Jangan lupa vote dan komen
Happy reading****
"Kalau udah selesai kelas telpon gue."
"Kok nelpon lo?"
"Biar nanti gue jemput."
"Gak usah deh, nanti gue pulang bareng Yura aja."
Jeffry menggeleng. "Enggak, pokoknya nanti telpon gue."
"Nanti lo bulak-balik dong Jeff cuma buat jemput gue doang. Pasti nanti abis jemput dan nganterin gue pulang ke apart lo balik lagi ke kantor."
"Pokoknya telpon gue." keukeuh Jeffry. "Gue harus mastiin lo pulang dengan aman."
Lalice mendengus. "Yaudah iya nanti gue telpon."
Jeffry tersenyum lalu mendekatkan wajahnya pada Lalice, mencium gadis itu. "Jangan lupa makan siang." ucap Jeffry dengan mengusap sudut bibir Lalice.
Lalice mengangguk lalu mengecup pipi Jeffry. "Lo hati-hati ke kantornya, gak usah ngebut."
Lalu setelah itu Lalice keluar dari mobil dan melemparkan senyumnya kala Jeffry menurunkan kaca mobilnya sebelum pemuda itu melaju pergi.
"LALICEE!!"
Baru saja Lalice akan melangkah, teriakan nyaring dari seorang gadis yang sedang berlari kecil kearahnya membuat Lalice tak jadi melangkah.
"Laki lo gak kuliah?"
Lalice menggeleng menjawab pertanyaan Yura— gadis yang berteriak nyaring tadi.
"Ngantor dia."
"Ohh." Yura mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Nih buat lo."
Lalice mengernyit dan mengambil benda persegi itu. "Undangan?"
"Iyaa, si Rose ngadain party buat ulang tahunnya. Dan karena lo kemaren gak ke kampus jadi dia nitipin undangannya itu ke gue."
"Jeffry gak mungkin ngizinin gue dateng ke party ini." ucap Lalice setelah membaca-baca undangan itu. "Lo liat coba si Rose ngadain party nya di mana."
"Di RedBlooms bar kan?" Yura mengangkat alisnya. "Terus Jeffry gak ngizinin lo nya kenapa?" tanya Yura tak paham.
Lalice berdecak. "Ya kan Rose ngadain party nya di bar Ra, Jeffry mana mungkin ngizinin gue ke tempat kaya gitu."
"Ya lo dateng nya sama dia lah goblok. Kalau lo dateng sendiri mah ya pasti gak bakal diizinin lah."
"Iya juga ya." gumam Lalice lalu menyengir. "Yaudah deh nanti gue ajak dia buat ikut."
"Hai girls!"
Yura dan Lalice menoleh lalu tersenyum ketika Rose menghampiri mereka.
"Eh iya Lice, undangannya udah dapet kan?"
Lalice mengangguk dan mengangkat benda ditangannya. "Udah kok."
"Harus dateng ya, lo berdua pokoknya harus dateng, wajib dateng." ucap Rose dengan menatap Lalice dan Yura bergantian.
"Tenang aja, gue si udah pasti bakal dateng." ucap Yura lalu menyibak rambutnya. "Ya kali ada party gue lewatin."
"Tobat!" ucap Lalice dengan mengetuk kepala Yura menggunakan undangan.
"Ish!" kesal Yura. "Nanti kalau udah punya laki baru tobat gue."
Rose terkekeh lalu menatap Lalice. "Lo harus dateng ya Lice, gak mau tau gue pokonya lo harus dateng."
Lalice mengedip sebelah matanya. "Of course, gue juga pasti dateng kok."