"Nanti jangan jauh-jauh dari sepupumu, jangan jajan sembarangan, jangan bikin ulah yang bisa menarik perhatian, jangan terima makanan dari orang asing, jangan—"
"Ayah, udah. Ayah selalu ngomong itu tiap nganterin Dedek."
Doyoung menghela napas, kemudian mengusak rambut tebal Jaemin dan tersenyum. "Semangat sekolahnya, darl. Kalo ada yang macem-macem atau ganggu kamu, langsung telpon Ayah, oke? Trus yang ngawasin kamu udah Ayah ganti jadi yang lebih becus. Nanti pulang dijemput sama Aa', soalnya cuma dia yang enggak ada kelas hari ini."
Doyoung hendak mencubit pipi gembil Jaemin tetapi anak itu terlanjur membuka pintu sembari tertawa renyah. "Oke Ayah bawel, paipai!"
Doyoung melongokkan kepala, menahan pintu penumpang yang hendak ditutup sang anak. "Heeeiii, kamu kelupaan sesuatu!"
Jaemin mengernyit, memeriksa tas punggungnya dengan bingung. "Enggak kok, Yah. Udah lengkap semua."
Doyoung mendengus kemudian melengos. "Yaudahlah, Ayah mau buru-buru berangkat kerja."
Dih ngambek.
Jaemin terkekeh kecil kemudian kembali masuk ke mobil dan mengecup singkat pipi sang ayah. "Semangat kerjanya ya Ayah."
Doyoung tersenyum lebar. Nah, kalau begini kan jadi semangat kerjanya.
••••••
"Minju banguuunn! Bobok mulu ih!"
Minju Caroline Calief terbangun dengan kaget, kemudian mendongak dan menatap sinis Jaemin yang melempar cengir tak berdosa. Sepupu Jaemin yang juga menyandang Calief itu melempar penghapus dengan kesal.
"Aduh Nanaaa, gue tuh baru tidur jam empat tadi!" dengus Minju sembari kembali menelungkupkan wajah di meja. "Jangan ganggu!"
Jaemin memanyunkan bibirnya dan menendang-nendang kecil kursi Minju untuk mengganggunya. Posisinya adalah Jaemin duduk di belakang Minju. "Eh lo tau gak Ju."
"Gak!"
"Dengerin dulu ish." Jaemin melempar balik penghapus tadi tepat ke kepala sang gadis. "Minjuuuuuuu!"
"Ya Tuhanku, berisik banget lo." Minju dengan terpaksa menegakkan lagi tubuhnya untuk berbalik dan menatap Jaemin dengan perasaan kesal. "Apa sih?"
Jaemin memajukan kursi dan mencondongkan wajah, memantau keadaan kelas yang untungnya masih sepi kemudian berbisik. "Kemarin gue hampir diculik sama om-om. Katanya gue ganteng, jadi pasti laku."
Mata Minju yang tadinya sayu karena mengantuk, sontak melebar kaget dan tuntas menghilangkan kantuk. Gadis itu mengulurkan tangan dan memeriksa beberapa sisi wajah Jaemin dengan cemas. "Kok bisa? Lo tau siapa orangnya? Om Dhana udah tau? Kakak-kakak lo udah tau? Itu gimana sih orang suruhan bokap lo, masa bisa teledor gitu?! Udah dipecat kan orangnya? Tapi lo gapapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Calief Attack
FanficPunya tiga kakak laki-laki dan tiga kakak perempuan yang berisik dan protektif, terkadang membuat Jaemin ingin menandatangani surat pernyataan mundur dari KK lalu kabur ke belantara Afrika. Tapi niatnya selalu berhasil digagalkan oleh rayuan dan sog...