Setelah sampai dikelas ila duduk di bangkunya yang berada dibarisan ketiga. Ila masih berfikir tentang zericco yang melihatnya begitu intens dikantin tadi, ada apa dengan dirinya?.
Hingga suara bel masuk berbunyi membuyarkan lamunan ila, namun ia bingung dimana kedua sahabatnya? Bukankah tadi dia bersamanya, lalu kemana mereka? Apa mereka nyasar? Ah rasanya tidak mungkin.
Tak berselang lama yang dinantikan akhirnya datang juga dengan wajah yang khawatir dan napas yang terlihat ngos-ngosan mereka berdua menghampiri meja ila.
"Aduh ila kita berdua nyariin kamu daritadi, taunya ada dikelas" Qaireen menghampiri ila dengan wajah yang terlihat khawatir.
Agatha yang sedang mengatur nafasnya pun mengangguk membenarkan ucapan Qaireen.
"Iya ila aku kira kamu kemana, kita tuh khawatir banget tau sama kamu" Agatha berjalan kearah ila dan duduk disebelahnya dengan tangan yang memeluk tubuh ila.
Memang, kedua sahabatnya ini begitu menyayangi dirinya bahkan mereka tidak malu untuk berteman dengan ila yang hidupnya sederhana, kadang ila merasa minder saat bermain kerumah sahabatnya yang terlihat mewah dan megah. Begitupun sebaliknya saat mereka bermain kerumahnya yang terlihat jauh berbeda dengan mereka.
Tidak jarang juga mereka selalu membelikan ila barang-barang yang mahal seperti tas, baju atau bahkan makanan. Seringkali ila menolak karena tidak enak hati, tapi yang ia dapatkan adalah jawaban dari sahabatnya yang membuat ila terdiam "kalo kamu gamau terima barangnya, kita berdua gamau temenan sama kamu sampai kapanpun!" Alhasil jadilah ila menerima barang tersebut dengan hati yang tidak karuan.
Ila berjanji jika suatu saat nanti ila menjadi orang yang sukses, dirinya akan mengembalikan uang yang mereka kasih. Itu janji ila.
"Maap ya ta, ren tadi ila buru-buru jadinya ga sempet bilang ke kalian, sekali lagi maapin ila ya" ila menjawab dengan nada sesal, sesal karena telah membuat kedua sahabatnya itu khawatir.
"Its oke no problem, lain kali kalo mau pergi bilang dulu ya, biar kita ga khawatir" ila mengangguk dan berpelukan singkat untuk menenangkan sahabatnya.
Tak berselang lama seorang guru memasuki kelas mereka dan memulai pelajaran dengan tenang.
🌸🌸🌸
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu, namun ila dan kedua sahabatnya masih berada didalam kelas lantaran menunggu suasana sekolah sepi karena malas berdesak-desakan. Kalian gitu juga ga?.
"Ila pulang sama siapa?" Tanya Agatha sembari memainkan ponselnya.
"Aku pulang bareng ayah ta" jawab ila sembari membenarkan bajunya yang terlihat keluar dari rok.
"Kayaknya udah sepi deh, keluar yuk" ajak Qaireen sembari menggendong tas ranselnya dan berjalan keluar kelas yang diikuti kedua sahabatnya dibelakang.
"Tapi aku mau kekantin dulu ya, mau ngambil hasil jualanku" mereka mengangguk mengiyakan ucapan ila dan berjalan menuju kantin.
Saat diperjalanan menuju kantin ila melihat kearah depan disana ada zericco dan ketiga temannya. Oh tidak zericco terlihat sangat tampan dengan wajah yang datar, aura menyeramkan menguar dari tubuhnya, baju dengan kancing atas yg dibuka dan menyembulah sedikit tatto dibagian dada, dan jangan lupakan tatapan tajamnya! Yang membuat siapapun bergidik ngeri melihatnya.
Agatha yang melihat sang kakak pun segera menghampirinya.
"Kaka ko belum pulang?" Agatha bertanya dengan nada heran, tidak biasanya sang kaka pulang dengan lambat biasanya zericco pulang lebih dulu bahkan sebelum murid D.H.S keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERICCO [On Going]
Teen Fiction"ᴢᴇʀɪᴄᴄᴏ ᴀʙʀᴀʜᴀᴍ ᴍᴇɪʟꜱᴇᴏɪʀ ᴅᴏᴍɪɴɪᴄ" Siapa yang tidak mengenalnya? Si manusia keras kepala, manusia pemberontak, manusia dengan sifat menyeramkan!. Sangat mudah bagi zericco untuk mematahkan tulang, mengoyak daging dan menghantarkan sang musuh kedal...