Jangan lupa vote dan komen
Happy reading****
Jeffry mengusap pipi berisi Lalice yang masih tidur nyenyak disampingnya dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga sebatas leher.
Lama-kelamaan usapan di pipi Lalice berubah menjadi cubitan-cubitan kecil karena rasa gemas Jeffry pada gadis itu. "Gemes banget sih." Jeffry mendekatkan wajahnya pada pipi Lalice dan menggigit pipi berisi gadis itu.
"Eungg.." erangan pelan keluar dari mulut Lalice bersamaan dengan gerakan tidak nyaman dari gadis berbibir plum itu.
Lalice dengan perlahan membuka matanya lalu mengerjap beberapa kali. Dan pandangan yang pertama kali ia lihat adalah wajah tampan Jeffry yang tengah tersenyum.
"Morning babe." ucap Jeffry dengan mencium bibir Lalice.
Lalice mendengus lalu mendorong tubuh Jeffry agar menjauh darinya. "Masih pagi ish!"
"Morning kiss itu namanya, gimana sih lu ah." sebal Jeffry karena Lalice yang tidak membalas ciumannya dan malah mendorongnya untuk menjauh.
Lalice memutar bola matanya dan melirik kearah jam, pukul sembilan pagi. Lalu ia pun mengubah posisinya menjadi duduk dan bersandar pada bagian atas ranjang.
"Lo ada kelas bukan?" tanya Lalice. "Tumben udah bangun jam segini, padahal kan semalem lo tidur jam lima pagi."
Jeffry menyugar rambutnya dan mengangguk. "Hmm, jam sepuluh gue ada kelas."
Mendengar itu lantas Lalice menyentil kening Jeffry. "Udah tau ada kelas kenapa semalem tidur pagiii?!" geram gadis itu.
Jeffry berdecak dan malah kembali berbaring dengan memeluk tubuh Lalice, menyandarkan kepalanya pada dada gadis itu.
"Ya kan gue ngerjain tugas, lo juga kan liat."
"Ngerjain tugas atau main game?" sarkas Lalice dengan mengangkat alisnya.
Jeffry mendongak hendak berprotes. "Ya-ya dua-duanya sih." gumam Jeffry pelan.
Lalice berdecih lalu mengelus kepala Jeffry yang sedang bersandar padanya. "Yaudah sana mandi, kenapa malah sederan gini, nanti lo telat ke kampusnya."
"Bentaran."
"Bentaran versi lo mah bisa sampe berjam-jam." cibir Lalice. "Awas ah gue mau cuci muka."
"Mandi dong, masa iya cuci muka doang." ucap Jeffry dengan merubah posisinya. "Ayo mandi bareng." ajaknya dengan senyum menggoda.
"Mau lo!" semprot Lalice dengan mendelik pada Jeffry. Lalu ia pun turun dari kasur dan berjalan kearah kamar mandi.
Jeffry yang melihat Lalice pergi ke kamar mandi pun ikut beranjak dari atas kasur dan menyusul gadis itu. Tapi belum sempat ia ikut masuk Lalice sudah lebih dulu menutup pintu kamar mandi dan menguncinya.
"Ah gak asik lo mah!" kesal Jeffry dengan menendang pelan pintu kamar mandi yang sudah tertutup itu. "Buka dong Lice, kan tadi lo nyuruh gue mandi."
"Yaudah nanti gantian! Gue sebentar doang." sahut Lalice dari dalam kamar mandi.
Jeffry berdecak sebal mendengarnya lalu ia pun bersandar pada tembok selagi menunggu Lalice selesai. Lima menit kemudian pintu kamar mandi kembali terbuka dan menampilkan Lalice dengan wajah yang kini jauh lebih segar.
Lalice terkekeh melihat Jeffry yang menatap datar kearahnya. "Kenapa lo?"
Jeffry tak menjawab dan langsung melengos pergi masuk ke dalam kamar mandi. Lalice menahan pemuda itu sebelum dia benar-benar masuk. Ia membalikkan tubuhnya dan mencium Jeffry yang tentunya langsung dibalas oleh Jeffry dengan menahan tengkuk Lalice.