5.

465 70 3
                                    

Jaemin melintasi koridor dengan santai setelah berhasil menyelesaikan ujian praktikumnya. Namun kali ini ada yang tidak biasa. Dia tidak ingin terlalu percaya diri, tapi hampir semua orang yang ia lewati menatapnya.

Sesekali dia mendapati beberapa saling berbisik, ia mencoba mengusap wajah, takut-takut ada sesuatu disana meski kenyataannya tidak mengubah apapun. Ia masih menjadi sorotan.

Selang beberapa detik, langkahnya terhenti. Di hadapannya, Yeji menghalangi jalannya, menatap dengan senyuman yang cukup membuat Jaemin yakin keanehan ini ulahnya.

"Menyenangkan, bukan? Menjadi pusat perhatian memang ada sensasi tersendiri, ya?" masih dengan senyumnya, Yeji menatap wajah datar Jaemin.

"Sudah? Permisi"

Jaemin kembali melangkah, menganggap ucapan gadis itu angin lalu sampai Yeji berteriak

"Selamat berjuang, Jaemin!!"

Detik itu perasaan tidak enak menyelimuti dadanya. Ia mempercepat langkah, menyapu pandangannya ke seluruh meja kafetaria, mencari teman-temannya.

"Jeno!"

Yang dipanggil menengok kebingungan melihat wajah Jaemin begitu khawatir, kening Jeno mengerut.

"Kenapa?"

"Kau baik-baik saja?" Ia dibuat semakin bingung saat Jaemin memegang kedua pundaknya sambil mengamati wajahnya. Orang-orang di meja itu pun ikut kebingungan.

"Aku baik-baik saja, daritadi hanya makan dan minum?"

"Syukurlah" terdengar helaan napas Jaemin begitu lega.

"Memangnya Jeno kenapa?" Tanya Seungmin. Jaemin menggelengkan kepala sebagai jawaban.

**

Perasaan lega berhasil membuat Jaemin melupakan kekhawatirannya dalam sesaat. Bahkan sampai dia mengantar Jeno pulang dan tiba di rumahnya sendiri, tak pernah terlintas di benaknya bahwa akan ada sesuatu yang terjadi.

Keesokan pagi, Jaemin bangun dan langsung dibingungkan dengan keramaian notifikasi di ponselnya. Sambil mengumpulkan kesadaran, ia memeriksa sumber kebisingan itu.

Sebuah akun sosial media yang menjadi tempat khusus bagi mahasiswa universitas membahas berbagai berita gosip tidak penting, beberapa jam lalu memposting foto-fotonya dan Jeno. Semua kedekatan mereka ada disana, saat bergandengan tangan, tertawa bersama, jalan berdua, hingga saat Jeno menyuapinya.

Entah siapa yang memata-matai mereka hingga bisa mengambil semua gambar-gambar itu.

Dan di bawah semua foto-foto itu tertulis 'Apakah keduanya benar- benar berkencan?'

Kesabarannya tidak hanya diuji sampai disitu, Jaemin menggenggam erat ponselnya hingga telapak tangannya begitu memerah ketika membaca beberapa komentar di bawah postingan itu. Ia tidak peduli pada ketikan yang menjelekkannya. Tapi semua yang menjelekkan, menjatuhkan dan mengejek Jeno, itu semua menjadi urusannya.

Dengan amarah yang begitu memuncak dilemparkannya benda persegi itu ke sembarang arah dan langsung menuju rumah Jeno.

**

"Kau tidak akan pergi ke kampus hari ini?" Ucap Jaemin pada sosok yang tengah bergemul dalam selimut.

Ia tau, Jeno pasti sudah membaca semua yang ada di postingan itu. Meski beberapa komentar ada yang terlihat mendukung, tapi itu hanya beberapa. Lebih banyak komentar-komentar buruk, terlebih komentar kejam yang menyinggung orientasi seksualnya. Tepat mengenai titik lemah Jeno.

You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang