BA 2

101 18 32
                                    

Jangan lupa tekan bintang dan tinggalkan komentar!

"Naylaaaaa!"
"Naylaaaaa!"
"Naylaaaaa!"
Teriak Mama Seira, yang tak kunjung dapat jawaban dari sang empunya nama.

"Ceklek ceklek ceklek." Suara ganggang pintu yang berusaha dibuka tapi nihil, karena pintu terkunci.

Ya, Nayla memang suka mengunci pintu untuk menghindari siraman dari sang Mama ketika subuh tiba.

"Naylaaaaa!"
"Brak brak brak brak" gedor Mama Seira tiada henti.

Sedangkan dibalik pintu seorang gadis masih berusaha mencerna suara yang melintas di gendang telinganya.

"Hooaam." Nayla berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih seperempat tapi gedoran pintu yang terus menerus dan memanggil namanya tak kunjung berhenti.

"Naylaaaaa!"
"Brak brak brak brak"

"Iya Maaa, iyaaaa. Nay baru selesai mandi." Kilah Nayla yang tak ingin dapat gedoran pintu lagi.

Mama Seira memang gak ada tandingannya kalau soal bangun membangunkan.

Nayla menoleh ke kiri memperhatikan jam digital kotak yang berada diatas nakasnya. 06.38, angka yang terlihat oleh mata Nayla.

"Gila, gila, gilaaaaa. Jadwal bimbingan skripsikan dimajukan Nay, kok lu bisa lupa gini sih. Pake matiin alarm segala tadi malem." Keluh Nayla sambil bangkit dari kasurnya.

Nayla bergegas mandi dan ganti baju kemudian memoleskan make up di wajahnya. Tak lupa ia menambahkan lipstik berwarna nude di bibir tipisnya.

Gadis berbaju abu dengan sepatu putih itu mulai menuruni lantai dua dimana kamarnya berada dengan tergesa-gesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis berbaju abu dengan sepatu putih itu mulai menuruni lantai dua dimana kamarnya berada dengan tergesa-gesa.

Nampak sang Papa, Mama, Kak Rey dan sang istri yang menyelesaikan sarapannya di ruang makan.

"Pagi Pa, Ma, Kak Rey, Kak Ara." Sapa Nayla sambil mencomot roti selai coklat yang udah disiapkan Mamanya.

"Nay berangkat duluan ya." Nayla menyalami semuanya kemudian berlari sambil menyambar kunci mobil yang ada di atas nakas dekat meja makan.

"Gak sarapan dulu kamu?" Tanya Papa Adi.

"Gak keburu Pa, udah telat." Jawab Nayla sedikit teriak karena ia sudah sampai depan.

Papa Adi hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan putri satu-satunya itu.

Nayla, gadis berusia 22 tahun yang sangat suka dengan fashion desainer. Bermula dari sang kakak ipar, Sara Nura Kimananti desainer yang mulai terkenal di tanah air yang menawarkannya untuk menjadi model dalam acara Malang Fashion Movement,  Surabaya Fashion Parade, Fashion District di Bandung hingga Indonesia Fashion Week membuat pandangan gadis itu berubah.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang