Jangan lupa vote dan komen
Happy reading****
"Jangan lupa buat terus ngabarin gue."
"Iya astaga. Lo udah ngomong kaya gitu berkali-kali Jeff."
"Ya kan biar lo gak lupa."
"Lo mau tinggal sendiri di apart atau ke rumah Mami selama gue pergi?" tanya Jeffry. "Atau mau ke rumah Mama?"
"Ke rumah Mama sih kayaknya, udah lama juga gak pernah tidur disana lagi." jawab Lalice. "Tapi mungkin dua hari doang gue di rumah Mama."
Jeffry mengangguk-anggukkan kepalanya. "Gak usah macem-macem ya selama gue pergi."
"Gak kebalik tuh? Harusnya gue kali yang ngomong kaya gitu. Lo yang gak usah macem-macem, kerja ya kerja aja gak usah aneh-aneh."
"Gak bakal lah." sanggah Jeffry
Lalice hanya tersenyum tipis.
"Jeff ayo." Samuel datang menghampiri keduanya dan menganggukkan kepalanya, memberitahu Jeffry bahwa mereka berdua harus segera pergi.
Jeffry menghela napasnya dan mengangguk. "Gue pergi dulu ya."
"Iyaa." Lalice tersenyum dan membalas pelukan Jeffry yang memeluknya.
Jeffry lalu mengecup kening istrinya itu sebelum keduanya benar-benar berpisah. Masih dengan tersenyum Lalice melambaikan tangannya pada Jeffry, lalu setelah pemuda itu tidak terlihat lagi dari pandangannya barulah Lalice beranjak pergi.
"Kenapa lo?" tanya Yura ketika Lalice masuk ke dalam mobil dengan raut wajah yang sedikit lesu.
Yura sedari tadi memang menunggu Lalice di dalam mobil, enggan ikut untuk mengantarkan kepergian Jeffry. Dan ketika Lalice menghampirinya ia mengernyitkan dahinya karena raut wajah gadis itu yang berbeda.
"Perasaan gue kok gak enak ya, Ra." ucap Lalice. "Kaya gak tenang aja gitu."
"Hah? Maksudnya?" tanya Yura bingung seraya menjalankan mobilnya.
"Padahal kemarin-kemarin gue biasa-biasa aja waktu Jeffry mau pergi tapi sekarang pas dia udah pergi gue malah gak tenang."
"Mungkin karena ini pertama kalinya lo pisah sama Jeffry terus jaraknya juga yang lumayan jauh jadi lo kepikiran." ucap Yura dengan melirik kearah Lalice.
Lalice menghela napasnya dan menyandarkan tubuhnya. "Iya kali ya."
"Gak usah mikirin yang aneh-aneh." ucap Yura seakan-akan tahu apa yang ada di dalam pikiran Lalice.
Lalice terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya. "Enggak kok."
"Lo gak pinter bohong nyet." cibir Yura. "Dari raut wajah lo aja itu jelas banget lo lagi mikirin sesuatu."
"Lagian kenapa tiba-tiba banget lo kaya gitu?"
"Gue juga gak tau." Lalice menghembuskan napasnya. "Perasaan gue tiba-tiba aja jadi gak tenang waktu ngeliat Jeffry pergi tadi."
"Mungkin bener kata lo, ini pertama kalinya gue pisah sama dia jadi gue ngerasa gak tenang aja." ucap Lalice mencoba menepis segala pikiran negatifnya.
"Jeffry gak bakal aneh-aneh Lice, lo pasti tau sendiri dia gimana."
Lalice tersenyum tipis dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Ya dia tidak boleh berpikiran negatif terlebih dahulu, dia harus percaya pada Jeffry.
Suaminya itu pasti tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh selama keduanya berpisah.