III. Perasaan

146 31 0
                                    

— · —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— · —

Upacara pagi hari Senin. Semua murid berkumpul dan berbaris, Winter tidak berangkat seperti biasanya. Minju sendirian, sungguh ia merasa tidak punya teman lain. Saat dikelas ia selalu diejek dan tidak ada yang membelanya. Memang terkadang Beomgyu membantu, tapi sering kali pemuda itu menghiraukan sekitar.

Untung saja upacara pagi dahulu, Minju senang karena bisa memperhatikan pujaan hati. Terlepas hari kemarin buruk, apa salahnya mencintai diam-diam? Berbaris didepan, kebetulan Jaemin juga di depan. Teriknya matahari membuat murid lain mengeluh, kecuali Minju yang tersenyum lebar menatap Jaemin dari kejauhan.

“Semangat banget Ju, biasanya juga dikelas jarang senyum.” heran Somi.

“Lagi liat siapa?” saut Jinsol dibelakang, “Percuma, ga ada yang suka ke lo. Kuno gitu!”

Ucapan Jinsol terhenti, upacara dimulai. Minju menghembuskan nafasnya lega. Lalu memperhatikan setiap gerakan Jaemin, menurutnya itu sangat menyenangkan.

Kembali ke kelas, Minju mengantuk.

“Sebelum KBM dimulai, kami selaku anggota OSIS ingin memberitahukan bahwa akan ada anggota baru. Jika berminat silahkan daftar, isi formulir ini lalu berikan pada Jaemin.”

Mendengar itu kantuk Minju seketika hilang, lalu menatap depan kelas. Jaemin sedang menjelaskan, lalu membagi formulir. Minju tak paham, sudah kedua kalinya ia bertemu dan berinteraksi dengan Jaemin. Tapi mengapa ia seperti tidak mengenali dan terlihat sangat cuek.

Tanpa sadar Minju mengisi formulir, lalu memberikannya pada Jaemin yang tentu tidak ada respon lebih apapun.

“Eh gaada Winter?” Jinsol duduk disamping Minju, “Ew karet ikatan lo kuno banget, mirip anak TK.” ledeknya lalu menarik ikatan rambut Minju hingga berantakan.

“E-eh itu karet kesayangan—”

“Ups karetnya jatuh.” Jinsol membuang karet barusan di dekat jendela.

Minju semakin tidak percaya diri dengan penampilannya. Sejak kecil ia selalu diikat rambutnya, menggunakan kacamata sedang bukan karena minus tapi sudah kebiasaan. Pakaian yang panjang dan longgar. Sepatu hitam pekat yang tidak modis dan aksesoris yang monoton menurut orang lain.

Memangnya seburuk itu? Lagipula kesukaan setiap orang memang berbeda bukan. Minju juga tidak paham dengan gaya fashion tebaru, karena ia lebih suka belajar atau memanfaatkan waktunya dengan baik. Bukan untuk bermain sosmed seperti kebanyakan temannya.

“Ju, lo ga ada teman kelompok?”

“Gua gaada, sama—”

“Kebetulan anggota gua kurang satu, sini lo sama gua Som.” Jinsol menarik Somi ke meja miliknya.

Tidak ada harapan, Minju menutup bukunya lalu hendak mengerjakan sendiri tugas ini. Andai saja Winter ada disini pasti memiliki teman dan juga selalu yang menemani. Berharap besok Winter kembali berangkat.

“Lo sama gua,” Beomgyu tiba-tiba duduk disamping Minju yang hendak pergi. Akhirnya Minju tersenyum lalu mengangguk setuju.

“Gua heran, elo pinter dikelas ini tapi gaada yang mau sekelompok. Ga paham sama otak miring.” cerocos Beomgyu, Minju terkekeh mendengarnya.

Lalu keduanya kembali mengerjakan tugas, lebih tepatnya kebanyakan Minju. Sisanya Beomgyu hanya mencatat saja, memang ada udang dibalik Beomgyu.

“Tumben ga diikat? cakep juga lo Ju?” ucap Beomgyu membuat Minju membeku, pertama kalinya selain Winter yang memuji seperti ini.

Tangan Beomgyu mengambil kacamata Minju lalu menatap dalam Minju yang mulai tak nyaman. Membenarkan helaian rambut Minju yang sedikit berantakan.

Hendak mengambil kacamata ditangan Beomgyu, tapi gagal terus karena sang empu menghindar dnegan gesit.

“Elo sebenarnya cantik deh Ju, tapi gaya lo kuno. Rok lo panjang, baju nya juga formal banget. Kalau ga pake kacamata gini bagus.” serius Beomgyu.

Waw baru kali ini Minju melihat tingkah serius Beomgyu. Biasanya ia snagag aneh, banyak bicara dan konyol. Dengan cepat Minju mengambil kacamata miliknya.

“Ehm okay, saya kumpulkan ke pak Namjoon dulu.” tidak menghiraukan ucapan Beomgyu disana.

Entah mengapa Minju sangat aneh, ucapan Beomgyu selalu berputar dikepalanya bahkan saat akan pulang sekolah. Minju sangat bersemangat untuk cepat ke ruang OSIS untuk bertemu Jaemin? bukan semata-mata murni mengikuti wawancara dan seleksi besok.

“Eh anak baru? Besok baru dimulai.” ucap anggota OSIS ber- name tag Yeji.

Minju mengangguk malu, lalu melihat sekitar. Setelah upacara di pagi hari. Tak melihat keberadaan Jaemin dimana pun. Sehingga ia  mencari di ruang basket hingga kini ruang OSIS.

Yeji paham Minju seperti mencari seseorang, “Cari siapa? Hari ini ada kumpul tapi ga semua datang.”

“Siapa yang tidak datang kak?”

“Guanlin, Jaemin, Chaeryeong.”

“Eum kalau boleh tahu kak—”

“Jaemin sakit, habis kelas pertama dia ijin pulang ke rumah.” Minju mengangguk paham, namun baru sadar mengapa Yeji sangat peka.

Melihat itu Yeji mengajak Minju mengobrol, ia ternyata selalu memergoki Minju ketika memperhatikan Jaemin. Saat selesai kumpul OSIS, Yeji melihat Minju meletakkan surat ke dalam loker Jaemin. Kebetulan Yeji satu kelas dengan Jaemin juga jadi ia sering melihat keberadaan Minju yang selalu memperhatikan kelasnya.

“Lo suka sama Jaemin?”

Terdiam, Minju tak bisa berbohong dan menjawab. Sepertinya Yeji sudah paham, ia memberikan pendapat bahwa hendaknya Minju jujur pada Jaemin secara langsung daripada hanya menjadi penggemar rahasia dari kejauhan.

“Tapi kak Jaemin udah ada pacar.”

“Mereka kayak ga pacaran, lagipula belum di tahap serius. Kenapa ga jujur aja sebelum menyesal?”

Menunduk, Minju akhirnya jujur. Ia sangat tidak percaya diri dengan dirinya. Yeji terdiam berfikir, lalu kambali berkata bahwa Jaemin tidak memperdulikan penampilan. Memang ia terlihat sangat cuek karena ada hal tak mengenakan dengan mantan sebelumnya.

“Kalau nanti Jaemin nolak, kan jelas juga lo harus mundur dan ga cape ngejar sembunyi kaya gini. Gua ngerti lo bakal ngerasa percuma, tapi kejujuran bikin lo tenang dan lega setidaknya dia paham perasaan lo.”

Entah mengapa ucapan Yeji membuatnya semakin bingung. Haruskah ia maju dan jujur, atau sebaliknya tetap mencintai dari jauh.











to be continue
— · —

𝗖𝗔𝗡 𝗪𝗘? - 𝙛𝙩. 𝙅𝙖𝙚𝙢𝙞𝙣𝙟𝙪 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang