah sungguh tidak perlu Jeno kembali ke rumah sakit, namun jawaban Renjun tetap sama. "Istirahat saja, kau sudah kelelahan dari bekerja."
Renjun juga bertanya mengenai bagaimana hari pertama Jeno, apakah lancar? Apakah ada yang mengganggunya? Apakah ada yang menyulitkan nya? Namun untung saja tidak ada, Renjun bisa bernafas lega ketika mendengar cerita Jeno. Setelah telpon suara itu terputus, Jeno memutuskan untuk tidur.
Namun sebelum ia dapat menutup matanya, suara notifikasi pesan handphone nya membuat Jeno kembali membuka matanya
unknow
:Jeno?
iya, maaf ini siapa?
:pemilikmu [delete]
Na jaemin
Oh, tuan Na. Bisa tau nomor ku darimana?
:Dari Ryujin
Baiklah... Ada keperluan apa?
:Besok aku tidak akan ke kantor, tolong bawakan semua berkas berkas yang harus kubaca dan tanda tangani ke penthouse. Jangan telat, besok aku akan mengirimkan alamatnya
baik tuan
Jeno segera kembali menaruh handphone nya di atas nakas, besok ia harus ke penthouse atasannya. Apakah pekerjaan sekertaris biasanya memang begini? Karna Jeno tidak pernah memiliki pengalaman tentang pekerjaan ini, jadi dia masih sedikit takut. Takut ia akan melakukan kesalahan dan kehilangan pekerjaan yang menjadi harapan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENT (Jaemjen) (SEDANG DI REVISI)
Romance"Sekali milikku, tetap akan menjadi milikku selamanya. Kamu mau bebas dari cengkramanku? Kalau begitu matilah."-Na Jaemin "Lebih baik aku mati daripada harus hidup bersama monster berwujud manusia sepertimu"-Lee Jeno JAEMJEN AREA!!! WARNING🔞
