• Loves 11

5.8K 814 150
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy reading

****

"Nanti telpon gue lagi kalau gue udah di rumah Mami."

Lalice kini tengah melakukan video call dengan Jeffry di balkon kamarnya. Ketika ia membuka matanya pagi tadi ia mendapatkan beberapa panggilan telepon dari Jeffry yang sayangnya baru bisa ia jawab ketika pemuda itu menelpon untuk yang ke sepuluh kalinya.

"Ngapain?"

"Ruby kemarin pengen ketemu lo terus gue janjiin hari ini dia bisa video call sama lo nya, karena kemarin kan lo baru ngabarin gue aja pas malemnya." jawab Lalice dengan nada menyindir diakhiri kalimatnya.

"Ya maaf babe, kemarin tuh pas gue mau ngabarin lo gue harus buru-buru meeting. Terus selesai meeting gue diajak makan malem bareng sama koleganya dan waktu gue mau ngabarin lo ternyata handphone gue ketinggalan di kamar hotel."

Lalice hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja.

Diseberang sana Jeffry menghela napasnya. "Kuliah gak lo?"

"Kuliah, nanti ada kelas jam sembilan."

Diseberang sana Jeffry melirik jam tangannya. "Lo ada kelas jam sembilan tapi belum siap-siap. Padahal sekarang udah jam delapan lewat."

"Ini baru mau siap-siap." ucap Lalice seraya beranjak dari balkon kamarnya.

"Gue tutup dulu ya telponnya, gue mau mandi."

"Yaudah iya."

"Lo jangan ilang-ilangan lagi loh Jeff." ucap Lalice. "Awas aja kalau gak ngasih gue kabar kaya kemarin."

Jeffry tertawa kecil. "Iya enggak kok."

"Yaudah kalau gitu gue tutup dulu ya telponnya." ucap Lalice dengan melemparkan senyum manisnya pada Jeffry. "Bye.."

Diseberang sana Jeffry ikut tersenyum. "Bye babe."

Lalu sambungan keduanya pun terputus.

Lalice meletakkan handphonenya diatas nakas dan melenggang pergi menuju kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap kuliah.

❈❈❈

Jeffry melonggarkan dasi yang tengah dipakainya lalu memijat pelipisnya ketika kepalanya terasa sangat berat karena semalam ia kesulitan untuk tidur sehingga ia hanya tidur selama tiga jam saja dan kini ia dihadapkan dengan kertas-kertas yang membuat kepalanya pusing.

"Jeff."

Jeffry mendongakkan kepalanya menatap Samuel yang berada di depan pintu. "Apaan?"

"Makan siang gak lo? Udah waktunya makan siang nih."

"Duluan deh." ucap Jeffry setelah melihat jam tangannya yang ternyata memang sudah waktunya makan siang. "Nanti gue nyusul."

Samuel menganggukkan kepalanya. "Yaudah, di restoran depan ya."

"Iyaa."

Setelah itu Samuel melenggang pergi terlebih dahulu untuk segera makan siang. Selang beberapa menit Jeffry telah menyelesaikan pekerjaannya dan beranjak dari duduknya untuk segera makan siang juga.

Jeffry hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya ketika ia berpapasan dengan beberapa karyawan yang menyapanya.

Ketika Jeffry akan menaiki lift tiba-tiba saja dari arah belakang ada yang menabraknya.

Loves [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang