PART 7 | Putusan Pengadilan

169 17 6
                                    

•WHITE ROOM•

|PUTUSAN PENGADILAN|


"juyeon... tolong aku.."

"Aku gak mau disini juy.."

"HYUNJAE!" Juyeon lagi-lagi terbangun dengan mimpi buruk, nafasnya tersengal-sengal dan keringatnya bercucuran seakan juyeon habis berlari puluhan km.

"Juyeon...lo gapapa?" Younghoon datang dan menghampirinya.

Juyeon sengaja membuat Younghoon dan Changmin untuk tidur di rumahnya, mengingat jarak rumah mereka juga tidak terlampau jauh layaknya rumah soobin dan yeonjun.

Dia beralasan bahwa ia takut sendirian dan dirinya mengeluhkan mimpi buruk yang terus berulang. Karena Younghoon dan Changmin kasihan dengan juyeon maka mereka setuju untuk menginap di rumah juyeon.

"Hei lo gapapa?" Younghoon menyuruh juyeon yang masih tersengal-sengal untuk minum.

Juyeon lalu meminum air pemberian Younghoon dan dirinya mulai angkat bicara.
"Gue takut hoon.." juyeon jujur dengan sahabatnya itu.

"Takut kenapa? Soal hyunjae?"

"Iya,dia selalu minta tolong ke gue tapi gue gak bisa tolongin dia." Terang juyeon dengan suara yang bergetar. Jujur karena hyunjae yang ditangkap oleh polisi membuatnya hampir setiap hari susah untuk tidur dengan nyaman.

"Juy.. lo harus coba ikhlas terima ini.. ini bukan kehendak siapapun juy.. ini takdir." Younghoon memeluk tubuh juyeon agar ia merasa tenang.

"Lo harus coba ikhlaskan semua kejadian ini.. Jangan terlalu lama menyangkal juy.. itu gak baik." Younghoon mencoba memberikan nasehat untuk juyeon.

"Boleh gak sih gue gak terima kalau hyunjae itu bersalah?" Juyeon melepaskan pelukannya dan menatap mata Younghoon.

"Lo boleh terima pikiran lo itu yang mengatakan hyunjae itu gak salah,lo boleh kok ngelakuinnya tapi lo juga jangan melupakan realita kalau hyunjae memang harus bertanggung jawab atas semua ini." Younghoon berusaha untuk bersikap netral akan masalah ini.

Di satu sisi istri dari sahabat dekatnya dipenjara padahal hyunjae meskipun cukup absurd seperti istrinya namun hyunjae orang yang sangat lembut dan baik. Di sisi yang lain dia juga harus mempertimbangkan kesalahan yang diperbuat hyunjae,ia tahu hal yang dilakukan hyunjae itu jahat. Dia benar-benar dilema saat ini.

"Menyangkal itu boleh kok, normal banget orang yang merasa kehilangan menyangkal kepergian orang yang dia sayangi atau cintai. Tapi jangan terlalu lama dan terlalu dalam."

"Menyangkal gak akan bikin hyunjae bebas juy,lo harus terima semua ini agar lo bisa kembali pulih dan lo bisa jadi lebih kuat ngehadapin semuanya." Younghoon menepuk-nepuk bahu juyeon agar juyeon bisa lebih tegar menghadapi semuanya.

"Bener kata Younghoon,kamu harus bisa terima ini semua juy. Aku meskipun gak mengalaminya tapi aku harap kamu bisa terima saranku." Yeonjun datang dan bergabung dengan Younghoon dan juyeon.

"Mungkin aku harus coba pergi ke psikolog aja,aku ngerasa psikiaternya kurang pas cuma obatnya doang yang seenggaknya perbaikin mood aku."

"Kamu ke psikolog mana juy?" Tanya younghoon.

"Uhmm..aku kayaknya ke psikolog langganan hyunjae aja. Hyunjae kalau lagi ngerasa capek biasanya sering kesana." Dia jadi mengingat saat dimana dirinya bersama dengan hyunjae memutuskan untuk konsultasi ke orang tersebut mengenai pernikahan meskipun orang tersebut seorang psikolog klinis bukan psikolog hubungan atau psikolog pernikahan.

WHITE ROOM | JUJAE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang