"juyeon nanti pulang jam berapa euhm?" Hyunjae menyiapkan perlengkapan kerja suaminya. Ia baru saja menikah dengan juyeon 1 bulan yang lalu dan saat ini pasangan tersebut menghuni rumah yang mereka beli bersama.
"Aku mungkin pulang jam 7 atau 8 malam,aku harus rapat dengan anggota pimpinan rumah sakit karena kamu tahulah." Juyeon mulai cerita paginya dengan topik pekerjaannya.
"Departemen psikiatri tempat aku kerja lagi-lagi mendapatkan penghasilan yang paling rendah diantara departemen lainnya dan kali ini mereka mungkin akan memarahi ku dan beberapa temanku yang lainnya. Apalagi mereka mungkin menceramahiku akan idealisme ku." Juyeon membenarkan dasinya lewat cermin.
"Hahaha memang ya mereka itu seperti orang yang tidak punya hati. Aku yakin kamu dan idealisme mu adalah hal yang baik dan pasti banyak orang akan setuju dengan idealisme mu." Hyunjae memberikan barang-barang juyeon yang telah ia siapkan.
"Ya mungkin,tapi aku sayangnya tidak bekerja untuk publik tapi bekerja untuk yayasan pemilik rumah sakit. Dan yang namanya bisnis tetaplah bisnis. Bisnis butuh uang untuk berjalan meskipun mereka melangkahi hati nurani mereka."
"Iya benar,aku melihatnya sendiri. Ayo sarapan juy." Hyunjae pergi ke meja makan duluan disusul oleh suaminya.
Mereka akhirnya memulai sarapan mereka dengan tenang dan diiringi oleh dentingan sendok yang beradu dengan piring keramik yang mereka gunakan.
"Hyunjae,kamu hati-hati ya dirumah."
"Iya juyeon,ujuy tenang aja. Aku gak kemana-mana kok,kan kerjanya cuma dirumah."
"Iya kamu benar tapi tetap jaga diri ya sayang. Aku cinta kamu." Juyeon mengecup bibir istrinya dengan lembut.
"Bye sayang." Juyeon melambaikan tangannya dan masuk ke dalam mobilnya lalu pergi meninggalkan area rumahnya.
"Hmm aku selesain kerjaan dari klien dulu kali ya." Hyunjae kembali masuk ke rumahnya. Ia lalu mendudukkan dirinya di set kerjanya dan mulai mengetikkan di laptop rentetan kode yang tak bisa dibaca oleh orang yang tidak satu profesi dengan hyunjae.
"Juyeon!" Teriak Younghoon dari kejauhan.
Younghoon tampak berjalan menuju ke arah juyeon berada.
"Apa?" Tanya juyeon jutek.
"Ih jutek banget sih,jadi uke lo?" Younghoon merangkul bahu temannya tersebut.
"Ya nggak lah,lo ada apaan sih? Random banget teriak-teriak manggil nama gue." Juyeon masih membalas Younghoon dengan jutek.
"Lo ada apaan sih? Lo bertengkar ya sama istri lo si hyunjae?" Tanya younghoon.
"Enggak,gue baik-baik aja kok sama hyunjae tapi gak tau kenapa rasanya bete banget hari ini. Ke kantin yuk."
"Iya ini gue mau ngajakin lo ke kantin. Tapi lo bete kenapa? Diamuk manajer gara-gara departemen kita pendapatannya yang paling rendah lagi?" Younghoon yang merupakan sahabat sekaligus teman kerja juyeon setidaknya mengerti apa-apa saja yang sering menjadi problem di tempat kerjanya yang mungkin membuat juyeon badmood.
"Nggak kok,kalau yang itu sih gue udah tahan banting.orang si manajer hampir tiap bulan selalu marah-marah jadi biasa banget lah buat gue."
"Terus apaan dong? Lo gak dikasih jatah ya sama si hyunjae?"
"Enggak bukan itu."
"Ya jawab dong apaaan jangan kaya uke lo,ditanya kenapa jawabannya gapapa tapi tetep ngambek terus kesel sendiri ngamuk-ngamuk."
"Udah ah makan dulu nanti gue ceritain ada apaan. Lo ambilin dong hoon." Juyeon memohon pada Younghoon karena dirinya badmood hari ini membuatnya malas untuk ke counter makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE ROOM | JUJAE [END]
Fanfiction"Juyeon,tolong aku juy!" "aku gak mau disini juy, tolong aku juyeon!!" "maaf hyunjae,aku gak bisa bantu kamu." "JUYEON!!" "hiks maaf hyunjae." Lee juyeon dan Lee hyunjae, sepasang kekasih yang baru saja mensahkan status mereka menjadi suami istri n...