Hargai dan beri semangat penulis
Vote and coment dear<3"Langsung pulang atau makan dulu nayy?" Tanya jordan membuka obrolan di atas motor
" Langsung pulang aja kak, udah sore juga" Balas anaya sambil memperhatikan langit yang mulai menggelap
" Makan dulu ya, lagian cuma bentar kok. Lagian lo belom makan kan dari tadi siang?"
"Mau nolak tapi nggak enak udah di jemput juga. Gimana ya" Batin anaya
" Yaudah deh kak iya makan dulu, tapi bentar aja ya. Takut dicariin bunda soalnya kalau pulang kesorean" Putus ananya akhirnya
"Iya sayangg" Ucap jordan
"Ehh, kok sayang " Kaget ananya mendengar ucapan yang terakhir dari jordan
" Ah gapapa, udah mendingan lo pegangan dari pada ntar jatuh. Gua mau ngebut soalnya biar cepet nyampe "
Dan brummm
Spontan anaya memeluk pinggang jordan, ketika jordan menaikkan kecepatan motornya.
Jordan melihat ke bawah, ahh lebih tepat nya melihat k arah tangan anaya yang melingkar di pinggangnya. Lalu ia tersenyum tipis di balik helm yang ia kenakan
"Kak jangan ngebut-ngebut, anaya takut" Lirih ananya sambil mempererat pelukannya di pinggang jordan
" Gapapa, pegangan yang erat okeyy" Balas jordan sambil mengelus pelan tangan mungil ananya di pinggangnya menggunakan tangan kirinya
Ananya hanya mengangguk pelan sebagai jawaban
Sampai tidak terasa mereka sudah berhenti di depan sebuah restoran mewah bintang 5
"Dah sampai" Ucap jordan ketika sampai di tempat tujuannya, ia lantas membuka helm nya lalu menoleh ke arah samping
"Kenapa coba kesini, mana aku lagi nggak bawa uang lebih lagi. Pasti mahal nih kalau makan di restoran ini" Batin ananya sambil melihat restoran di hadapannya ini
" Nayy, are you okay?" Ucap jordan sambil mengguncang lengan anaya pelan
"Ah iya kak gapapa" Balas anaya gelagapan, pasalnya tadi ia sedang melamun memikirkan uang untuk makan di restoran ini
" Kak , boleh nggak kalau kita makan makanan yang dijual abang² di pinggiran jalan gitu?" Tanya ananya pelan takut Jordan akan tersinggung atau marah dengan tawarannya
" Why honey?" Giliran jordan yang bertanya sambil menaikkan sebelah alis tebalnya
"Kalau nggak di panggil sayang ya honey, nih orang banyak modusnya ya kayak buaya" Batin anaya menggerutu tidak suka dengan kata-kata manis lelaki tinggi di depannya ini, walaupun perkataannya hanya sekedar gurauan.
"Anaya nggak bawa uang lebih buat makan di restoran ini" Jawab ananya jujur dan polos
Jordan tertawa kecil melihat itu, lalu ia menunduk untuk melihat wajah ananya yang menurutnya sangat lucu dan juga manis ketika sedang menatapnya penuh kejujuran dan juga kepolosan miliknya itu
" Emang gua cowok apaan, bawa anak gadis kesini tapi nggak di bayarin. Udah nayy, gausah lo pikirin tuh gimana cara bayar makanan disini. Gua yang bayar kok, santai aja kali kalau sama gua" Balas Jordan sambil geleng-geleng kepala pelan
" Tapp tappi kakk... " Belum sempat ananya melanjutkan perkataannya, tangannya sudah lebih dulu di gandeng jordan untuk masuk ke dalam restoran
" Udah diem, gua laper banget" Potong Jordan sambil menggandeng tangan mungil ananya untuk membawa gadis itu masuk kedalam restoran
"Pas banget ada tempat kosong" Batin Jordan lalu menuntun ananya menuju meja yang tengah kosong di restoran ini
" Dah duduk yang manis" Jordan membawa ananya duduk anteng di kursi yang tersedia
Ananya hanya menurutinya, dia bingung dan juga tidak enak hati dengan cowok di depannya ini. Mau menolak pun sudah pasti ia akan di paksa, bukan kah lebih baik ia menurut saja?
"Permisi mas/mbak ada yang bisa saya bantu? " Tanya salah satu pelayan restoran ini yang menghampiri meja jordan dan anaya
" Pesen nugget ayam nya satu sama es cappucino nya satu ya mbak " Balas jordan memberitahu pesanannya kepada pelayan tersebut
" Ada lagi?" Pelayan itu bertanya sambil melihat ke arah anaya
Jordan paham, dan langsung menatap ananya . Yang di tatap malah terlihat kebingungan
" Nay, lo mau pesen apa?" Tanya jordan pada ananya yang hanya diam
" Emm samain kayak kakak aja" Balas ananya akhirnya
Sebenarnya dari tadi ananya bingung memikirkan makanan apa yang akan ia pesan , takut kalau pesanannya salah atau gimana. Kan jadi malu, bukan anaya yang takut malu tapi jordan. Pasalnya kan jordan yang membawanya ke sini
" Beneran?" Jordan bertanya memastikan
" Iya" Balas ananya sambil tersenyum manis
" Jadi nugget ayam nya 2 es cappucino nya 2 . Begitu ya mas/mbak" Ucap pelayan tersebut memastikan pesanan
"Iya" Balas jordan singkat
" Ditunggu mas/mbak" Pelayan itu lalu meninggal kan mereka berdua
" Nay, boleh minta nomor wa nya?" Sambil menunggu pesanannya datang Jordan memulai membuka obrolan pada ananya
Ananya menoleh, lalu keningnya berkerut yang kalau di artikan maksudnya itu " Untuk apa?"
Seolah mengerti respon dari anaya" Buat di simpen aja , kalau kapan-kapan ada pentingnya" Jordan menjelaskan maksud dan tujuannya
" Gitu, yaudah nih " Anaya menyodorkan ponsel nya pada Jordan
Jordan tersenyum menerima ponsel ananya, ia dengan cepat mengetik nomor wa anaya di ponselnya lalu mengembalikannya pada anaya ketika sudah selesai dengan urusannya
" Thank's " Ucap Jordan berterimakasih
Anaya mengangguk pelan sebagai jawaban
Hingga tak terasa makanan mereka datang, jordan dan ananya mengambil makanan mereka Masing-masing dan mulai untuk memakannyaTak ada ucapan ataupun sepatah katapun saat mereka makan, mungkin karena mereka ingin makan dengan tenang tanpa adanya gangguan.
_________
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Midnight (On Going)
Teen Fiction"Kamu nggak tau gimana rasanya jadi aku, jadi stop ngejudge bahwa seolah-olah kamu itu tau rasanya jadi aku" "Gua emang gatau rasanya jadi lo itu gimana, tapi please bertahan lebih lama lagi" "Jantung aku sakit, sakitt bangett. Aku mau istirahat, to...