Mistake 7

59 9 2
                                    

Juyeon melirik ponselnya untuk kesekian kalinya, nomor asing terus menghubunginya sejak tadi pagi.
Setelah rapat selesai, ia segera menuju ruangannya dan mencoba untuk menghubungi nomor yang terus meneleponnya.

"Halo?" Sapa Juyeon saat panggilannya tersambung dan orang di seberang telepon itu hanya diam.

"Maaf kalau anda tidak ada urusan penting dengan saya, berhenti menelpon saya karena saya sedang sibuk." Setelah itu Juyeon mematikan sambungannya.

Akhir-akhir ini dia sering di telpon oleh nomor-nomor asing, dia tidak penasaran karena jaman sekarang banyak penipuan via telepon seluler atau telepon dari seseorang yang ingin menawarkan asuransi. Hanya saja telepon-telepon itu mengganggu kegiatannya, seperti pagi ini saat dia sedang rapat penting.

"Siapa yang telepon??" Tanya Kevin sambil masuk ke ruangan Juyeon tanpa permisi terlebih dahulu.

"Kayaknya orang iseng." Jelas Juyeon yang merebahkan tubuhnya di sofa.

Kevin mengangguk dan ikut duduk di sofa sebelahnya, "Jadi makan malam keluarga bareng pak Suho lu?"

Mendengar pertanyaan Kevin, Juyeon bangkit dari posisi rebahannya. "Makan malam yang mana maksudnya?"

"Tempo hari pas kita di luar kota, pak Suho ngajak elu sama istri elu kan buat makan malam."

"Ouh.. yang itu, jadi. Emang kenapa lu nanya begituan?"

Kevin mengubah posisi duduknya dengan sedikit mencondongkan badannya, "harusnya orang yang elu kenalin sama keluarga elu bukan cewek itu, tapi Eunseo."

"Bukan gue yang ngenalin dia, tapi keadaan. Ya masak gue nikahin dia keluarga gue nggak ada yang tahu."

"Ya itu salah elu kenapa mau nikahin dia, itu bukan bayi elu kan? Atau jangan-jangan elu ikut patungan?"

Juyeon melempar bantal kursi kearah Kevin dan berhasil mengenai mukanya. "Gue serius Juy, elu beneran nggak ada nyumbang sperma kan ke dia."

"Gimana caranya hah? Gue kenal dia aja nggak."

"Ya terus kenapa lu mau bege?? Sumpah ya orang baik sama orang bodoh tuh beda tipis."

"Vin, kan gue udah jelasin sebelumnya. Masalah dia pernah nolongin mami kan. Terus sekarang elu mau minta penjelasan apa lagi? Udah gue ceritain semuanya tanpa ada gue kurangin atau gue tambahin."

"Iya gue tahu, gue juga udah paham dan inget kronologi nya. Terus kalau misal suatu saat Eunseo pulang, lu mau ngomong apa?"

Seketika Juyeon terdiam, selama ini ia tidak pernah memikirkan hal seperti itu. Entah kenapa hatinya yakin kalau Eunseo tidak akan kembali padanya.

Tanpa alasan dia pergi begitu saja, tanpa kabar dia ngilang. Eunseo menghilang dari pikiran Juyeon untuk sesaat, sampai Kevin kembali mengingatkan nya hari ini.

"Eunseo nggak akan kembali." Jawab Juyeon lirih

"Tau dari mana elu?"

"Feeling aja."

Kevin tertawa miring seakan mencemooh jawaban Juyeon barusan, "Baru kali ini lu punya firasat jelek tentang dia, dulu lu selalu berpikir positif dan setia nungguin dia pulang. Sekarang??"

"Gue nungguin dia Vin, sampai detik ini. Tapi masalahnya dia nggak pernah ngasih gue kabar. Trus gue harus gimana? Menunggu sesuatu yang nggak pernah ngasih gue kepastian?"

"Kalau emang alasannya itu gue bisa terima Juy, gue bakalan bantuin elu buat ketemu Eunseo lagi. Kalau lu emang masih punya kemauan buat ketemu dia."

"Nggak perlu, kalau dia emang masih punya perasaan yang sama harusnya dia nggak ngilang."

"Kalau dia punya alasan buat itu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang