15. Curious.

818 178 43
                                    

Sebelum baca, vote dulu lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen ih.

***
Sudah Minseo tebak jika soalnya tentu saja gak semuanya tentang pelajaran di sekolah, tapi ada juga menggunakan logika.

Jangan lupakan soal dengan jawabannya yang membuat pusing.

Dia bisa melihat beberapa alumni ataupun ada kakak kelasnya yang ikut sama bingungnya seperti dirinya.

Bisa saja dia nanti akan menjadi posisi urutan terakhir siapa yang tau bukan.

Kepalanya menoleh kearah Hanyoung yang malah sibuk memainkan penanya.

"Ini soalnya gak ada yang lebih sulit lagi?" tanya Hanyoung sambil mengumpulkan kertas yang sudah terisi penuh dengan jawabannya.

"Jangan sombong anak kecil, kamu belum tentu berhasil menjawab soal ini," balas salah satu panitia disana membuat Hanyoung tersenyum miring.

"Ah, aku diremehkan," ucapnya sambil kembali ke tempat duduknya.

Dia bisa membaca pikiran semua orang disini yang tampak kebingungan, wajar sih, jawabannya membuat mereka bingung mau milih yang mana.

Minseo melihat kearah kertasnya yang sudah penuh dengan jawaban, namun dia gak seberani Hanyoung untuk segera mengumpulkan kertasnya.

Matanya menoleh kearah Hanyoung yang sedang menatapnya lalu tersenyum.

Minseo segera menoleh kearah lain dengan muka memerah, sialan apa-apaan sih.

"Hei, jangan tebar pesona, Hanyoung," tegur Minyoung yang merasakan adiknya sedang tersenyum kearah Minseo yang jarak duduknya beberapa meter dari mereka.

Minyoung maju ke depan untuk mengumpulkan kertasnya diikuti oleh Minseo yang ikut mengumpulkan karena ada teman.

"Kalian bertiga boleh menunggu diluar, sudah ada bangku untuk menunggu juga."

Hanyoung, Minyoung, dan Minseo langsung segera pergi dari ruangan ini.

"Kakak keren ya bisa mengerjakan soal ini dengan cepat, bahkan sebelum aku selesai mengerjakannya saja kakak sudah duluan selesai," ucap Hanyoung sambil menatap kearah Minseo yang berjalan agak jauh dari dirinya.

Minseo menoleh dengan bingung, Hanyoung itu mengajak ngomong dia atau Minyoung.

Malu sekali jika bukan dirinya yang diajak ngomong tapi dia membalas perkataan Hanyoung.

"Dia berbicara denganmu," ucap Minyoung membuat Minseo mengusap rambutnya pelan.

"Kamu duluan yang mengerjakannya baru aku," balas Minseo namun Hanyoung tidak percaya sama sekali.

Jelas-jelas dia sudah melihat Minseo tidak melakukan apapun sebelum akhirnya dia mengumpulkan kertasnya.

"Aku tidak yakin dengan jawabanku," balas Minyoung sambil memeluk lengan adiknya itu.

"Alasan."

Minseo cuma tersenyum ketika melihat Minyoung yang sedang mencubit pipi Hanyoung dengan kesal.

Pintu aula kembali terbuka dengan banyak orang yang keluar, termasuk orang tua Hanyoung.

Minseo sepertinya memilih untuk pergi saja dari sini, namun ada beberapa orang yang menghampirinya.

"Apakah sangat sulit? Mukamu tampak tidak baik-baik saja," tanya mereka dengan sangat perhatian membuat Minseo bingung.

Ini orang kenapa dah, lagipula perasaan yang suka dengan dirinya gak sebanyak ini deh.

RecklessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang