V. Penasaran

154 32 5
                                    

— · —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— · —

Hujan turun di pagi hari, banyak sekali murid yang menggunakan payung ataupun mantel. Sungguh pagi hari yang dingin, Minju yang jalan seorang diri menggunakan payung. Padahal semalam sangat bersemangat tentang Jaemin, tapi entah mengapa pagi ini suram seperi hatinya.

Bersamaan dengan itu, ia melihat Jaemin yang turun dari mobil bersama dengan Heejin lagi seperti dua hari yang lalu. Keduanya berbagi payung, seperti impian dalam mimpi Minju semalam, namun itu tidak terjadi padanya.

“Hei! Sendirian aja?”

“Minkyu— kok bisa disini?”

Pemuda dihadapannya malah memberikan jaket miliknya pada tubuh Minju lalu menganti dengan payung yang lebih besar. Tak sadar keduanya juga seperti adegan dalam drama, bahkan menjadi pusat perhatian seperti Jaemin dan Heejin diujung sana yang juga menatap Minju dan Minkyu.

“Mampir sebentar nemenin princess, kata bang Mingyu jagain. Udah buruan masuk, keburu terlambat.”

“Kenapa berhenti Jaem?” mendengar Heejin, Jaemin kembali berjalan menuju dalam sekolah.

Menghiraukan Minju dan seseorang yang sedang bersamanya. Banyak sekali murid yang memperhatikan kedua pasangan tadi. Jaemin tentu saja tidak perduli. Sesampainya dikelas, masih saja membicarakan hal itu.

“Eh gile, makin lengket aja sama Heejin. Semua orang udah yakin kalian beneran pacaran.” Hyunjin bersuara.

“Emang pacaran.” jawab Jaemin.

“Tapi tadi gua liat Mingkyu bareng murid sini siapa? Wah tuh cewe keren, Mingkyu sepopuler itu bisa kenal murid yang kelihatannya kuno tadi.”

Yeji tersenyum mendengar hal itu,  kenalan Minju juga tidak main-main. Sejak lama Yeji mengagumi sosok Minkyu, tapi sangat sulit terjadi karena beda sekolah dan juga bagaimana bisa dekat begitu saja.

“Tadi itu Minju,” jawab Yeji.

“Dia adik kelas 10 IPA 1.”

Semuanya ber-oh ria. Hanya Jaemin dan beberapa murid lain tidak memperdulikan. Sesekali mendengar saja, lalu kembali fokus dengan tugas.

Kelas berakhir dengan cepat, tentunya karena ini hari Jumat. Jaemin menuju lokernya untuk kembali melihat surat pemberian inisial M. Masih mencari, ia bingung tak menemukan apapun disana. Mungkin terlalu cepat.

Jaemin memutuskan untuk menunggu seseorang itu dibalik dinding, tetap saja sudah lebih dari tiga puluh menit tidak ada yang datang. Memang tadi gadis yang pernah ia curigai hendak menuju loker, tapi justru milik Hyunjin?

Menatap gadis itu dari jauh, ia salah orang selama ini. Tapi dilihat dari tulisannya sangat mirip, lalu namanya sama-sama berawalan M yaitu Minju. Dan tempo lalu ia pernah masuk UKS karena magh nya kambuh hanya bersama gadis itu juga.



— · —




“Stop Ju!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Stop Ju!”

“Eoh iya Sa, kenapa?” tanya Minju mendapati Isa yang sedang bingung.

Tentu saja sebagai teman yang baik Minju membantu Isa. Ia membawa surat untuk Waketos Jake disana lalu meletakkannya di loker. Setelahnya Minju ikut tersenyum senang dengan Isa, saat ingin meletakkan surat hari ini untuk Jaemin— Isa mencegahnya.

“Tunggu Ju, kamu masih maju?”

Tanpa ragu Minju mengangguk, Isa malah menariknya pergi dari sana lalu bertemu dengan Yeji di kantin.

Dengan cepat Yeji mengutarakan hal yang membuat Minju tidak percaya. Lagian mana mungkin Jaemin bisa menyadari nya? Juga ia sangat tidak perduli bukan, jadi untuk apa peka.

“Tapi Ju, waktu selesai wawancara Jaemin tanya ‘Apa ini ga salah milik Minju yang disana?’ sambil nunjuk elo! Apa lagi kalau bukan curiga.” Isa masih menyimak dengan tenang.

Namun kalimat selanjutnya membuat mata Minju melebar, “Jaemin dengerin kita gosip tentang lo sama Minkyu.”

“Yaudah aku tetap maju, jadi ini hal positif kan Ji?” Minju bertanya.

Yeji terlihat berfikir, namun kali ini untuk pertama kalinya Isa memberi pendapat, “Kalau maju dan tetap kayak gini, cuma jadi bayangan mending ga perlu Ju. Lagian cuma dengerin, bisa jadi Jaemin tetap ga perduli.”

Sangat benar, walaupun ada perkembangan Jaemin mulai memperhatikan dan kenal dengan Minju. Tapi tetap saja hasilnya tidak ada jika sembunyi. Kalau jujur juga tidak begitu akurat, bagaimana jika Jaemin menolak kemudian sang pacar mengira Minju merebutnya.

Sungguh ketiganya sangat bingung mencari solusi. Minju jadi merasa tidak enak dengan keduanya, padahal masalah miliknya tapi ikut terseret ke dalam seperti ini.

Masih tak menemukan hasil, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan lewat fia telepon dirumah nanti. Bersamaan dengan itu mereka melihat Jaemin dan Heejin pulang bersama lagi. Wah sepertinya akan sangat sulit. Minju kembali melamun, menatap kepergian mobil milik keluarga Jaemin.

Sementara Jaemin? Entahlah ia merasa kecewa tidak bisa menemukan seseorang dibalik surat keseharian yang selalu ada di lokernya. Padahal jarang sekali Jaemin mencari tahu tentang sang pengagum rahasia.

“Kenapa ngelamun terus?”

Heejin tidak paham dengan mood Jaemin yang berubah cepat, pagi-pagi terlihat senang dan sekarang sedih.

“Pengagum rahasia—” terdiam sebentar, ragu cerita pada Heejin.

“Gua penasaran siapa yang kirim setiap hari ke loker,” akhirnya jujur, lalu menjelaskan bahwa hari ini Jaemin hampir menemukan sang pengagum itu namun nihil.

“Mau gua bantu?”

“Boleh.”

Heejin tersenyum, ia senang akhirnya Jaemin berinisiatif mencari penggemar rahasia. Bertahun-tahun Jaemin tidak memperdulikan sekitar, ia cuek dan baik hanya sekedar baik layaknya manusia.









to be continue
— · —

𝗖𝗔𝗡 𝗪𝗘? - 𝙛𝙩. 𝙅𝙖𝙚𝙢𝙞𝙣𝙟𝙪 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang