Mistake 6

27 10 0
                                    

Entah hanya perasaan nya saja atau memang begitu kenyataannya hubungannya dengan Juyeon semakin dekat.

Tidak, Sakura tidak mau berspekulasi seperti itu. Karena setiap apa yang di harapkan berlebihan akan menghasilkan sesuatu yang mengecewakan, dan menurutnya pikiran tentang kedekatannya dengan Juyeon itu berlebihan.

Setelah sedikit berdebat dengan Juyeon tempo hari tentang keinginan Sakura untuk merawat mami Juyeon, akhirnya Juyeon mengiyakan dengan syarat dia juga ikut tinggal di rumah orang tuanya.

"Kandungan kamu udah makin besar, nanti kalau ada apa-apa mau minta tolong sama siapa?" Alasan yang Juyeon berikan pada Sakura saat Sakura ngeyel buat merawat mami Juyeon sendirian.

Meskipun itu bukan anaknya, Juyeon merasa punya tanggung jawab buat menjaga keselamatannya. Dia nggak mau nantinya merasa bersalah atau menyesal kalau ada sesuatu yang tidak diinginkan pada bayi Sakura.

Juyeon membantu Sakura membawa barang-barang nya masuk kedalam rumah masa kecilnya. Rumah yang beberapa bulan lalu ia tinggalkan, tidak ada yang berubah sama sekali. Pajangan dan posisi perabotan masih sama dari sejak dia tinggalkan ke apartemen barunya.

"Hallo mas Juyeon... Duh makin hari kok makin tampan aja sih?" Ucap mbak Mia saat membukakan pintu untuk Juyeon dan Sakura.

"Nggak ada kata lain? Tiap aku pulang selalu aja itu pertanyaan nya." Jawab Juyeon dengan nada bercanda.

"Ya habisnya mas Juyeon memang makin tampan tiap kali kesini, mbak Sakura juga." Kali ini sasaran mbak Mia Sakura yang langsung melemparinya dengan tatapan bertanya.

"Juga apa?" Tanya Sakura

"Juga makin Cantik, apasih mbak rahasianya?."

"Rahasia?"

"Iya.. skin carenya apaan?"

"Terus kalau tahu skin care nya sakura mbak Mia mau ikutan pakai? Yakin setelah pakai mukanya bisa secantik Sakura?" Kali ini Juyeon yang menjawab pertanyaan mbak Mia, mewakili Sakura yang dari tadi cuma senyum-senyum.

"He..he..he.. ya nggak juga sih mas, kalau dasarnya Mia dari kecil udah dekil ya dekil aja" jawab mbak Mia sambil cengengesan, sadar kalau mukanya nggak akan berubah hanya karena memakai skin care yang mirip sama Sakura.

"Yaudah syukurin aja mbak pemberian Tuhan nggak ada yang nggak bagus, cuma kita aja yang kurang beruntung." Setelahnya Juyeon tertawa diikutin mbak Mia, lalu Sakura memukul lengan Juyeon sebagai tanda kalau lawakannya sedikit keterlaluan.

Juyeon menatap kearah Sakura dengan mengangkat wajahnya, "kenapa??" Tanyanya.

"Emangnya aku cantik?" Tanya Sakura pada Juyeon.

"Coba aja ngaca, tuh ada kaca besar banget." Jawab Juyeon lalu pergi berlalu dari hadapan Sakura.

Sedangkan Sakura sedang berusaha mengontrol mukanya yang mulai memerah dengan sendirinya.




Juyeon mendatangi mami di kamarnya diikuti dengan Sakura.

"Mi... Juyeon pulang." Ucap Juyeon sambil berjalan mendekati maminya.

"Mami gimana kabarnya? Kata mbak Mia mami nggak mau makan ya? Kenapa mi?? Mami harus banyak makan biar nggak kurus kayak mbak Mia." Canda Juyeon, berharap maminya bisa merespon namun nihil.

Mami Juyeon hanya duduk menatap kosong kedepan.

"Oh ya Mi.. mami inget nggak sama gadis yang nolong mami di rumah sakit waktu mami hampir di tabrak mobil?"

Juyeon menatap Sakura dan menyuruhnya untuk mendekat kearahnya.

"Namanya Sakura Mi, mulai besok Sakura yang akan merawat mami. Coba lihat wajahnya, pasti mami inget deh." Mami melirik kearah Sakura, lalu dia mulai menangis.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang