BA 5

73 19 8
                                    

Jangan lupa follow, tekan bintang dan tinggalkan komentar.

Dukungan kalian sangat berarti.

Oh iya, kalian tau cerita ini dari mana?
Kasih jawabannya di kolom komentar ya 😉

Happy reading...

____________________________________________

Nayla dan teman-temannya berjalan keluar kelas setelah mata kuliah terakhir, Inovasi keuangan oleh Bu Rita selesai.

"Gilaaaa, seriusan gue gak nyangka banget kalo Lingga menguasai matkulnya Bu Rita, gak sia-sia kita temenan sama Lingga." Terang Serina terkagum-kagum.

"Iya sih, kelakuan sama asal-usul gak ngaruh sama otak ternyata." Timpal Mikha.

"Apa-an sih kalian kok bahas asal-usul segala? Emang kalian tau gimana asal-usulnya Lingga?" Tanya Nayla dengan sedikit kesal.

"Kalian nih apa-an sih malah bahas si biak." Jihan memutar bola matanya jengah.

Mereka Berjalan menuju parkiran sambil gibah. Biasalah, siapa lagi bahan gibahan mereka kalo bukan Lingga anak dari kalangan biasa aja, pegawai cafe yang hanya pakai motor beat tapi mempesona dan cewek-cewek yang mereka anggap bodoh karena ngejar-ngejar Lingga,  juga cewek matre di kampus mereka tapi matrenya gak pintar, serta cewek-cewek sok cantik yang kecentilan.

Bukan Mikha namanya kalau tidak mengagetkan para sahabatnya ketika mereka konsentrasi belajar ataupun gibah.

"Buseeet....."
"Siapa tuh yang duduk di kap mobil? Cakep banget." Mulut Mikha menganga dengan mata melotot sambil tangannya menunjuk seseorang yang berada di parkiran FEB.

Seketika ketiga gadis yang berada di sampingnya memperhatikan seseorang yang sedang memainkan ponselnya duduk di kap mobil.

Nayla mengerjapkan matanya, ia menelan ludahnya kasar. Laki-laki yang berada beberapa meter di depan sana masih belum menyadari kehadirannya.

Nayla yang masih sibuk memikirkan alasan apa untuk menolak ajakan pulang bareng orang yang menjemputnya sudah dikagetkan dengan suara yang memanggil namanya.

"Nay..."
"Nay..."

Dua suara yang hinggap di gendang telinga mengagetkan Nayla secara bersamaan.

Ia menatap kedepan dan seorang yang tengah duduk di kap mobil melambaikan tangannya, kemudian dia menoleh ke samping kanan sebelah dinding yang menutupi parkiran sepeda motor ada seseorang yang menatapnya.

Nayla buru-buru meraih hpnya dan mengirim pesan ke seseorang yang berada beberapa meter di depannya.

Alvino

Me:
Pak, saya gak bisa barengan sama bapak.
Saya bareng Jihan.

Alvino:
Saya gak suka ditolak. Saya sudah nungguin kamu dari tadi.

Me:
Emang siapa yang nyuruh nunggu. Saya juga gak minta dijemput.
Mendingan Bapak pulang deh!

Alvino:
Mau saya yang kesana apa kamu yang kesini?

Me:
Yaudah tunggu. Ada temen yang manggil.

Alvino:
Hmm.


Nayla memasukkan hpnya sambil menatap laki-laki yang duduk di kap mobil beberapa meter di depannya. Nayla kesal dengan ulah Al yang tiba-tiba ada di depan rumahnya dan sekarang tiba-tiba ada di kampusnya.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang