empat puluh tujuh

2K 554 18
                                    

Sharda ikut menunggu kehadiran Nayef,  meyakinkan pada dirinya sendiri kalau tidak ada yang harus ditakuti atau sesali nya, bukan dia yang jahat tapi mereka semua.
Dia disini hanya demi membalas sakit hati, jika mereka terluka itu adalah balasan yang setimpal.

"Hai.. ternyata benar ini kau.!"
Sosok yang baru muncul tersebut langsung menyapa Sharda yang membelalak kaget.

Bibi Rima dan paman Zayed berkerut kening.
"Af.!" Panggil mereka.
"Kenapa kau di sini, dan siapa ini.?" Tanyanya melihat pria yang datang bersama Af.

Af tersenyum ramah.
"Om, bibi.!" Sapanya.
"Kenapa kalian di sini. Aku tidak menyangka akan melihat kalian di sini." Dia bergegas mendekati paman Zayed dan bibi Rima.
"Bibi kau kenapa.? Kenapa menangis dan pucat begini.!"
Meski paman Zayed dan Bibi Rima tidak menyebut atau melihat  Sharda tapi Af menyimpulkan dengan benar.
"Ini pasti ulahmu lagi.!" Tuduhnya.

"Lagi.?" Ulang Sharda mundur selangkah, merasa takut pada tatapan pria yang bersama Af.
Dia pernah melihat pria ini beberapa kali di club.
Pria ini kasar dan suka memaksa, sombong dan cabul.
Ole, ya namanya Ole Dan Sharda senang dia tidak pernah tidur dengan pria ini.

Af fokus pada paman dan bibi.
"Kita harus melakukan sesuatu. Nayef tidak boleh terjebak makin jauh lagi.
Aku tidak rela Nayef hancur karena wanita ini.!"

"Apa yang kau bicarakan.
Ini Sharda, istrinya Nayef.!"
Tegas paman Zayed.
"Dan kau belum menjawab pertanyaanku, kenapa kau datang ke sini.!?"

Af melirik Ole yang berdiri diam fokus pada Sharda yang makin gugup melihat cara pria itu menatapnya.
Selama ini Ole tidak pernah tertarik dengan Sharda, dia lebih suka gadis muda berumur belasan tahun yang memanggilnya Om, sedangkan Sharda tidak akan pantas memanggil pria yang lebih tua sedikit darinya dengan sebutan Om.
Sharda tahu persis setiap kali ada wanita yang dibawa keluar oleh e atau dipakai olehnya maka perempuan itu harus libur dua tiga hari karena tubuh mereka sakit atau ada lebam di wajah yang merusak penampilan.
Dan kali ini Sharda yang sudah sangat berpengalaman, tahu Kalau Ole memikirkan hal cabul yang bisa ia lakukan pada Sharda.

"Paman bibi  ini Ole. Dia yang punya proyek tambang.
Kalian mungkin belum pernah bertemu secara langsung tapi kalian sudah sering bicara ditelpon.
Dan Ole ini paman Zayed Srafan"
Af yang supel mulai memperkenalkan kedua orang tersebut.

Ole dengan gaya resmi mendekat pada paman Zayed, memindahkan tas yang dibawanya ke tangan kiri karena tangan kanan diulurkan untuk berjabatan dengan paman Zayed.
"Tuan Srafan akhirnya saya bisa bertemu dengan anda secara langsung, senang rasanya.!"

Paman Zayed menyambut uluran tangan Ole meski enggan.
"Senang juga melihatmu. Tapi kalau boleh tahu, kenapa kalian berdua ada di sini." Dia memeluk erat istrinya, merasakan sesuatu yang aneh pada kedua orang tamu tak diundang.

Ole dan Af saling melihat, mata mereka bicara banyak hal.
"Kami ingin bicara dengan Nayef. Tapi ini jauh lebih bagus lagi, bicara langsung dengan anda yang kedudukannya lebih diatas Nayef."
Jawab Ole.

"Dan jangan lupakan kalau paman Zayed jauh lebih pintar dari Nayef.!" Sampuk Af tidak malu menjilat secara terang-terangan.

"Tapi tentu saja kalian tahu kalau Nayef masih dikantor dijam seperti ini." Paman Zayed bukanlah orang yang lemah pastinya.

Af tertawa dibuat-buat.
"Memang sulit untuk berbohong pada orang sepintar paman."
Kini yang tersisa hanya senyum sok ramahnya.
"Sebenarnya kami kesini memang untuk mencari Sharda.
Kami pikir dia mungkin bisa sedikit memberi pengertian pada Nayef.
Kebetulan tuan Ole kenal dengan Sharda.!"

"Tidak. Aku tidak kenal dia. Kami pernah bertemu tapi bukan berarti aku mengenalnya.!" Jawab Sharda ketus.
Semuanya yang awalnya seperti mengaggap Sharda tidak ada, kini fokus padanya.
Sharda menyatukan alisnya.
"Aku tidak kenal kalian.!" Tekannya.

Repost YANG TERINDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang