9

556 99 3
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

"Bekal buat Gojo?" Tanya Shoko saat melihat Nanami yang menaruh sebuah tempat bekal di atas meja kerja Gojo.

Nanami mengangguk kecil dengan senyuman tipis. "Iya"

"Boleh nanya ga sih?"

Nanami terbuyarkan dari lamunan. "Hm, apa itu?"

"Kenapa lo mau repot-repot buatin bekal buat Gojo?"

"Aku ga ngerasa repot kok" jawab Nanami. "Gojo suka sekali makan-makanan manis seperti permen atau kue, dan itu tidak baik untuk dimakan setiap hari"

Shoko mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Namun wajahnya menunjukkan bahwa ia tidak puas dengan jawaban Nanami.

"Apa kamu membenci Gojo?" Tanya Shoko lagi.

Nanami tersentak. "H-hah? Nggak kok. Gojo memang menyebalkan, tapi aku tidak sampai membencinya"

"Kalau begitu..., apa yang kamu suka dari Gojo?"

"Gojo orang yang baik. Dia juga lucu, walau lebih banyak jayusnya sih"

Shoko menghela nafasnya panjang. "Maaf, Nanami. Kami para perempuan ingin sekali membantumu"

"Maksudnya?"

Shoko menunjuk ke arah pintu, meja dan tembok. "Yuki, Mei dan Utahime bersembunyi di balik semua itu"

"HA?" Nanami mengerutkan alisnya bersamaan dengan Yuki, Mei, dan Utahime yang keluar dari persembunyian mereka masing-masing. "Gila! Aku merasa seperti di acara prank program tv"

Ketiga wanita dewasa itu melangkah mendekati Nanami dan Shoko. "Kami gamau maksain perasaan lo. Tapi bisa jelasin ga perasaan lo yang sebenernya ke Gojo? Gue bersumpah, ini hanya diantara para cewek"

Yuki mengangguki ucapan Mei barusan. "Kami cuma mau bantuin Gojo, atau bahkan lu sendiri"

.
.
.

"Gue mau tanya ke elu" Geto membuka percakapan.

Gojo yang sedang membakar slice beef itu mengangguk. "Tanya tinggal tanya"

"Lu beneran suka sama Nanami?"

Dengan cepat Gojo menatap tajam ke arah Geto. Jari telunjuknya ia goyang-goyangkan di depan wajah Geto.

"SALAH!" Tegas Gojo. "Yang benar gue mencintainya"

"Yeeu, gue colok mata lo!"

Gojo terkikik. "Santai bos. Tapi emang bener gue cinta sama dia"

"Trus kenapa ga nyatain aja? Kayak ke mantan lo dulu itu..."

"Naoya?" Geto mengangguk. "Itu jaman kapan anjir. Lagipula pas sama Naoya, bukan gue yang nyatain perasaan"

"Boongan" Pria berambut panjang itu menatap Gojo tidak percaya. "Naoya most wanted sekolah yang nembak lo?"

"Dih ga cayaan. Gue mah dari SMA cintanya sama Nanami. Kenapa gue pacaran sama Naoya? Ya gue terima aja lah, Nanami-nya juga udah punya cowok"

Sumpit yang dipegang Geto digunakan untuk membalikkan daging-daging yang berada di atas panggangan. "Berarti sekarang lo cuma mainin perasaan Nanami aja dong?"

Gojo menyipitkan matanya. "Gue tabok lu mulut lu"

"Ga segampang itu Suguru jablay. Iya kalau Nanami nerima perasaan gue. Kalau ngga? Gue gamau canggung lagi sama dia"

"Feeling gue kuat!" Ucap Geto dengan percaya diri. Gojo menatap sahabatnya ini bingung. "Besok bakal jadi hari beruntung lo buat nembak Nanami"

.
.
.

Koji's note:
Huaaa tydack jelas yha😭
Harusnya di ch sebelumnya ku bilang juga sampai bertemu setelah pts (dan remedialnya) wkwkwk.

Go Nana // AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang