tiga

4.9K 692 14
                                    

Begitu mereka tinggal berdua, Nayef berjalan menuju kamar mandi, melewati Sharda.
"Aku tidak akan menyerangmu jika kau takut.
Anggap aku tidak ada.!"

Sharda lega sejenak sebelum dia ingat pesan mama.
Jangan biarkan malam pertamamu jadi hambar, pastikan kau dan suamimu mengingat untuk seumur hidup.
Jika kau membiarkannya hambar maka untuk selanjutnya pernikahan kalian akan hambar, sulit untuk membuatnya jadi manis.
Jangan sia-siakan peluang yang ada dengan alasan lelah, mengantuk, malu atau gugup.
Ingat tugas utamamu sebagi istri adalah melayani kebutuhan suamimu lahir dan batin.
Mendapatkan cinta pria adalah dengan menaklukkan penis dan perutnya.
Jadilah pelacur diranjang, jadilah koki handal di dapur.!
Dan saat Sharda bertanya apa yang harus dilakukannya untuk menjadi pelacur bagi suaminya, mama memberinya sebuah buku bergambar dengan sampulnya bertuliskan Kama sutra.!
Jari Sharda masih gemetar saat akhirnya dia menamatkan baca buku tersebut dalam semalam saja.
Tapi kemudian dia membacanya beberapa kali lagi hingga terbiasa.

Tentu saja dia ingin Nayef mencintainya karena dia sudah jatuh cinta pada pria itu yang masih kaku.
Sharda masih berdiri di tempat yang sama saat Nayef keluar dari kamar mandi setengah jam kemudian.

Nayef sudah berganti pakaian, kini hanya memakai mantel kamar, wangi sabun atau Shampo tercium darinya.
"Ada apa.?"tanyanya dengan kening berkerut melihat sikap Sharda yang aneh.

Sharda berbalik, menelan ludah.
"Aku tidak bisa membuka gaun ini.!" Lirihnya merona.

Nayef memperhatikan gaun putih yang Sharda pakai, bagian bawah yang mengembang dengan diameter satu meter.
"Aku akan membantu mu." Katanya terdengar lelah.

Sharda tersenyum tipis, langkah pertama berhasil.
"Terimakasih" katanya yang kembali berbalik agar Nayef bisa melihat resletingnya.

Nayef berdehem, dia sendiri gugup, meski dia bukan perjaka lagi semenjak tahun terakhir nya di SMA dan tidur dengan wanita yang berbeda-beda saat dia ingin tapi yang jadi istrinya ini seorang gadis kecil lugu yang masih perawan.
Nayef akan malu jika dia menangis dan mengadukan apa yang sudah dilakukan suaminya ke orantuanya.
Dan yang paling parah bagaimana jika Sharda menjerit dan bikin keributan di hotel ini.?
Dari awal Nayef sudah berencana tidak akan menyentuh Sharda sampai mereka kembali ke rumahnya.

Jari Nayef menjepit kepala resleting, menariknya turun perlahan, dengan mata yang fokus Memperhatikan pungung Sharda yang pucat dan terlihat kenyal.
Nayef menelan ludah, ini lebih mengiurkan dibanding melihat Jihan telanjang.
Lebih seperti membuka bungkus Kado yang sudah dinantikan, membuat dada berdebar-debar tidak sabaran.
Bagaimanapun Sharda adalah istrinya, sudah sewajarnya jika Nayef menyentuh wanita ini.
Nayef pria normal dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Dia tidak bodoh, Dia tahu kalau Sharda sedang mengundangnya.!
"Aku sudah menarik turun resletingnya. Apa kau butuh bantuan untuk yang lain.?"
Tanyanya tanpa melepas ujung resleting.

Sharda memgangguk.
"Bantu aku melepas gaun ini. Jika aku lakukan sendiri, aku akan tenggelam."
Gumam Sharda mencoba menarik gaun ke atas.

Nayef tertawa singkat.
"Bukan begitu cara membukanya.!
Apa kau belum pernah memakai gaun princess sebelumnya.?"
Sharda menggeleng.
"Kau harus mengeluarkan tanganmu satu persatu lalu, menurunkan gaunnya dan mengeluarkan kakimu."
Ucap Nayef yang ingat sekali salah satu wanita yang dikencani mempraktekkan hal tersebut.

ShardA melakukan apa yang Nayef bilang.
Akhirnya kedua  lengannya bisa terbebas.
Dia menempel bajunya ke dada, berbalik menatap Nayef.
"Aku tidak tahu dimana mama meletakan baju tidur atau pakaian gantiku."
Katanya Jujur.

Nayef mendengus, ingat apa yang tadi mamanya katakan, kalau dia dan mama nya Sharda sudah punya rencana.
Kedua wanita yang besanan tersebut sudah sepakat untuk tidak membawa baju ganti untuk Sharda.
Jadi selama bulan madu seminggu ini, Sharda akan telanjang, memakai jubah kamar atau terbungkus selimut dan handuk.
Sharda itu pemalu, sebentar bisa berubah pikiran.
Untuk jaga-jaga sebaiknya jangan memberi nya baju ganti.

Nayef tertawa, Sharda berkerut kening.
"Apa yang lucu.?" Tanyanya merah padam, berubah pikiran, tahu kalau dia tidak akan bisa menggoda Nayef yang jauh lebih dewasa yang selalu dikelilingi wanita cantik bertubuh seksi.
Melihat sikap dan senyum Nayef, Sharda yakin kalau laki-laki itu tahu Sharda sedang memancingnya dan Nayef menganggap lucu sikapnya itu.

Sharda berniat berlari, masuk ke kamar mandi, menyembunyikan dirinya yang memalukan dari pandangan Nayef.
Tapi Nayef menangkap lengannya, menarik Sharda ke arahnya.
"Jadi setelah menggoda ku, kau mulai takut dan memutuskan melarikan diri.?" Tanyanya datar.
"Mamamu benar-benar hafal karaktermu.!" Pujinya pada bibi Rami yang benar-benar tahu putrinya luar dan dalam.
"Karena itulah dia bersekongkol dengan mamaku untuk mengatakan pakaian sudah tersedia padahal mereka sengaja meninggalkan di rumah.
Jadi selama seminggu ini kau tidak punya baju ganti atau apapun untuk menutupi tubuhmu kecuali apa yang sudah Hotel sediakan."

Ini benar-benar memalukan, Mama sudah keterlaluan.!
Apa mama tidak mengerti bagaimana malunya Sharda sekarang.
Mata Sharda mulai berkaca-kaca.
"Aku memang bodoh.!" Lirihnya.
"Mana mungkin kau akan tergoda olehku.
Wanita-wanita yang bersamamu tadi.. "

Sharda tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena Nayef yang menghentak lengannya, membuat Sharda membentur tubuhnya, untunglah tangan Sharda masih mengenggam baju di dada hingga payudaranya tidak menempel ke perut Nayef.
"Apa kau cemburu.?" Tanya pria itu menyelidik.

Sharda menggeleng. Dia tidak sebodoh itu untuk bertindak posesif di hari pernikahan mereka.
"Aku hanya iri pada mereka yang luwes, santai dan seksi.
Kita baru berkenalan, tapi kau kenal mereka lama.!"

Nayef menarik kedua tangan Sharda, membukanya hingga payudara Sharda kini menempel padanya.
Mata Sharda membesar dengan bibir yang memekik tertahan.

"bukankah kau bilang kau tahu apa saja yang dilakukan suami istri dalam pernikahan.
Jadi sekarang aku ingin tanya, apa kau tahu arti malam pertama.?"
Bisik Nayef ke telinga Sharda.

Sharda menelan ludah.
"Tentu aku tahu" cicitnya seperti tikus terjepit.

"Lalu kenapa kau lari.?"

"Aku malu. Aku bahkan belum pernah berduan dengan pria lain selain papa.!"

"Tapi sekarang aku suamimu.!"

"Aku tahu tapi ini semakin membuatku gugup.
Papa tidak mungkin membuatku telanjang dan melihat tubuhku semalaman.!"

"Jadi menurutmu aku akan melakukan itu.?"

"Ya. Tentu saja. Kecuali lampunya di matikan.!"

Nayef tertawa.
"Aku tidak suka mematikan lampu jika belum benar-benar mau tidur.
Aku menghargai ciptaan tuhan yang sempurna, jadi aku akan melihat dan memuji dan tidak lupa menikmatinya."

Sharda bingung mendengar kata-kata Nayef.
Apa maksudnya, apa Nayef pernah menyentuh wanita lain.?
Tapi bukankah Nayef tidak pernah menikah.?
Apa boleh menyentuh jika belum menikah.?

"Apa yang kau pikirkan.?" Tanya nayef yang sedikit menguncang Sharda.
"Apa kau sedang membayangkan bagaimana aku akan memperlakukan mu.?"

Semua yang Sharda pikirkan lenyap.
Dia kembali melemah.
"Tidak. Aku tidak memikirkan apapun, selain cara agar kau mau melepaskan ku.!"

"Jadi karena malu kau memutuskan membatalkan rencanamu.?" Sindir Nayef.

"Rencana apa.?" Gumam Sharda terus melihat ke tempat lain kecuali wajah atau mata Nayef.

"Dasar pengecut.!" Tekan Nayef.

"Aku bukan pengecut.!" Bantah Sharda yang tidak sadar kalau dia gemetaran.

"Kalau begitu kau tidak pasti tidak keberatan dengan apa yang aku inginkan.!"
Desis Nayef.

"Apa yang kau inginkan.!" Lirih Sharda.

"Ini.!" Jawab nayef sedetik sebelum merengkuh pinggang Sharda lalu mendaratkan bibirnya ke bibir wanita yang sudah resmi menjadi istrinya itu.!

*******************************
(17092021) PYK



Repost YANG TERINDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang