01

13 5 4
                                    

Hargai dan beri semangat penulis
Vote and coment
Thankyou:)
_____________________________

Namaku ayana putri ginata, orang-orang biasa memanggilku dengan sebutan ayana. Umurku masih 17tahun , bisa dibilang masih remaja bukan?. Aku juga seorang siswi di SMA 1 Bandung, sekolahan yang cukup terkenal di kota bandung. Sekolah itu cukup dibilang favorit, karena sebagian besar muridnya adalah anak-anak orang dari kalangan berada (kaya).

Walaupun aku bukan anak dari kalangan orang yang berada, setidaknya aku bersyukur bisa bersekolah disana dengan menggunakan beasiswa.

"Teman" Adalah kata yang cukup menyakitkan untuk ku ucapkan saat ini, hari ini, menit ini, jam ini, dan detik ini.

Mereka yang kusebut sebagai "teman" , semuanya telah tiada. Bukan tiada sebab kematian, melainkan mereka tiada sebab tidak mau berteman dengan orang susah seperti aku sekarang ini. Mereka yang selalu bilang "akan selalu ada disaat suka maupun duka", mereka juga yang mengingkari perkataan itu.

Tak sengaja mataku melihat sebuah bingkai foto yang tergeletak tak berdaya di atas meja belajarku

Dan akhirnya tesss!

Air mata yang kutahan sedari tadi, akhirnya tumpah juga. Benteng pertahan yang kubuat sekokoh mungkin, akhirnya roboh juga

Ku arahkan tangan mungilku untuk mengambil bingkai foto tersebut, ku amati dengan seksama orang yang berada di bingkai foto itu. Disitu ada ayah, bunda, kakak laki-lakiku, dan juga aku.

Senyumku mengembang saat mengingat masa-masa dimana aku bisa bersama mereka semua. Tapi semua itu tidak bertahan lama, karena setelah aku mengingat lebih jauh lagi ada kenangan pahit dan juga kelam disana.

"Ayah" Adalah seseorang yang aku sayangi dan aku banggakan dulu, sebelum kejadian ITU datang menimpa keluargaku.

Kesedihan terus menyilimutiku, kakak laki-laki ku dan terutama pada bundaku. Kepercayaan seutuhnya yang di serahkan kepada ayahku, akhirnya di hianati sudah.

Keluarga yang dibangun hampir 24tahun lamanya, akhirnya hancur hanya gara-gara "perselingkuhan".Dan akhirnya ayah dan bundaku memutuskan untuk bercerai.Sangat miris bukan ?

Ntah mengapa Tuhan memberikan cobaan seberat ini kepada keluargaku. Mungkin Tuhan percaya, kalau keluargaku itu orang-orang yang kuat untuk di uji dengan cobaan ini
Aku percaya, di balik kejadian pasti ada hikmah tersendiri nya

Tokk tokk tokkk

Terdengar suara pintu kamarku yang diketuk secara perlahan

Dengan tergesa-gesa, aku mengelap air mata yang turun sedari tadi begitu deras

Aku tidak ingin siapapun melihat air mata ini, karena aku tidak ingin membuat orang lain khawatir terhadapku

Tokk tokk tokk

Suara ketukan yang diketuk semakin tidak sabaran

Dengan keadaan yang lebih baik, setelah air mata tadi aku hapus. Aku menghampiri pintu kamar ini, dan aku buka perlahan

Clekkk
Suara pintu yang aku buka

"Dek ngapain aja sih di dalem kamar? Lama banget tau nggak sih. kakak capek ini nunggu kamu dari tadi, katanya mau beli buku novel, jadi nggak? Kalau enggak jadi yaudah kakak mau lanjut tidur aja. Nanggung soalnya dek, mayan kan hari ini hari minggu hari dimana kita ini berhibernasi" Ucap kakak laki-laki ku panjang lebar setelah aku membukan pintu

Past Midnight (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang