10.// the (true) reason

44 22 4
                                    

"Jeno sayang,"

Aku menaikan kepalaku yang semula menunduk itu ke arah bunda.

"Gimana? Udah banyak ngobrol sama Aela?" Aku mengangguk sambil tersenyum simpul.

"Hugs?"

Aku mendesah pelan, lalu mulai memeluk daksa bunda dan menenggelamkan kepalaku di pundaknya.

Di saat seperti ini, bunda selalu peka atas apa yang harus ia lakukan.

Sebab itulah, aku mencintainya setelah Aela.

Aku melepas daksanya setelah kurasa cukup untuk memeluknya, "makasih, bun." Bunda tersenyum lalu mengelus pucuk kepalaku penuh sayang.

"Sama-sama," jawabnya.

Ayah yang melihat peristiwa itupun menepuk pundakku dua kali. Aku tertawa kecil setelahnya.

"Yaudah, kita pergi dari sini. Yuk?" Ajak ayah lalu kami bertiga pun melangkah menjauh dari kamar penuh duka tersebut.

_____

Ella pov

"Kak Andraa!" Sahutku sambil lari menuju arah Kak Andra berada lalu memeluk tubuhnya itu, dan kutaruh kepalaku di dadanya.

"Eh?? Kenapa la?" Tanyanya bingung melihat tingkahku.

"Kakak tahu soal Haechan kan? Nah, Bang Theo udah tahu semuanya beserta alasannya 'kenapa Haechan ngelakuin itu' dan..itu bikin gua ngerasa gak enak sama dia." Curhatku masih ada di dalam pelukannya.

"Emang apa alasannya?" Tanyanya lagi sambil memainkan rambutku.

"Bang Theo bilang kalau, keluarga Haechan ternyata krisis ekonomi yang mengharuskan Haechan harus di jodohin." Jawabku.

Kak Andra menangkup pipiku, "listen. Ngerasa gak enak boleh, tapi..apa boleh buat. Mau kamu udah tau alasannya dari awal waktu juga Haechan bakalan tetap di jodohin kan? Mungkin kalian emangㅡmaaf, gak ditakdirkan bersama? Apa boleh buat?" Ucap Kak Andra panjang lebar.

Ucapan Kak Andra malah membuatku ingin menangis saja.

Aku memukul tubuhnya pelan, "Kak Andra kok bilangnya gitu?!"

"Loh? Emang kenapa? Kan bener?" Tanyanya bingung.

Aku melepaskan pelukanku darinya, "Ngomongnya yang baik-baik aja, dong!" Kesalku.

Ia tertawa lepas lalu mengacak pucuk rambutku, "iya-iya, maaf. Nanti pasti kalau kalian jodoh bakalan di pertemukan lagi, kok. Okay? Don't be sad, princess." Katanya sambil membawa kepalaku lagi ke arah dadanya.

"Siapa yang sedih? Ella? IH! Sorry lah yaw, masa diri ini sedihin mantan sih?" Ucapku tak terima.

Melihat perlakuanku tadi, membuat Kak Andra mencubit pipiku pelan.

"Lucu, yaudah. Daripada ngomongin dia, mendingan nonton netflix, yuk?"

Aku mengangguk lalu kita pun mulai menonton series netflix tersebut.

_____

Tw // mention of suicide, murderer, mention of murder

My Lost Fiancèe ; JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang