06.// birthday.

100 64 40
                                    

Toko perhiasan

Setelah perjalanan yang lumayan panjang dari toko album, kita pun akhirnya sampai di toko perhiasan tempat dimana cincin yang Mamah Jeno idam-idamkan berada.

Jujur, aku tidak pernah ke toko perhiasan seperti ini. Sejak kecil, aku hanya dibelikan anting saja oleh orang tua angkatku, itupun aku tak pernah ikut bersama mereka ketika mereka membeli antingku.

Jadi, memasuki toko perhiasan adalah yang pertama kali dalam hidupku.

Aku pun mulai melangkahkan kakiku untuk masuk kedalam toko itu bersama Jeno tapi berhenti di depan pintu masuk.

Eum, sebenarnya toko ini juga tidak terlalu mewah dan berlokasi dekat pasar malahan. Aneh bukan? Aku kurang yakin malahan kalau cincin yang benar benar Mamah Jeno idam idamkan atau yang 'Pengoleksi' perhiasan idam idamkan ternyata berada di dekat pasar? How cool..

"Jen, are you sure this is the place?" Tanyaku memastikan.

Jeno mengangguk,"bener kok! Ayo masuk,kamu daritadi di depan mulu." Ajaknya.

"Okay.."

Aku pun masuk kedalam toko perhiasan tersebut lalu menuju kearah Jeno yang sudah berdiri di depan meja kaca yang didalamnya berisikan cincin itu.

Jujur, ketika aku melihat cincin dan perhiasan yang ada didalam meja kaca itu,aku merasa semua perhiasannya itu sangat mengkilap sehingga membuat semua orang pasti ingin sekali memakainya.

Toko ini..apa ya? Beda.

Semua perhiasan yang ada disini pasti terasa mengkilapkan mata dan seakan-akan menyuruh kita untuk membelinya. Padahal lokasinya dekat pasar dan bangunannya pun tidak terlalu mewah.

Selagi Jeno menanyakan tentang cincin itu pada karyawan toko, aku dengan iseng melihat perhiasan yang ada di toko ini, sampai mataku tertuju pada satu kalung yang dipakai salah satu kepala manekin toko itu dalam meja kaca.

Kalung putih cantik, dengan gambar hati di tengahnya.

Astaga.. Itu terlalu cantik.

Aku punya uang tidak ya?

Ada baiknya aku tanya dulu deh harganya.

"Mba!" Sahutku pada seorang wanita muda yang sedang menimbang perhiasan.

Wanita itu mendekatiku, "iya? Ada apa?" Tanyanya.

"Eum, untuk kalung yang itu.. " Aku menunjuk kalungnya. "Harga berapa?" Lanjutku.

"Kalau kalung ini harga 1.500.000," Jawabnya.

Ah, harganya jauh lebih mahal dari yang ku bayangkan ternyata..

Aku perlahan membalikkan badanku lalu melihat isi tas kecilku.

Sembilan, sepuluh, ah.. kurang ternyata.

"Eum, yaudah deh. Makasih ya, mba!" Kataku.

Wanita yang kupanggil mba tadi pun mengangguk lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

Akh, sial. Padahal aku benar-benar ingin membelinya.

"Ael? Lagi ngapain?" Tanya Jeno yang membuyarkanku.

"Ah, hanya melihat lihat. Udah selesai? Ayo pulang." Ajakku.

Jeno pun mengangguk lalu kita pun keluar dari toko itu.

____

"Mau kemana lagi?" Tanya Jeno setelah kita sudah ada di mobil.

My Lost Fiancèe ; JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang