Part 1. Kematian Ketua Geng

36 10 8
                                    

"Ketua geng The Guardian ditemukan tewas di kursi taman rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketua geng The Guardian ditemukan tewas di kursi taman rumahnya. Tidak ada tanda-tanda pembunuhan yang ditemukan di rumah, ataupun tubuh korban. Polisi yang bertugas melakukan uji forensik terhadap jenazah untuk mengetahui penyebab kematiannya."

     Seluruh stasiun televisi memberitakan kabar kematian Wira Parsi, ayah Charan Parsi. Pemuda itu menemukan ayahnya yang tak lagi bernapas, terduduk di kursi taman. Charan begitu terluka dengan kepergian ayahnya yang tiba-tiba.

     Rahangnya mengeras. Ingin sekali ia membanting televisi yang tak habis-habisnya menberitakan tentang kematian sang ayah. Ia menyibak rambut ke belakang. Sedari tadi, ia hanya duduk di tangga pintu masuk. Tanda police line yang berayun-ayun diterpa angin, membuat pikirannya semakin kacau.

     Sayup-sayup, Charan mendengar percakapan monolog temannya yang mengatakan jika ia tidak bisa menghubungi Mia, adiknya. Bocah perempuan itu selalu membuat Charan kerepotan. Ia juga membenci adiknya itu karena tak pernah menuruti apa yang ia katakan.

     Charan sudah bilang untuk tidak pergi liburan bersama teman-temannya di musim hujan seperti ini, tetapi tetap saja gadis itu keras kepala dan pergi tanpa meminta izin darinya.

     Toh, Mia juga bukan ....

     "Charan." Tepukan tangan seseorang di pundak Charan membuyarkan lamunannya.

     "Mia tidak bisa dihubungi. Memangnya dia ke mana, sih?" tanya Arsen, satu-satunya teman sebaya Charan di geng The Guardian.

     Charan mengembuskan napas jemu. "Dia lagi liburan, puas?" tutur Charan tanpa menatap Arsen.

     Entah kenapa, Arsen merasa tak enak hati. "Sama siapa?" tanya pemuda itu memastikan.

     Tubuh Charan berbalik, kini mereka berhadap-hadapan. "Sama adikmu. Udahlah, aku tau kalau kamu rindu sama Mia, pacar kamu itu!" seru Charan.

     Arsen terkesiap, alisnya bertaut. Raut khawatir begitu kentara di wajah tampan dengan mata yang tajam bagaikan elang itu.

     "Sama adik aku? Tapi adik aku ... dia lagi ikut bimbel, Char," ungkap Arsen.

     Ucapan Arsen yang mengejutkan itu membuat Charan membuka mulut karena tercengang, mendengar fakta yang baru saja diungkap Arsen.

     "Jadi, dia di mana?" tanya Charan bingung.

     Perasaan kalut menyelimuti lubuk hatinya. Entah kenapa rasa itu mucul begitu saja. Berita kematian ayahnya sudah membuat Charan sesak, sekarang adiknya malah menghilang. Apalagi ia harus menerima kebenaran jika adiknya berbohong. Entah apa yang ada di kepala gadis remaja itu.

     "Jadi, apa yang harus kita lakuin, Charan?" tanya Arsen frustrasi.

     Arsen terus mengomel, membuat telinga Charan semakin panas.

CHARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang