17. Midnight.

863 171 11
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen.

***
Hanyoung yang gak bisa tidur mencoba untuk keluar dari kamarnya, jalan-jalan di sekitar asrama pada tengah malam kayaknya seru.

Walaupun dia lumayan kaget jika ada hantu yang tiba-tiba muncul tepat di hadapannya, dirinya ataupun keluarganya gak akan pernah terbebas dari hantu ya.

Setelah berhasil mengunci pintu kamarnya dia berjalan menelusuri koridor asramanya yang sunyi.

Tidak ada siapapun lagi disini kecuali dia dan bunyi dari suara langkah kakinya.

Dia akan berjalan sampai lelah, kali saja jika lelah dirinya akan bisa tidur, besok juga weekend jadi gak masalah jika tidur sampai siang sekalipun.

Lalu dia berhenti sambil meletakkan tangannya ke trali yang ada di sebelahnya.

Menoleh kearah gedung sekolahan yang tinggi, tidak terlalu tinggi seperti gedung asramanya ini.

Tapi dia malah melihat gedung sekolahnya jika saat malam terlihat suram sekali ya.

Memang sih jika gedung sekolahan akan terlihat suram dan menyeramkan saat malam, namun ini kelihatan lebih suram saja.

Apalagi jika tau kalau gedung sekolah itu ada banyak sekali kasus pembunuhan yang terjadi dan itu perbuatan dari papanya.

Bukan hanya papanya sih, tapi perbuatan pamannya juga, keluarga yang mengerikan.

Bagi orang yang tau itu mengerikan, jika orang yang tau hanya dari tampilan luar saja akan menganggap jika keluarganya itu definisi dari keluarga sempurna.

Orang tua yang sama-sama bekerja dan sama-sama merupakan seorang CEO, lalu kakak seorang dokter, tinggal dirinya saja yang akan menentukan mau menjadi apa.

Ah tidak, dirinya gak akan bisa menentukan apapun karena pada akhirnya dia yang akan mengambil alih semuanya.

Menjadi seorang bungsu memang harus mengalah dengan anak sulung bukan, walaupun dia gak bisa menyalahkan kakaknya yang mau menjadi dokter itu.

Heran, kenapa suami kakaknya gak mau perusahaan salah satu dari orang tuanya, padahal jika mengambil salah satunya hidupnya dijamin akan aman.

Tapi ya setelah membaca pikiran dari suami kakaknya itu, dia paham bahwa cowok itu gak mau hidup dengan mudah apalagi langsung mendapatkan yang bukan haknya sama sekali.

Selagi mendapatkan pekerjaan yang cocok untuknya, kenapa tidak?

Intinya memakai uang dari gaji hasil kerja keras sendiri lebih terasa nyaman.

Dia masih memperhatikan gedung sekolahnya sebelum akhirnya lampu di koridor padam.

Bukan hanya asramanya sihnya, semuanya juga padam.

Untung dia membawa handphonenya, jadi bakalan bisa membuka flashnya.

Kakinya melangkah untuk kembali berjalan menelusuri koridor asrama dibanding kembali ke kamarnya.

Jika ingat mati lampu, dia teringat dengan cerita kakaknya yang berkata jika papanya akan melakukan hal ini jika sedang mau membunuh seseorang.

Terbukti dia mendengar bisikan menyeramkan dari hantu di sekitarnya, namun ya dia harus terbiasa juga dengan bisikan tersebut.

Ada yang mengumpatinya, ada juga yang mengancamnya, heran mereka mengancam akan membunuhnya, tapi bagaimana caranya coba?

Mau mencoba merasukinya dan membuatnya loncat dari gedung? Sepertinya gak akan semudah itu.

RecklessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang