empat puluh delapan

1.8K 549 22
                                    

Sharda reflek berlari untuk menolong paman Zayed, tapi Ole menangkap lengannya, mencengkeram kuat sampai Sharda menjerit kesakitan.
Bibi Rima tidak yang akan berlari pada paman Zayed langsung berpaling, dia melihat apa yang Ole lakukan pada Sharda. Langsung saja dia mengubah arah menuju Sharda.
"Lepaskan menantuku.! Dasar bajingan keluar kalian dari sini.!" Makinya memukul kepala Ole yang langsung menangkis dengan satu lengan.
Semua orang pasti tahu kalau bibi Rima bukanlah lawan Ole yang hampir sama besarnya dengan Af.
Dengan mudah Ole mendorong wanita kurus tersebut, bunyi tubuh bibi Rima yang terhempas ke lantai membangkitkan amarah Sharda yang langsung mendorong dan mencakar Ole.
Ole terpekik, melepas Sharda yang langsung berlutut membantu bibi Rima duduk, memeluknya tubuh kurus yang gemetar ketakutan tersebut.
Ditempat lain, Af langsung melumpuhkan paman Zayed yang akan membantu istrinya dengan cara memiting dan menekan lututnya ke punggung pria yang rambutnya sudah nyaris memutih.
"Aku mohon jangan membuatku merasa bersalah paman.!" Pintanya.

Ole sendiri sedang menyentuh tiga garis bekas cakaran Sharda yang dimulai dari atas alis hingga kantung matanya yang kini berdarah.
"Dasar lonte sialan.!" Teriaknya memicingkan satu mata yang terkena darah.
"Kubunuh kau.!" Ditariknya rambut Sharda, memaksa perempuan itu berdiri melepaskan sang mertua yang menjerit mencoba menolong sang menantu.

"Ole, kendalikan dirimu. Kita butuh dia.!
Ingat kenapa kita disini.!" Af membentak sedetik setelah punggung tangan Ole membuat ujung bibir Sharda pecah.

"Ya tuhan.! Sharda.! Oh sayangku.!" Bibi Rima menjerit histeris berusaha bangun tapi tidak sanggup, yang bisa dia lakukan hanya memukul paha Ole yang langsung dihadiahi pria itu sepakan yang membuat bibi Rima terlentang dilantai, merintih tapi masih tetap berusaha meriah ujung celana Ole.
Sharda menjerit histeris melawan
Ole, hatinya perih melihat kedua orangtua Nayef.

"Bajingan kalian.!" Teriak paman Zayed.
"Sebenarnya apa mau kalian.?"

"Ole. Kendalikan dirimu.!" AF IKut panik saat situasi mulai kalang kabut.

"Sudah terlambat. Tidak ada gunanya lagi basa basi. Kita perjelas saja maksud yang sesungguhnya.
Aku bosan, kesabaran ku sudah habis. Kita tidak punya banyak waktu.
Kau juga tidak perlu terlalu mengatur pastikan saja tujuan kita tercapai.
Jangan goyah dan lemah, kau tidak akan dapat apa yang kau inginkan jika jadi pria lemah.!"
Bentak Ole yang langsung Membungkam segala protes Af.

"Af.! jadi begini balasanmu atas semua kebaikan kami. Setelah apa yang Neyaf lakukan untukmu.?" Dengan suara bergetar paman Zayed bertanya.
Bukannya menjawab Af makin kuat menekan lututnya ke punggung pria yang rambutnya sudah memutih tersebut.

"Lepaskan mereka. Lepaskan mereka.!" Pekik Sharda berurai airmata, tangannya berusaha melepaskan jemari Ole di rambutnya.
"Akan kulakukan apapun yang kalian inginkan. Aku turuti maumu tapi aku mohon jangan sakiti paman dan bibi"

Ole tertawa.
"Tadinya kau sangat penting tapi sekarang kau hanya penting karena kini kami punya dua orangtua ini yang akan makin mendesak Nayef.!"

Sharda mual oleh rasa sakit dikepalanya, pandangannya berkabut.
"Tolonglah biarkan mereka pergi. Apa yang kau butuhkan akan kau dapatkan."

"Lepaskan dia.!" Desis bibi Rima meringis memegangi rusuknya yang cedera.
"Biarkan dia pergi. Dia tidak ada hubungannya dalam urusanmu dan Nayef.
Justru jika dia terluka kalian tidak akan dapat apapun dari Nayef.!
Kami berdua, aku dan suamiku sudah cukup.!"

Ole menyeringai, menarik sesuatu dari balik pinggang jasnya
Mata Sharda membelalak saat melihat pistol diarahkan laki-laki itu pada bibi Rima yang tergolek dilantai.
"Bahkan kau rela mati untuk pelacur ini.?" Tantang Ole menguji tante Rima.

"Jangan.. jangan panggil dia pelacur. Nayef akan sedih.!" Bibi Rima terisak untuk sang putra.

"Ya tuhan, bibi.! Ada apa dengan kalian.?
Kenapa kalian begitu baik dengan lonte tak punya akhlak ini.
Seharusnya kalian bicara dengan Jihan, dia tahu semuanya.
Kalian tidak berjuang untuk Jihan tapi kalian rela mati demi seorang pelacur.?"
Af mulai kehabisan kesabaran.

"Baik buruknya dia, bagi kami dia tetap istri Nayef. Kalau Nayef mencintainya, maka kami juga akan mencintainya.!" Parau paman Zayed menatap istrinya yang tersenyum meski berurai airmata.
"Yang paling penting di dunia ini adalah kebahagiaan Nayef.!"

Dinding es yang selalu Sharda pertahanan untuk menutupi perasaannya, meleleh seketika saat dia tahu kalau dia sangat bodoh dan egois.
Semua kesimpulan nya salah.
Ternyata di dunia ini ada cinta yang tulus dan murni.
Hanya karena dia terluka, tidak seharusnya dia menganggap kalau cinta dan kasih sayang itu hanyalah khayalan ataupun halusinasi.
Jadi benarkah Nayef mencintainya dengan tulus tanpa maksud dan tujuan apapun.?
Bisakah mereka semua menerima Sharda.?
Andaikan mereka selamat, layakkah Sharda mendapatkan maaf dan hidup bahagia bersama mereka.?

"Tapi kalian bukan orangtua kandung Nayef.!" Hardik Af membuat kaget semuanya.
"Aku tahu semuanya. Nayef menceritakan pada Jihan yang menceritakan padaku baru-baru ini.
Kalian hanya takut Nayef membuang kalian.
Semua yang kalian miliki adalah milik orangtua kandung Nayef yang tak lain adalah sepupumu kan paman Zayed.?
Mereka meninggalkan semuanya untuk Nayef jadi mau tak mau kalian harus menjaganya.!
Jika Nayef hampa apa kalian akan mencintai nya seperti ini.?"

"Bahkan jika Nayef tidak berakal sekalipun atau cacat, cinta kami padanya tidak akan berkurang sedikitpun.!" Bibi Rima menjawab dengan terisak-isak, merasakan sakit yang makin menjalar di sekujur tubuhnya yang dimulai dari tulang rusuk nya.

Belum sempat Af menjawab, suara marah Ole sudah terdengar.
"Sialan kenapa kau tidak menceritakan semuanya padaku.?
Sekarang bagaimana jika Si Nayef itu tidak peduli sama sekali dengan mereka semua.
Wanita ini tidak lebih cantik dan baik dibandingkan wanita bernama Jihan itu lalu kedua orangtua tidak berguna ini, mereka bukan orangtua kandungnya apakah mungkin Nayef Srafan akan menuruti maunya kita demi menyelamatkan mereka.?"

Rambut Af gugur bukan karena dia terlalu banyak belajar atau berpikir tapi karena sering makan yang tidak sehat karena itu terlihat jelas kalau dia juga tidak punya jawaban atas pertanyaan Ole.

"Kalau begitu kita bunuh saja mereka semua. Kita buat ini seperti perampokan.!"
Usul Ole yang sudah tahu kalau dia tidak bisa mengharapkan Af.
"Bunuh kedua si tua ini"
Dia mengacungkan pistol ke arah bibi Rima.
"kalau lonte ini kita gilir dulu baru kita bunuh.
Jangan sia-siakan daging segar.!" Seringainya tepat di depan wajah Sharda yang pucat pasi.
"Sebenarnya kau bukan selera ku,cuma aku jadi penasaran kenapa Nayef Srafan yang terkenal tak punya perasaan itu bisa tergila-gila padamu.
Lagipula perempuan rendahan seperti kau ini harusnya diberi pelajaran, tunjukkan dimana seharusnya tempat kalian."
Dengan sikunya di tekan dan diguncang nya payudara Sharda yang melawan sekuat tenaganya, mendaratkan lututnya ke selangkangannya Ole tapi sayangnya meleset tidak tepat sasaran dan itu membuat Ole marah besar.
Gagang pistolnya dipukulkan ke pelipis Sharda yang langsung mengalirkan darah segar.
Paman Zayed berontak sekuat tenaganya, bibi Rima menjerit marah diiringi tangisan memilukan.

Ole melempar Sharda yang limbung ke lantai. Bibi Rima merangkak mendekati Sharda yang setengah pingsan.
Mengusap darah di pipi Sharda, memanggil nama menantunya dengan lembut bergetar.

"Sialan ini semua salahmu.!" Ole melemparkan semua beban pada Af.
"Kalau saja aku tahu ceritanya dari awal aku pasti akan memikirkan cara lain."

"Kau juga salah, harusnya kau menjaga emosimu. Bukannya berteriak atau mengeluarkan pistolmu untuk mengancam.
Rencana awalmu sangat menyakinkan sampai aku tergoda untuk ikut." Af tak kalah marahnya, tidak sudi dijadikan penanggung beban.
"Kau bilang cukup membujuk pelacur itu untuk bekerjasama, janjikan keuntungan atau bagiannya setelah semuanya beres kita tinggal menikmati hasil.
Kau sendiri yang bilang kalau pelacur ini bisa dimanfaatkan, rela melakukan apapun demi uang.!"

Ole mendelik pada Sharda yang kini sudah duduk, dipeluk oleh bibi Rima.
"Ya. Aku pikir semuanya pasti berjalan lancar.
Aku sudah mencari tahu semuanya tentang dia.
Aku tahu kisahnya mulai dari dia bercerai dari Nayef, kabur, tertipu, dijual ke rumah bordil, menjadi simpanan om-om hingga akhirnya punya club sendiri.
tapi meski sudah sukses dia tetap melacur, orang bilang dia kecanduan seks dan tergila-gila pada uang.
Bahkan si tua Veri yang menyaranhkan agar aku menawarkan uang yang banyak, kalau tidak aku larang, si tua itu pasti sudah ikut serta.
Kalau tahu begini mungkin sebaiknya aku biarkan dia ikut.
Biar dia yang beri pelajaran pada pelacur ini yang katanya membuat hidupnya jatuh dan kacau balau.
Makin banyak orang makin bagus meski pembagiannya juga jadi lebih kecil.!"

Sharda malu, jijik sekali mendengar deskripsi bajingan ini tentang dirinya.
Dia marah karena Ole tahu semuanya, bahkan bagian yang dia yakin Nayef sendiri tidak tahu.

********************************
(30102021) PYK







Repost YANG TERINDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang