9. Dedek's First Day

7.4K 883 117
                                    

Kabar gembira untuk kita semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kabar gembira untuk kita semua. Jaemin alias Nana alias Dedek sekarang sudah kelas satu SMA! Horayy!

Hari pertama Jaemin masuk SMA, yang repot seisi rumah. Doyoung sibuk memastikan bahwa acara penyambutan anak baru berlangsung aman dan nyaman, juga memastikan peningkatan keamanan sekolah. Si sulung Mark mengecek perlengkapan yang dibutuhkan sang adik, Jeno dan Haechan bersiap ikut mengantar, Chaeyeon menyiapkan bekal, dan Yena serta Chaewon bertugas mendandani Jaemin di hari pertama. Seragam baru, sepatu baru, tas baru, parfum baru, gaya rambut baru, pokoknya Jaemin harus yang paling memukau deh!

"Dedek nggak mau pake lipbalm!"

Chaewon menghela napas saat Jaemin untuk yang kesekian kalinya menolak dipakaikan pelembab bibir. Bukan tanpa alasan, bibir Jaemin itu gampang kering dan pecah-pecah. Apalagi acara hari pertama biasa dilakukan hampir seharian, jadi penting untuk memoles bibir Jaemin agar tidak kering dan berakhir berdarah.

"Dedek tau sendiri kan bibirnya gampang pecah-pecah? Nanti berdarah lho." bujuk Yena. "Lagipula lipbalm nya kan nggak berwarna."

"Tapi bibir Dedek jadi glossy gitu," Jaemin cemberut. "Dedek ndak suka."

Chaewon melihat jam dinding dan jarum sudah menunjuk pukul setengah tujuh. Jika mereka masih berdebat lebih lama lagi, Doyoung pasti akan mengomel panjang pendek di bawah dan Jaemin bisa terlambat masuk di hari pertamanya.

"Dedek." Chaewon memanggil dengan nada tegas. "Mau pakai atau nggak? Kalau nggak mau, terserah. Tapi jangan ngeluh sama Kakak kalau bibir kamu berdarah."

Jaemin langsung ciut. Dengan sebal, ia menghampiri kakak keenamnya setelah menghentakkan kaki dengan keras. Sebenarnya Yena sudah terbiasa dengan pemandangan Jaemin yang takluk pada Chaewon, tapi tetap saja Yena terpana. Dia yang sulung nomor dua kok malah lemah dengan si bungsu.

Eh tidak juga. Masih ada si Bapak RT yang jauh lebih lemah. Soalnya kalau dirasa sudah tidak mampu mengatasi Jaemin, Doyoung langsung mengopernya pada Mark atau Chaewon. Cih.

Owkay. Sekarang Jaemin sudah wangi, sudah ganteng, sudah manis, sudah siap berangkat ke sekolah baru. Neozone High, sekolah yang menjadi pilihan Jaemin karena enam kakaknya merupakan alumni di sana. Bisa bayangkan betapa ketar-ketirnya para staff di Neozone karena tujuh anak pengusaha kaya raya berturut-turut bersekolah di situ, ditambah tiga sepupu yang masih membawa darah Calief juga. Seperti dinasti turun menurun.

Lecet sedikit, habislah mereka.

Doyoung tersenyum saat Jaemin turun dari tangga diikuti Yena. Chaewon malah kembali lagi ke kamar karena masih mengantuk.

"Cieee anak Ayah udah SMA!" kemudian mengelus dada. "Nggak kerasa ya, bayi kecilku yang menggemaskan udah beranjak remaja. Kayaknya baru kemarin kamu minum susu masih ngedot. Ayah belum rela ngelepas kamu Deeekkkk."

Jaemin mendengus. "Cuma SMA Ayaahh, jangan lebay."

Yena menepuk punggung sang adik dengan pelan. "Ini sih masih mending. Waktu hari pertama Teteh sama Abang masuk SMA, Ayah diem-diem nangis trus seharian mantau kita di sekolah baru. Mana sambil ngeliatin foto kita waktu bayi."

Calief AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang