Bab 1 Chapter 4

687 73 4
                                    

Bab 1 Chapter 4 : Gusu -2-

.
.
.

Wei Wuxian menatap protes, tapi mengetahui tidak bisa apa-apa. Akhirnya Wei Wuxian kembali memulai menyalin 3000 aturan Gusu Lan. Mantra pembungkam yang dilemparkan Lan Wangji, tidak menghilang sampai sore.

Wei Wuxian yang kesal, hanya melempar tatapan tajam pada Lan Wangji yang membalasnya dengan wajah tanpa ekspresi lalu pergi dari sana dengan sedikit menggerutu.

Lan Wangji hanya menghela nafas melihatnya lalu berdiri untuk membersihkan kertas yang sedikit berserakan akibat ulahnya.

Wei Wuxian adalah seseorang yang cepat melupakan rasa sakitnya. Keesokan harinya, Wei Wuxian yang tidak jerah akibat kejadian kemarin, kembali berbicara dengan sesekali menggoda Lan Wangji dan berakhir seperti sebelumnya.

Hari-hari yang terlewati selalu seperti itu hingga tanpa disadari hari ini adalah tepat waktu sebulan telah berlalu. Lan Wangji yang sedikit terlambat karena dipanggil Lan Xichen, berdiri didepan pintu Paviliun Perpustakaan dengan dahi yang sedikit berkerut.

Netra emasnya melihat Wei Wuxian duduk tenang dan tangannya menggerakkan kuas dengan lincah, netranya sedikit bergeser untuk melihat pedang yang diletakkan dilantai. Selama ini Lan Wangji belum pernah melihat Wei Wuxian membawa pedang, hari ini khusus membawanya membuat Lan Wangji menyipit curiga.

Dengan langkah pelan dan anggun, Lan Wangji mendekat dan duduk didepan Wei Wuxian. Melihat Wei Wuxian mengabaikannya, membuat Lan Wangji menatap heran remaja didepannya.

Membuka buku, Lan Wangji sama sekali tidak bisa berkonsentrasi akibat kelakuan janggal dari remaja didepannya. Netranya sesekali melirik, tetapi Wei Wuxian sama sekali tidak menoleh atau hanya meliriknya.

Keadaan tetap seperti itu hingga siang hari, Lan Wangji yang sama sekali tidak fokus pada bacaannya, sedikit tersentak ketika Wei Wuxian sedikit membanting kertas dimeja. Mengira Wei Wuxian kembali mengiriminya kertas yang berisi catatan tidak berguna, Lan Wangji akan kembali membuatnya menjadi buntalan kusut jika dirinya tidak terlebih dahulu terpaku melihat gambaran seorang remaja yang duduk tegak dan lurus, membaca buku dibawah jendela dengan cahaya matahari yang menyinari sosoknya. Lan Wangji lebih terkejut saat melihat jika gambaran remaja yang dilihatnya adalah dirinya sendiri.

Lan Wangji kembali kebacaannya yang sedari awal tidak dibacanya. "Melakukan hal tidak berguna. Kerjakan hukuman!"

Wei Wuxian yang menopang kepalanya dengan kedua tangannya dan memperhatikan reaksi Lan Wangji hanya menarik ujung bibirnya, membentuk senyum miring.

"Aku sudah selesai~!" Ujarnya, Lan Wangji sedikit mengerutkan dahi mendengarnya lalu mengabaikannya.

Netra abu keunguan Wei Wuxian berkilat jahil, "Ah, aku lupa menambahkan sesuatu." Wei Wuxian kembali menarik kertas didepan Lan Wangji lalu kembali menggerakkan kuasnya dengan lincah.

Lan Wangji sedikit melirik kearahnya, sebelum menarik lirikannya dengan cepat.

"Selesai!" Ujar Wei Wuxian bangga.

Lan Wangji menutup bukunya dan melihat lukisannya tetap sama, hanya saja terdapat tambahan bunga yang dilukis tepat dirambutnya yang dicepol.

"Tidak tau malu kan." Lan Wangji menatap datar Wei Wuxian yang tersenyum kearahnya. "Aku tau kau akan bicara begitu, tidak bisakah kau menambah satu dua kata?"

"Sangat tidak tau malu!"

Wei Wuxian bertepuk tangan, "Wow, ada tambahan satu kata." Ujar Wei Wuxian sedikit sarkastik dalam nadanya.

Your Happiness is My Happiness [WangXian] -Hiatus-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang