3.

36 6 0
                                    

Pagi ini Sania sekolah dengan wajah lesunya, dan kantung mata yang hitam.

Jam sudah menunjukkan pukul 10.59 itu tandanya bel istirahat akan berbunyi sebentar lagi

"San kita ke kantin yu." Ajak Fanya sambil menarik tangan Sania

"Kayanya gue mau dikelas aja deh fan soalnya lagi sedikit gaenak badan hehe." Tolak Sania hati-hati karna tidak enak menolak ajakkan Fanya.

"Yaudah deh iya lo mau nitip apa? Biar nanti gue juga makan disini aja dibungkus. Sekalian juga gue bawain obat ya?" Ucap Fanya

"Ngga usah fan gue gapapa ko, lo aja ke kantin gue dikelas aja pengen istirahat doang hehe."

"Yaudah deh kalo gitu bener ya lo gapapa gue kekantin dulu ya." Fanya pun pergi kekantin seorang diri

Sania menaruh kedua tangannya di atas meja dan menenggelamkan wajahnya dilipattan tangannya. Dari kejauhan samar-samar Sania mendengar nama nya disebut oleh si pembuat Onar Siapa lagi kalo bukan Clara and The Gank.

Samar-samar suara itu semakin mendekat, Sani memejamkan Matanya kuat-kuat ia sudah yakin pasti dia akan di bully lagi oleh mereka

"Heh!!" Ucap Clara sambil menggebrak meja Sania

Sania masih diam saja.

"Tuli lo?" ucap Clara lagi.

Sania mendongkak kan kepala nya yang pertama dia lihat adalah mata melotot milik Clara.

"Kalo dipanggil itu nyaut bego! Bukan malah diem! Dasar gapunya orang tua ya makanya sikapnya kek ginii cihh!" Ujar Clara santai sambil meludah ke lantai.

Deg. Hati Sania bergemuruh mendengar Clara mengatai nya bahwa Sania tidak memiliki orang tau.

Sabar Sania Sabar, dia cuman Mancing kamu doang Batin Sania menguatkan dirinya.

"Lo tuhh bener ya! Dasar cewe cupu!"

"Gue punya orang tua clara, lo jangan pernah ngomong sembarangan kaya gitu." Ucap Sania sedikit bergetar dan menekan setiap katanya.

"Masa sih lo punya orang tua? Keliattan nya aja lo kaya gapunya orang tua, secara lo kaya anak yang ga ke urus hahaha malah kaya anak buangan tau ga?!" Ujar Clara sambil menarik rambut Sania.

"Gue punya orang tua." Lirih Sania dengan mata yang berkaca - kaca sambil tersenyum hambar.

"Ohh jadi kelemahan lo disini? Kenapa mau nangis gitu lo? Haha berarti bener dongg ucapan gue? Bahwa lo gapunya orang tua? Oh atau punya tapi dibuang dan ga dianggap? Secara lo ini jelekk malu kali orang tua nya punya anak kaya lo Hahaha." Ucap Clara sambil tersenyum miring

"Aduhh kasian, gimana rasanya dibuang sama orang tua lo? Haha." Ucap salah satu Antek Clara bernama Gina.

Masi ingat kan Gina? Temannya Clara.

"Gue punyaa orang tua dan gue ga dibuang sama orang tua gue." Ucap Sania dan berlari keluar dari kelas.

Sania berhenti disebuah Gudang tua yang sudah tidak terpakai, gudang ini kosong tidak ada isinya. Tidak ada yang berani kesini, karna tempatnya menyeramkan sepi dan sunyi.

Sania bersandar pada tembok gudang itu lalu menangis sejadi jadinya, Sania mengeluarkan Cutter dari sakunya.

Srettt

Sania menggores lengan kiri nya dengan cutter itu sedetik kemudian darah muncul dari lengan sania.

"Apa bener kata clara? Gu-ue ga dianggap sama mamah? T-tapi kenapa?" guman Sania sambil menutup wajahnya dengan tangannya.

Fraught with Fragility ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang