BAGIAN 9

419 67 3
                                    

Seharusnya mereka sedang beristirahat sekarang, memanfaatkan waktu yang tersisa untuk memulihkan tenaga agar pencarian esok hari berjalan dengan lancar.

Namun mendengar suara teriakan yang sangat menggelegar membuat sebagian dari mereka yang sudah terlelap maupun sebagian yang berjaga diluar dibuat kaget olehnya.

Alhasil kini mereka membentuk lingkaran,- mengerubungi jimin yang masih shock hingga tubuhnya membatu tidak bergerak sedikitpun.

Ah tak hanya itu, bahkan kini disampingnya terdapat tubuh lemah seorang gadis yang tidak sadarkan diri. Gadis itu adalah Dahyun, seseorang menemukannya di sebuah ruangan kosong yang katanya berada tepat di depan ruang ganti.

Jaehyun mendekat lalu menyentuh puncak kepala Jimin beberapa saat sebelum berganti menepuk pundak pemuda itu satu kali. Tak berapa lama tubuh Jimin terlonjak kaget disusul tatapan bingung yang ia tunjukkan.

Rosé segera memberi pemuda itu minum sekaligus membantunya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Namjoon.

Jimin menoleh kearahnya kemudian mengangguk lemas. Perasaannya masih tidak enak, masih ada rasa takut yang mendera tapi sebisa mungkin ia tutupi agar teman- temannya tidak khawatir.

"Ada apa?" kini Jisoo bergantian bertanya karena rasa penasarannya.

Jimin menggeleng, "Akan ku ceritakan nanti, setelah kita pergi dari tempat ini" bisiknya.

"Tapi kita tidak bisa pergi jika Dahyun belum sadarkan diri" celetuk Seokjin.

"Ya benar, kita tidak tau keadaan dia seperti apa" timpal Chaeyoung setuju.

"Aku mau kita segera pergi dari sini" desis Jimin penuh penekanan.

"Tapi- "

"Kita memang harus segera pergi" sahut Jaehyun cepat,- memotong ungkapan protes yang dilayangkan oleh Seokjin.

Pemuda Jung itu merasakan hawa yang tidak enak disekitar sini. Seperti ada seseorang yang mengawasi mereka sejak tadi. Kalian pasti bertanya-tanya bukan mengapa Jimin bisa kembali pada kesadarannya setelah Jaehyun menepuk pundaknya?

Ya tentu saja karena ia memiliki keistimewaan itu.

Keistimewaan yang tidak di ketahui oleh siapapun selain dirinya sendiri dan akan selalu seperti itu hingga waktunya tiba.

Di sela-sela keributan kecil yang terjadi, tidak ada yang menyadari bahwa salah satu dari mereka menyeringai lebar ditempatnya. Ada kesenangan tersendiri melihat kelompok ini meributkan hal-hal kecil, kalau bisa sih terpecah saja sekalian agar rencananya berjalan dengan lancar haha.

"Kenapa kau tersenyum seperti itu?" tubuh Jennie tersentak kaget, ia menoleh pada presensi pemuda jakung disampingnya lalu segera merubah raut wajahnya menjadi datar kembali.

"Bukan urusanmu" desis Jennie lalu pergi meninggalkan Taehyung yang masih dilanda kebingungan.

"Aneh sekali, tidak biasanya dia tersenyum seperti itu" gumamnya.

"Oke oke kita akan pergi pada esok hari" final Namjoon memberikan keputusan berdasarkan suara terbanyak.

Mereka semua berpisah untuk kembali pada posisi awal. Minus Jimin yang meminta untuk ikut berjaga daripada tidur dan mengalami kejadian serupa, ih seram.

×××

Melamun. Kata orang jaman dulu kegiatan itu pantang untuk dilakukan, katanya nanti kau bisa kesurupan atau makhluk halus lain bisa dengan mudah memasuki tubuhmu.

Kalian percaya? Mungkin yeah sebagian orang mempercayai hal itu, tapi Taehyung tidak. Karena pada dasarnya dia sudah melamun dari satu jam yang lalu dan tidak terjadi apa-apa.

Siku kanannya ia tumpukkan pada paha dan tangannya ia pergunakan untuk menopang dagu hingga pipi. Tatapan matanya kosong, menatap hamparan rumput liar tanpa minat.

"Sedang apa kau disini?" Taehyung tersentak kaget, ia menoleh dan mendapati Jungkook tengah duduk bersila disampingnya.

Taehyung menghela nafas pelan, "Tidak ada"

Jungkook terkekeh sinis, "Disaat kau ingusan dan masih mengompol di celana pun aku bersamamu, bukankah itu membuktikan seberapa lama kita dekat? kau masih saja membohongiku"

Taehyung bungkam. Merasa tertohok akibat ucapan pemuda itu, agaknya memang benar seberapa kuat ia menutupi seluruh masalahnya ia tidak akan bisa dengan mudah membohongi Jungkook.

Kau tau mengapa?

Karena mereka tumbuh bersama, di bawah pengawasan yang sama serta lingkungan yang sama dalam jangka waktu yang tidak bisa di katakan sebentar. Dan jangan lupakan fakta bahwa Jungkook adalah adik tiri-nya.

Tidak ada yang tahu tentang fakta itu selain mereka berdua, bahkan teman sekolah sekalipun.

"Kau selalu seperti itu, apa dengan menutupi masalah mu dariku kau merasa tenang kak?" ujar Jungkook nanar.

"Atau kau masih meragukanku hanya karena aku adik tiri mu"

Taehyung kelimpungan saat Jungkook mulai bangkit dari duduknya. Ia segera meraih pergelangan tangan pemuda yang satu tahun lebih muda darinya lalu mengajaknya duduk kembali. Raut murung Jungkook membuat Taehyung merasa bersalah.

"Tidak begitu Jungkook, bukankah aku sudah mengatakan bahwa tidak ada kata tiri diantara kita? Aku tidak peduli apapun itu, bagiku kau tetap adik kesayanganku" ungkap Taehyung seraya memegang kedua bahu adiknya.

"Lalu mengapa kau selalu menyembunyikan masalahmu dariku kak?"

"Jung, aku hanya tidak mau menambah bebanmu" dalih Taehyung.

Tidak mendapat respon dari Jungkook membuat Taehyung menghela nafas pasrah. Jika sudah begini tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali menceritakan semuanya.

"Kau masih ingat gadis yang aku ceritakan padamu waktu itu? Dia ada disini" jelas Taehyung melirih diakhir kata.

Jungkook merespon cepat, ia mengangkat kepalanya dan bertanya dengan nada menuntut. "Siapa? Siapa yang kau maksud?"

Ditempatnya Taehyung tersenyum tipis, "Kau akan mengetahuinya nanti"

Dengan begitu obrolan antar saudara terhenti begitu saja. Taehyung menghadap depan kembali sedangkan Jungkook terdiam dengan fikiran yang berkecamuk. Hingga keduanya tidak menyadari jika seseorang tengah memperhatikan dari balik tembok dengan seringai licik terukir di belah bibirnya.

"Menguping eh?"

×××

Spoiler next part!

"Maksudmu ada penghianat disini?"

TREMORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang