BAGIAN 4

558 86 39
                                    

"Bagaimana?"

Lisa melirik Jimin yang bertanya kemudian kembali mengarahkan pandangannya kesekitar jalanan tak lupa memberi kode dengan jari berupa tanda 'OK'. Saat ini keduanya memang sedang mensurvey rute yang akan mereka lewati. Juga tujuan dari pelarian mereka selanjutnya.

"Sudah berapa lama kalian disini?" tanya Seokjin basa-basi.

"Sekitar setengah jam, mungkin" balas Haechan ragu.

"Kalian satu sekolah kah?"

"Iya dan kebetulan kami satu circle" ujar Chaeyoung.

"Ayo kita pergi" pembicaraan itu terhenti lantaran terdengarnya ajakan tergesa dari Lisa yang baru saja memasuki toko bersama Jimin. Setelah mengatakan demikian Lisa segera melangkah memimpin jalan. Namun terhenti lantaran tangannya dicekal oleh seseorang.

Gadis itu menoleh dan mengangkat sebelah alisnya,

"B-bolehkah mereka ikut dengan kita?" tanya Rosé takut-takut.

Lisa mengarahkan tatapannya kepada empat siswa disana kemudian menatap Rosé sambil menggeleng,- pertanda bahwa ia tidak mengizinkannya. Air muka Rosé seketika berubah memelas ia berusaha meyakinkan Lisa sekali lagi.

"Tolong Lisa izinkan mereka ikut, aku yakin mereka tidak akan mengacaukan apapun." kata Rosé meyakinkan.

"Lisa biarkan mereka ikut, aku juga yakin mereka bukan orang jahat." timpal Namjoon ikut membujuk.

"Kelompok dalam jumlah besar sangat beresiko Namjoon, lagipula kita tidak tau seluk beluk mereka." balas Lisa sabar.

Namjoon mendekat, "Tapi Lisa, kelompok besar juga akan membantu nantinya dan aku yakin mereka orang baik. Rosé bisa menjaminnya, iyakan Rosé." gadis yang dibicarakan mengangguk pasti.

Sang empu menghela nafas berat, "Terserah. Tapi jika terjadi sesuatu jangan salahkan aku." final Lisa sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya yang tertunda.

×××

Sekiranya sudah lima belas menit kelompok itu berjalan tanpa henti. Tujuan awal untuk singgah mereka batalkan karena adanya sekelompok penyamun di tempat itu. Akan sangat bahaya jika mereka tetap nekat kesana sedangkan mereka saja tidak mempunyai senjata yang ampuh untuk menaklukkan lawan.

"Bisakah kita berhenti dulu? Sepertinya aku ingin buang air kecil." kata Namjoon ditengah perjalanan.

"Kau mau membuangnya dimana? tempat ini belum aman bodoh." balas Lisa sengit.

Mata Namjoon menyipit guna menemukan tempat yang pas untuk menunaikan hajatnya. Sedikitnya ia tersenyum kala melihat ada sebuah pohon besar yang tidak jauh dari tempat mereka saat ini.

"Itu pohon besar itu."

Lisa melihatnya, "Baiklah tapi jangan lama-lama awas saja."

"Tidak kok." setelah itu Namjoon segera membawa langkahnya menuju pohon besar yang ia maksud. Ugh rasanya sangat melegakan.

Namun ketika ia hendak berbalik, jantungnya dibuat dag dig dug tidak karuan. Bagaimana tidak? tiba-tiba seorang pemuda berdiri disampingnya dengan sebuah topi petani yang menutupi kepalanya. Ih benar-benar seram.

Nyaris saja Namjoon berteriak sebelum sosok itu membekap mulutnya dengan tangan kanannya. Kemudian disusul topi petani yang ia lepas, sehingga nampaklah wajah familiar yang sedang tersenyum jahil kepadanya.

TREMORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang