Jangan lupa vote dan komen
Happy reading****
Jeffry mengulum senyumnya ketika memainkan jari-jari mungil milik sesosok yang baru saja hadir dalam keluarganya.
"Ngapain diem disitu?"
Jeffry menoleh ketika mendengar suara itu. Lalice melangkah mendekat kearah suaminya yang hanya berdiam diri disisi box bayi yang berada di kamar mereka.
"Itu dia bangun loh, kenapa gak digendong aja?"
Jeffry menggeleng pelan. "Gak berani."
Mendengar itu sontak Lalice tertawa kecil. "Masa masih gak berani sih?"
"Ya emang gak berani gimana dong." balas Jeffry
Lalice menggelengkan kepalanya lalu mengangkat tubuh anaknya dan menggendongnya. "Gini doang loh masa gak berani sih."
"Takut salah cara nge gendongnya, nanti yang ada badan dia pada sakit-sakit." ucap Jeffry lalu mendekat kearah Lalice hingga ia berdiri tepat di samping istrinya itu.
"He is so cute." gumam Jeffry dengan mengusap-usap pipi berisi anaknya.
Lalice menoleh pada Jeffry. "Nih gendong."
"Tangan aku gemeter sayang kalau nge gendong dia." melas Jeffry
Lalice tertawa melihat wajah melas suaminya. "Tapi kamu pengen gendong gak?"
"Ya pengen." jawab Jeffry. "Tapi gak berani."
"Jean harus familiar sama Ayah nya Jeff. Masa selama ini kamu nge gendong Jean nya bisa diitung pake jari sih. Kalah dong sama Lucas, dia yang gak bisa diem aja bisa gendong bayi sampe Jean aja suka anteng kalau sama dia."
"Emang kamu mau kalo nanti Jean ngira Ayahnya itu malah Lucas bukan kamu?"
"Ya enggaklah!" jawab Jeffry tak terima. "Enak aja malah Lucas, kan yang bikin Jean sama kamu itu aku."
"Yaudah makannya gendong nih, aku mau nyiapin baju ganti buat Jean dulu, udah waktunya dia mandi."
"Tapi babe—" Jeffry tak melanjutkan ucapannya ketika Lalice langsung menyodorkan Jean kepadanya untuk digendong yang membuatnya refleks mengulurkan tangannya.
"Sayang ini kalau nanti Jean nangis terus karena badannya pada sakit-sakit jangan salahin aku ya." ucap Jeffry was-was. "Tidurin lagi aja ya?"
"Ngapain ditidurin lagi sih? Orang Jean nya aja anteng kamu gendong." ucap Lalice dengan memainkan tangan anaknya. "Tuh liat, Jean nya juga seneng digendong sama kamu, senyum-senyum terus dia."
Jeffry menunduk untuk melihat Jean yang digendongnya, benar saja yang dikatakan oleh istrinya itu. Jean tengah tersenyum yang membuat ketampanan bayi itu semakin bertambah.
Anak pertama dari Jeffry dan Lalice bernama Jeansya Axvel Adijaya. Wajahnya sudah pasti perpaduan dari kedua orang tuanya.
"Ganteng banget sih anak akuuu." gemas Lalice
"Anak kita." koreksi Jeffry. "Kamu bikin Jean itu sama aku bukan sendiri."
"Jean ganteng jelas turunan aku dong." sombong Jeffry. "Ayah nya aja ganteng masa anaknya enggak."
"Dih PD banget." Lalice mencebikkan bibirnya. "Emang kamu ganteng?"
"Ya emang aku jelek?"
Lalice tak menjawab. Karena siapapun tahu bahwa suaminya itu sangat jauh dari kata 'jelek', bahkan jika bertanya pada anak kecil pun mereka akan tahu dan mengatakan bahwa Jeffry itu tampan.